Share

177. Jangan Pejamkan Matamu

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2025-05-01 16:00:51

“Aku akan membawamu masuk,” ucap Morgan sambil membetulkan posisi gendongannya pada tubuh Sydney yang nyaris tidak sadarkan diri.

Pria itu melangkah dengan tenang dan percaya diri saat menapaki anak tangga menuju pintu utama rumah. Ken mengikutinya dari belakang sambil menatap awas memindai sekeliling.

Setiap anak buah Morgan yang mereka lewati langsung menundukkan kepala memberi salam. Tubuh-tubuh kekar bersenjata itu berdiri sigap di tiap sudut, tetapi tunduk penuh hormat pada Morgan.

Morgan membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Interiornya mewah dengan nuansa gelap dan maskulin. Lampu gantung bergaya industrial menjuntai dari langit-langit tinggi, menyorot jalur yang dia lewati.

Morgan terus berjalan sampai berhenti di depan sebuah pintu kayu gelap di lantai dua. Dibukanya pintu itu dengan bahu, lalu perlahan membaringkan Sydney ke atas ranjang berlapis linen abu-abu halus.

“Kamu harus diobati dulu. Oke?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   178. Apakah Sakit?

    “Ya, aku yang memberikannya,” jawab Morgan tanpa ragu. Sydney menarik napas dalam. Dadanya naik turun tidak stabil, antara syok dan marah. Walaupun Zahlee Entertainment bukan lagi milik Sydney, perusahaan hiburan itu tetap berarti di hatinya. “Kau gila,” maki Sydney pelan, bahkan terlalu lembut. Anehnya Sydney tidak terbata-bata saat mengucapkan makian itu. Morgan tidak tersinggung. Dia terlihat tetap tenang. Pria itu justru merapikan selimut di dada Sydney saat melihat kulitnya meremang kedinginan. “Mungkin. Tapi aku juga realistis. Dunia ini tidak bisa dimenangkan dengan idealisme, Darling. Apalagi jika kau ingin menjatuhkan orang-orang seperti Vienna dan Lucas,” sahut Morgan sambil tersenyum tipis. “Jadi … semua ini … termasuk Zahlee Entertainment … semua bagian dari rencanamu?” desis Sydney kembali terbata-bata sambil menyipitkan mata. Morgan mengangguk. “Mulai

    Last Updated : 2025-05-01
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   179. Posisiku Juga Sulit

    Keesokan harinya. Gelas air putih di tangan Vienna bergetar hebat. Tatapan wanita itu menyala penuh amarah. Lucas duduk di seberangnya. Pria itu mengenakan setelan jas lengkap. Bukan lagi seragam narapidana yang membungkus tubuhnya. Byar! Tanpa peringatan, Vienna menyiramkan isi gelas itu ke wajah Lucas. Cipratan air mengenai dagu, leher, dan sebagian dadanya. “Bajingan!” teriak Vienna, suaranya menggema di ruang kunjungan bersekat kaca itu. Lucas tersentak. Tubuhnya mundur satu inci, tetapi sudah sangat terlambat untuk menghindar. “Vienna!” bentak Lucas marah. Namun, Vienna tidak gentar. Wanita itu bangkit berdiri dengan kedua tangan mengepal. “Kenapa kau bisa bebas, sementara aku masih di sini, hah?! Kau mau meninggalkanku, Lucas?!” teriak Vienna lagi dengan mata memerah. Dia tidak tahu lagi bagaimana caranya menahan rasa dikhianati

    Last Updated : 2025-05-01
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   180. Apa Suaraku Aneh?

    Sydney dan Morgan tiba di mansion Ravenfell saat jam makan siang, disambut oleh si kembar serta pelayan dan para anak buah. “Mami!” Teriakan kembar identik itu menggema begitu Morgan dan Sydney menginjakkan kaki di halaman depan. Jade ada dalam gendongan Celia, sementara Jane bersama Miran. “Mami!” seru mereka lagi sambil mengangkat tangan ke udara, berebut untuk digendong. Sydney terkejut setengah mati. Bahkan napasnya tertahan sesaat melihat antusias si kembar yang melonjak begitu melihatnya. Wanita itu baru saja merentangkan tangan untuk menyambut mereka, tetapi Morgan sudah lebih dulu bergerak. “Papi!” seru Jade, tidak terima Morgan menggendongnya. Bayi laki-laki itu mencubit kecil pipi ayahnya sambil merengut. Morgan tertawa geli sambil mengangkat Jane dan Jade secara bergantian ke dalam pelukannya. “Mami kalian masih butuh istirahat. Biar Papi yang menggendong dulu,” ujar Morgan sambil menenangkan mereka. Sydney tertawa pelan melihat adegan itu. Namun, tawa itu cukup k

