Share

Bab 169 : Merelakannya

Auteur: NACL
last update Dernière mise à jour: 2025-05-31 22:24:29
“Papi!” seru anak-anak yang baru saja keluar dari sekolah. Mereka saling berebut menghambur memeluk Barra di samping Audi putihnya.

Boy dan Cleo diikuti oleh Yasmin. Wanita itu mendapat jatah libur hari ini. Dia menggunakannya untuk menjemput anak-anak di sekolah bersama Barra. Keduanya sangat antusias karena ayah dan ibunya membersamai.

Tatapan hangat terpancar dari Yasmin yang mengamati bagaimana Barra kesulitan menggendong kedua anaknya. Ketika berhasil, mereka langsung mencium pipi Barra penuh sayang.

“Cleo sayang Papi.”

“Aku juga sayang Papi, tapi lebih sayang Bunda,” sahut Boy yang tidak mau mengalah. “Sini Bunda.” Anak itu melambaikan tangan.

Yasmin mendekat dan memeluk keempatnya, lalu menggesekkan hidungnya di pipi lembut Boy.

“Kita makan es krim, yuk. Bunda dari kemarin mau makan es strawberry tapi belum kesampaian,” akunya.

“Ayo, Bunda. Cleo juga mau.” Jemari mungil Cleo menggenggam tangan Yasmin.

Sementara Barra sesekali menatap ke kejauhan. Pria itu mengedipkan matanya per
NACL

Semoga Bram enggak jahat-jahat lagi ya T.T Selamat malam minggu Teman-Teman ^^

| 4
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
ReinaMax
bisa lebih dari 1 ndA?
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 171 : Selalu Bersama

    Sambil memegang kertas hasil pemeriksaan dari rumah sakit, Yasmin melangkah mantap ke dalam rumah. Namun, langkah mantap itu tak seiring dengan debar jantungnya yang makin sulit terkendali. Ada keinginan untuk langsung menunjukkan hasilnya. Hanya saja entah kenapa, Yasmin merasa belum waktunya.Dari ruang tamu, dia melihat suaminya masih sibuk bekerja dan menelepon. Yasmin mengurungkan niatnya untuk mendekati Barra. Dia memilih berbalik, bergegas mandi, dan menemui kedua anaknya yang terlelap dalam damai. Yasmin mengecup mereka satu per satu, dadanya terasa sesak oleh rasa syukur dan kecemasan yang datang bersamaan.Baru saja keluar dari kamar Boy, Yasmin nyaris terpekik karena Barra tiba-tiba muncul dan mengejutkannya."Makan nasi goreng, yuk. Mau?""Mas lapar? Belum makan?" selidik Yasmin, agak geli dengan ekspresi Barra yang begitu bersemangat. Seolah-olah belum makan."Sudah. Tapi tiba-tiba mau makan nasi goreng sama kamu. Ayo." Barra langsung menarik tangan Yasmin menuju garasi.

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 170 : Tidak Wajar

    Barra, Boy, dan Cleo melongo melihat Yasmin sudah menghabiskan dua kotak es krim dalam waktu sepuluh menit.“Bunda?” panggil dua bocah seakan menyadarkan Yasmin yang terlalu lahap. Wanita itu langsung menjatuhkan sendok es dari tangannya. Dia hendak menyeka noda di bibir tipisnya, tetapi Barra lebih dulu melakukannya. Pria itu tersenyum.“Masing-masing punya satu, tidak ada yang merebut punyamu,” goda pria itu sambil meraih satu sendok es dari kotak ketiga yang dipesan Yasmin tadi.“Mas!”Yasmin menarik kotaknya cepat. Tidak terima jika Barra menyentuhnya sedikit pun. Entah kenapa, es krim ini terasa seperti penghiburan. Manisnya menenangkan, dinginnya membuat pikiran jeda sejenak dari tumpukan stres koas yang makin hari menyita tenaga. Apalagi akhir-akhir ini, tubuhnya terasa aneh—mudah lelah, emosinya tak stabil, dan kalau sudah lapar, rasanya mau menangis.Kedai es ini belakangan viral di media sosial dan ramai diperbincangkan di kalangan staf rumah sakit. Rasanya yang segar dari