    Last Updated : 2025-05-02
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   181. Jatuh Cinta pada Penipu

    “Dan mereka akan langsung pergi ke luar negeri selama beberapa bulan, untuk meredakan media yang masih menyoroti kasus mereka,” tambah Morgan sambil mendengkus pelan. Sydney menghela napas panjang. Udara di ruangan itu mendadak terasa lebih panas, atau mungkin itu hanya pikiran Sydney yang penuh pertanyaan. “Jadi,” sahut Sydney sambil menatap Morgan. “Apa rencana selanjutnya?” Rencana pembebasan Vienna dan Lucas sudah diketahui oleh Sydney. Selama beberapa minggu kedua pasangan itu dikabarkan terus bertengkar, bahkan teriakan mereka sangat mengganggu penghuni sel. Sydney tahu itu dari Morgan. Kini setelah Sydney mengenal Morgan secara utuh, pria itu tidak menutupi apa pun lagi darinya. Morgan akhirnya melangkah masuk dan mendekat. Dia duduk di sebelah Sydney, lalu menoleh. “Kau ingat tentang pertanyaanmu beberapa waktu lalu, mengapa dan di mana aku bisa bertemu dengan Bella sampai Ghina melihatnya?” tanya Morgan perlahan.

    Last Updated : 2025-05-02
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   182. Tuan Penipu Tampan

    “Lain kali, jika ingin pergi jangan mendadak seperti ini,” tukas Sydney sedikit kesal sambil menuruni anak tangga teras mansion. Morgan yang tengah bersandar di mobil hitam mengilap itu langsung mendongak. Tatapan matanya membeku sejenak, terpaku pada sosok wanita yang berjalan mendekat. Rambut Sydney dibiarkan tergerai rapi, sebagian tersampir ke bahu, sebagian lain mengikuti gerak langkah anggun pemiliknya. Blazer putih yang membingkai tubuhnya dipadukan dengan rok mini berwarna senada, menghadirkan kesan elegan sekaligus memikat. Riasan wanita itu tampak segar dan tidak berlebihan. Hanya sentuhan lipstik nude dan sedikit shimmer di kelopak mata. Morgan tersenyum, menyambut wanita itu dengan tangan terulur. “Maafkan aku, Darling. Kau cantik sekali!” puji Sydney sambil menggenggam tangan wanita itu. Sydney sempat memasang raut kesal, tetapi senyum Morgan yang tulus membuat perasaan itu melebur begitu saja. Dia ikut ters

    Last Updated : 2025-05-02
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   183. Kehilangan Kendali

    “Aku tidak bisa bernapas. Serius, Morgan … kau itu seperti berusaha menanamkan dirimu ke dalam paru-paruku,” keluh Sydney terdengar menggemaskan di telinga Morgan. “Aku menanamkan diriku ke tempat lain di tubuhmu,” sahut Morgan sambil mengangkat tubuhnya dari tubuh Sydney. Sydney menepuk pelan dada pria itu sambil terengah. Rambut Sydney menjadi kusut dan bibirnya masih sedikit bengkak. Morgan tertawa pendek, lalu merapikan kancing bajunya sebelum membuka pintu mobil. “Maafkan aku, kau yang membuatku kehilangan kendali,” tambah Morgan santai. Lalu pria itu melingkarkan lengannya di bahu Sydney saat mereka keluar dari mobil hitam mengilap itu. Langit di atas Zahlee Entertainment tampak cerah, tetapi pipi Sydney justru terasa panas. Belum sempat Sydney melangkah masuk ke gedung, Morgan meraih pergelangan tangannya. “Orang akan segera tahu aku menciummu dengan brutal, jika kita tidak membersihkan ini,” ujar Morgan sambil mengelap bibir bawah Sydney yang terkena noda lipstik. Syd

    Last Updated : 2025-05-03
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   184. Yang Sering Tidak Disadari

    Morgan memasangkan cincin berlian itu ke jari manis Sydney yang lentik. Seketika, dunia terasa berhenti berputar bagi Sydney. Detak jantungnya sudah tidak terkontrol lagi “Aku belum memberikan jawaban,” ujar Sydney sambil mengangkat kedua alisnya. Morgan bangkit berdiri dan menatap lekat-lekat wajah Sydney. "Apa kau akan menolakku?" tanya Morgan sambil mendekatkan wajahnya. Sydney mengalihkan pandangan sebentar, lalu kembali menatap pria itu. Wanita itu perlahan tersenyum malu-malu, seperti seorang gadis yang baru pertama kali jatuh cinta. “Tentu tidak,” bisik Sydney pelan. Morgan membalas senyum itu. Dia melingkar tangannya di pinggang Sydney, lalu bibirnya menemukan bibir wanita itu. Sydney memejamkan mata, membiarkan dirinya larut dalam ciuman Morgan yang membawa rasa tenang sekaligus berdebar hebat itu. Sydney tidak pernah menyangka akan sampai d

    Last Updated : 2025-05-03
  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   185. Ketakutanmu Tidak Masuk Akal

    Beberapa bulan kemudian. “Kau menaruh garam sebanyak itu ke dalam adonan pancake?” tanya Vienna curiga sambil menatap Lucas yang tengah memutar spatula dengan panik di dapur kecil apartemen mereka. “Astaga, tidak, Vienna,” sahut Lucas setengah kesal sambil meraih madu di rak atas. “Itu gula. Kau pikir aku sebodoh itu?” Vienna tidak menjawab. Dia hanya mendecak pelan dan kembali menatap kuku barunya yang berkilau, hasil dari kunjungan ke salon kemarin. Perut wanita itu sudah besar, usia kehamilan delapan bulan membuat setiap gerakannya jadi terbatas. Dia harus berkonsentrasi penuh hanya untuk duduk di kursi. Lucas menyusun dua piring pancake di atas nampan, lengkap dengan potongan pisang dan segelas susu hangat. Dia menghampiri Vienna lalu meletakkan salah satu piring di hadapan wanita itu. “Kita akan segera pulang ke Highvale,” ucap Lucas tanpa basa-basi sambil duduk di hadapan Vienna.

    Last Updated : 2025-05-03

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   191. Bukan Sifatku

    “Cih. Jangan bilang itu suara AI lagi,” desis Vienna sinis, meski suaranya mulai gemetar. Morgan melangkah maju tanpa berkata sepatah kata pun. Sepatu kulitnya bergema pelan menyusuri lantai ruang rapat yang mendadak hening. Tidak satu pun berani bersuara saat pria itu berdiri tepat di samping Sydney, lalu mengulurkan tangan. “Mari, Darling,” ucap Morgan penuh kasih. Sydney menatap Morgan sejenak. Dengan anggun, dia menyambut uluran tangan itu dan berdiri. Morgan tidak melepas genggamannya saat mengantar wanita itu ke kursi utama—kursi kosong yang sejak awal rapat menjadi simbol kejatuhan Vienna. Kursi paling tengah, tempat seorang CEO duduk di ruang rapat. Sydney duduk perlahan. Dia membetulkan setelan semi-formalnya. Lalu, wanita itu mengangkat kepala dan menatap satu per satu wajah yang memandangnya. “Kau sudah lihat sendiri bagaimana caraku menggunakan AI saat acara makan malam keluarga,” kata Sydney sambil menyapu pandang ke arah Vienna dan Lucas. “Seharusnya sebagai pem

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   190. Terlalu Memanjakannya

    Rapat dimulai kembali setengah jam setelah Vienna digiring keluar sebelumnya karena mengeluh sakit perut. Karena usia kandungannya sudah besar, Vienna mulai merasakan kontraksi palsu walaupun masih sangat jarang terasa. Kali ini, kursi CEO yang biasanya diduduki Vienna dibiarkan kosong. Tidak ada yang menempatinya, seolah membenarkan bahwa posisi wanita itu tengah terancam. Vienna duduk di kursi samping Lucas, tidak jauh dari tengah, tetapi jelas bukan posisi pemimpin. Meski begitu, wanita itu tetap duduk dengan dagu terangkat angkuh. “Wanita bisu sepertinya ingin menjadi CEO?!” desis Vienna setengah berbisik, cukup keras untuk didengar Lucas yang duduk di sampingnya. Lucas melirik Sydney yang duduk anggun beberapa kursi di depan mereka, lalu mencondongkan tubuh ke arah Vienna dan membalas dengan licik, “Kita bisa menggunakan kelemahannya itu untuk mencari dukungan. Aku sudah mengundang beberapa Dewan Direksi yang berpihak pada kita.” Vienna mengerling ke arah pintu rapat yang k

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   189. Perutku Sakit!