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 169 : Merelakannya

    “Papi!” seru anak-anak yang baru saja keluar dari sekolah. Mereka saling berebut menghambur memeluk Barra di samping Audi putihnya.Boy dan Cleo diikuti oleh Yasmin. Wanita itu mendapat jatah libur hari ini. Dia menggunakannya untuk menjemput anak-anak di sekolah bersama Barra. Keduanya sangat antusias karena ayah dan ibunya membersamai.Tatapan hangat terpancar dari Yasmin yang mengamati bagaimana Barra kesulitan menggendong kedua anaknya. Ketika berhasil, mereka langsung mencium pipi Barra penuh sayang.“Cleo sayang Papi.”“Aku juga sayang Papi, tapi lebih sayang Bunda,” sahut Boy yang tidak mau mengalah. “Sini Bunda.” Anak itu melambaikan tangan.Yasmin mendekat dan memeluk keempatnya, lalu menggesekkan hidungnya di pipi lembut Boy.“Kita makan es krim, yuk. Bunda dari kemarin mau makan es strawberry tapi belum kesampaian,” akunya.“Ayo, Bunda. Cleo juga mau.” Jemari mungil Cleo menggenggam tangan Yasmin.Sementara Barra sesekali menatap ke kejauhan. Pria itu mengedipkan matanya per

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 168 : Kesempatan

    “Mas Bram?” Suara Yasmin tertahan. Tubuhnya membeku melihat sang mantan yang tiba-tiba mendekat. Refleks, dia melangkah mundur, tapi Bram lebih cepat. Tangannya menahan lengan Yasmin sebelum dia sempat berlari.“Tolong, jangan pergi!” pinta Bram, suaranya meninggi. “Yasmin, beri aku kesempatan.”Yasmin tertawa sinis. “Kesempatan?” Dia menoleh ke arah satpam dan memberi isyarat agar pria itu dijauhkan darinya.Akan tetapi, Bram memberontak. Gerakannya liar, seperti orang kesetanan. Dia mengejar Yasmin yang kini berlari lebih cepat, langkahnya terhuyung karena panik menuju kamar Boy.“Pergi, Mas! Jangan ganggu aku lagi!” Yasmin mengibaskan tangannya, mencoba melepaskan diri dari bayangan masa lalu.“Aku cuma ingin ketemu Cleo. Anakku,” lirih Bram, langkahnya terhenti. Suaranya begitu pelan di tengah lorong panjang. Tatapannya sendu, memandang punggung mantan istri yang telah menjauh.Dalam benaknya, berputar kembali kenangan tujuh tahun lalu—saat pertama kali melihat Yasmin. Gadis desa

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 167 : Kangen

    “Ke Avana Residence!” Barra mengetatkan rahang ketika mengatakannya. Bukan tanpa sebab, itu semua karena dia baru saja melihat rekaman video pada layar telepon genggamnya. Padahal itu hanya rekaman biasa, berisi kekompakan Yasmin bersama Boy dan Cleo yang antusias memilah pakaian. Barra juga terkekeh karena anak-anaknya sudah memiliki pendapat sendiri. Namun, semua pandangan hangat itu sirna seiring dengan kedatangan Tamara yang mendekati Yasmin. Barra tahu, saat di meja kasir, sudah pasti Tamara Lee menghasut Yasmin. Mengingat hubungan mereka yang tidak baik sejak dulu. Kini, Bahtiar melambatkan laju mobil setelah mendengar perintah atasannya. Dia melirik Barra melalui kaca spion. Seolah bertanya ulang tanpa suara. “Sekarang!” titah pengacara itu, suaranya menggelegar dalam kabin. Hampir saja Bahtiar terlonjak, beruntung dia sudah terbiasa dimarahi oleh atasannya ini. SUV hitam itu pun melaju dengan cepat menuju perumahan mewah yang dihuni oleh para eksekutif muda dan para pejaba

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 166 : Istri Sahnya

    “Enak, Mas, duduk di samping perempuan cantik?” konfrontasi Yasmin. Meskipun sebal, dia menahannya, apalagi saat ini sedang membantu Barra melepas dasi. Mana mungkin dia mendengarkan bisikan setan di telinganya untuk menarik dasi itu.Sudut bibir Barra melengkung ke atas dan mengangguk sekali. Pria itu menatap lekat-lekat wajah manis tepat di bawah dagunya. Tangan kekarnya melingkari pinggul Yasmin dan membawanya dengan rapat hingga menempel. Namun, dia tidak tahu apa sesungguhnya maksud ucapan manis nan beracun sang istri itu.“Oh, pantas betah.” Yasmin membalas senyuman Barra seolah tidak terjadi sesuatu.Ketika Barra merunduk dan hampir menyentuh bibir mungilnya, Yasmin menghindar. Dia memundurkan tubuh lantas melepas tangan sang suami dari pinggulnya. Dengan cekatan, Yasmin juga masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya tepat di depan hidung mancung Barra.“Sayang!” pekik pria itu.Barra melirik ke arah pintu. Untunglah tertutup. Kalau ada yang melihatnya ditolak seperti ini, mau d

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status