    “Bodoh! Pemegang saham terbesar itu Tuan Morgan, bukan si bisu!” bentak Vienna tiba-tiba, membuat seluruh ruangan terdiam. Beberapa Direktur menegang di kursinya, kaget mendengar kemarahan Vienna yang akhirnya meledak. Tidak ada lagi kesopanan semu atau senyum palsu. Vienna sudah tidak bisa berpura-pura bersikap lembut di depan Morgan. Dulu dia takut dan terlalu khawatir akan dipandang buruk oleh Morgan. Namun, sekarang sudah tidak ada yang perlu ditutupi lagi karena Morgan terus mengabaikan dirinya dan Lucas. Rahang Vienna mengeras. Matanya menyala penuh amarah saat menatap Sydney yang duduk tenang di samping Morgan. “Aku baru saja membaca laporan pemegang saham yang dikirimkan oleh sekretarisku saat perjalanan ke sini!” tambah Vienna sambil melipat tangan di depan dada. Sydney hanya menggeleng pelan. Wanita itu memijat batang hidungnya, bukan karena tersinggung, tetapi karena terlalu lelah menghadapi drama murahan sepupunya. “Nyonya Vienna membaca laporan pemegang saham tangg

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   188. Wanita Frustasi yang Tidak Tahu Sopan Santun

    Sydney memiringkan kepala dan melipat tangan di depan dada, tampak tidak terlalu terganggu dengan sikap Vienna. Lagipula, dia bisa mempercayai Morgan. “Kesalahan?” ulang Morgan sambil menyipitkan mata. Vienna yang kini berdiri di sisi Morgan, menatap pria itu dengan percaya diri. “Pemegang saham terbesar adalah Anda, dan saya sebagai CEO serta pemegang saham terbesar kedua, lebih pantas mengikuti rapat dengan para Direktur. Nona Sydney bukan siapa-siapa, dan jika bicara profesionalisme, Anda tidak boleh membawa kekasih Anda ke ruang rapat, Tuan.” Vienna menjelaskan. Vienna terus meremehkan sepupunya, walaupun bibir wanita itu memanggil Sydney dengan sopan. Dia melirik tajam pada Sydney, lalu kembali berpindah ke wajah Morgan dengan senyum palsu. Sydney menghela napas pelan lalu melangkah mendekat. Wanita itu berdiri di sisi Morgan yang berlawanan dengan Vienna. Syd

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   187. Gila Hormat

    “Sebentar!” Suara lantang Vienna menggema di ruangan dan menghentikan langkah staf yang baru saja memberi tahu Sydney soal rapat. Wanita itu mengangkat tangannya, seolah hendak menghentikan waktu. Sydney hanya melirik sekilas. Dengan anggukan tenang, dia memberi isyarat pada staf tersebut untuk pergi lebih dulu. Si pegawai mengangguk patuh dan segera keluar. Vienna berdiri membeku, masih berusaha mencerna pemandangan di depannya. Tatapannya tidak lepas dari Sydney yang tetap duduk tenang di balik meja besar itu. “Sydney,” desis Vienna sambil menyipitkan mata, “walaupun kau memakai blazer dan duduk di kursiku, kau tidak akan pernah pantas!” Vienna melangkah maju dengan dagu yang terangkat tinggi. “Kau mana tahu caranya bekerja? Seumur hidup kau dibesarkan sebagai anak manja dan dididik untuk jadi ibu rumah tangga. Minggir kau, Bisu!” Vienna mengusir Sydney untuk enyah dari kursi kebesarannya.

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   186. Klausul Pengaman

    Air mata Vienna semakin deras. Wanita itu akhirnya pergi ke kamar dan mengunci pintu. Vienna benci keadaan ini. Dulu dia pikir dengan menikahi Lucas, Sydney akan berada di bawah kakinya. Namun kenyataannya, setiap hari Vienna tidak bisa tenang karena Sydney selalu ada dalam bayang-bayangnya. “Ya, masuklah ke kamar! Kau memang perlu introspeksi diri, Vienna!” seru Lucas dengan lantang dari depan pintu kamar. Brak! “Aaargh!” Vienna menjerit sambil melemparkan bantal ke arah pintu kamar yang kini tertutup rapat. Lalu menyusul remote TV, botol parfum, bahkan guling kecil yang tergeletak di dekat kakinya. “Suami bodoh!” teriak Vienna sambil menggertakkan giginya. Tidak ada suara balasan. Beberapa detik kemudian, terdengar suara pintu utama yang dibanting keras. Gema benturannya mengguncang dada Vienna lebih hebat dari sebelumnya. Vienna dia

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   185. Ketakutanmu Tidak Masuk Akal

    Beberapa bulan kemudian. “Kau menaruh garam sebanyak itu ke dalam adonan pancake?” tanya Vienna curiga sambil menatap Lucas yang tengah memutar spatula dengan panik di dapur kecil apartemen mereka. “Astaga, tidak, Vienna,” sahut Lucas setengah kesal sambil meraih madu di rak atas. “Itu gula. Kau pikir aku sebodoh itu?” Vienna tidak menjawab. Dia hanya mendecak pelan dan kembali menatap kuku barunya yang berkilau, hasil dari kunjungan ke salon kemarin. Perut wanita itu sudah besar, usia kehamilan delapan bulan membuat setiap gerakannya jadi terbatas. Dia harus berkonsentrasi penuh hanya untuk duduk di kursi. Lucas menyusun dua piring pancake di atas nampan, lengkap dengan potongan pisang dan segelas susu hangat. Dia menghampiri Vienna lalu meletakkan salah satu piring di hadapan wanita itu. “Kita akan segera pulang ke Highvale,” ucap Lucas tanpa basa-basi sambil duduk di hadapan Vienna.

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   184. Yang Sering Tidak Disadari

    Morgan memasangkan cincin berlian itu ke jari manis Sydney yang lentik. Seketika, dunia terasa berhenti berputar bagi Sydney. Detak jantungnya sudah tidak terkontrol lagi “Aku belum memberikan jawaban,” ujar Sydney sambil mengangkat kedua alisnya. Morgan bangkit berdiri dan menatap lekat-lekat wajah Sydney. "Apa kau akan menolakku?" tanya Morgan sambil mendekatkan wajahnya. Sydney mengalihkan pandangan sebentar, lalu kembali menatap pria itu. Wanita itu perlahan tersenyum malu-malu, seperti seorang gadis yang baru pertama kali jatuh cinta. “Tentu tidak,” bisik Sydney pelan. Morgan membalas senyum itu. Dia melingkar tangannya di pinggang Sydney, lalu bibirnya menemukan bibir wanita itu. Sydney memejamkan mata, membiarkan dirinya larut dalam ciuman Morgan yang membawa rasa tenang sekaligus berdebar hebat itu. Sydney tidak pernah menyangka akan sampai d

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   183. Kehilangan Kendali

    “Aku tidak bisa bernapas. Serius, Morgan … kau itu seperti berusaha menanamkan dirimu ke dalam paru-paruku,” keluh Sydney terdengar menggemaskan di telinga Morgan. “Aku menanamkan diriku ke tempat lain di tubuhmu,” sahut Morgan sambil mengangkat tubuhnya dari tubuh Sydney. Sydney menepuk pelan dada pria itu sambil terengah. Rambut Sydney menjadi kusut dan bibirnya masih sedikit bengkak. Morgan tertawa pendek, lalu merapikan kancing bajunya sebelum membuka pintu mobil. “Maafkan aku, kau yang membuatku kehilangan kendali,” tambah Morgan santai. Lalu pria itu melingkarkan lengannya di bahu Sydney saat mereka keluar dari mobil hitam mengilap itu. Langit di atas Zahlee Entertainment tampak cerah, tetapi pipi Sydney justru terasa panas. Belum sempat Sydney melangkah masuk ke gedung, Morgan meraih pergelangan tangannya. “Orang akan segera tahu aku menciummu dengan brutal, jika kita tidak membersihkan ini,” ujar Morgan sambil mengelap bibir bawah Sydney yang terkena noda lipstik. Syd

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status