Share

Bab 83

Penulis: A mum to be
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-18 14:18:31

Tawa pelan terdengar dari sisi ranjang, mengiringi tubuh Alya yang mencoba bangkit dengan tergesa. Rambutnya masih berantakan, jubah tidurnya nyaris melorot dari bahu, dan wajahnya penuh kepanikan. Namun justru itulah yang membuat Sean terkekeh.

“Mau ke mana, hmm?” bisik Sean serak, sebelum menarik pinggang Alya kembali ke dalam pelukannya.

“Sean…” desah Alya dengan nada protes yang tak serius-serius amat. Ia menyentuh lengan suaminya, berusaha melepaskan diri, tapi Sean justru semakin mengeratkan pelukannya.

Wajah lelaki itu kini dekat dengan lehernya. Hangat napasnya menyapu kulit sensitif di bawah telinga. “Apa kau benar-benar mau keluar sekarang… setelah malam yang panjang?” tanyanya lirih, suaranya dalam dan nyaris seperti gumaman menggoda. Bibirnya mengecup lembut kulit leher Alya, membuat tubuh perempuan itu menegang sejenak.

Alya menahan napas. Pipinya menghangat seketika. “Aku hanya ingin melihat keadaan Rey dan Leon…”

Sean terkekeh pelan, lalu memutar tubuh Alya agar menghad
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 157

    Pagi itu, matahari terasa lebih hangat dari biasanya. Cahaya keemasan menembus tirai kamar rumah sakit, menyinari wajah Ruelle yang sedang duduk di tepi ranjang dengan bantal kecil di pangkuannya. Wajah mungilnya masih agak pucat, tapi senyumnya sudah kembali, senyum yang dirindukan semua orang yang menantikannya di rumah.“Jadi… kita benar-benar boleh pulang hari ini?” tanyanya pelan, menatap ibunya dengan mata berbinar.Alya tersenyum, membelai rambut putrinya lembut. “Iya, Sayang. Tapi janji dulu, ya. Setelah ini tidak boleh sembarangan makan. Semuanya harus tanya ke mama ya?”Ruelle mengangguk cepat, lalu menatap Sean yang tengah menandatangani berkas administrasi di meja. “Daddy, aku mau tidur di kamar sendiri nanti malam.”Sean menoleh, alisnya terangkat dengan ekspres

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 156

    “Lihatlah, Daddy! Princess kecil kita yang cantik ini sudah bisa buka mata…” Suara lirih Alya nyaris tak terdengar di tengah dengung lembut mesin infus. Sean yang baru saja kembali dari ruang administrasi langsung menghampiri, matanya menatap ke arah ranjang tempat Ruelle berbaring. Tubuh mungil putrinya masih lemah, wajahnya pucat, tapi kelopak matanya perlahan bergerak.“Ruelle?” bisik Sean, menunduk, jemarinya menggenggam tangan kecil itu. “Sayang, ini Daddy…” Ada sedikit gerakan. Napas Alya tercekat. Air mata yang ditahannya sejak malam sebelumnya akhirnya jatuh juga. Ia menunduk, mencium punggung tangan Ruelle, suaranya parau. “Mama di sini, Sayang. Maafin Mama, ya…”Sean menarik napas panjang, lalu menepuk punggung Alya lembut. “Jangan salahkan

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 155

    “Ruelle, sayang… Mama di sini, ya. Dengar suara Mama, kan?” Suara Alya bergetar, hampir tenggelam oleh bunyi mesin infus yang berdetak pelan di sisi ranjang. Udara ruang ICU anak itu dingin, menusuk hingga ke tulang. Namun bagi Alya, yang kini menggenggam tangan kecil putrinya erat-erat, dunia serasa berhenti berputar. Malam sudah berganti pagi. Cahaya matahari menembus tirai tipis di balik kaca besar, membentuk semburat lembut di wajah pucat Ruelle. Anak itu masih lemah, tapi tidak lagi demam. Oksigen sudah dilepas, dan matanya sempat terbuka sesaat sebelum kembali terlelap. Alya belum tidur sedikit pun. Rambutnya acak-acakan, mata sembab, tapi ia tidak peduli. Setiap napas kecil Ruelle adalah doa baginya.&n

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 154

    Suara alarm monitor masih terngiang di kepala Alya bahkan setelah ruangan mendadak sunyi. Ia tak tahu sudah berapa lama waktu berlalu sejak perawat dan dokter berlarian masuk. Tangannya gemetar hebat, sementara Sean berdiri di sampingnya dengan wajah tegang, rahangnya terkunci, matanya menatap kosong ke arah pintu.Ketika akhirnya suara langkah kaki keluar dari dalam ruangan, Alya hampir tak bisa berdiri. “Bagaimana anak saya, Dok?” suaranya parau, hampir tak terdengar.Dokter menatap mereka dengan ekspresi lelah. “Kami sudah berhasil menstabilkan kondisinya. Tapi untuk saat ini, kami pindahkan ke ruang ICU anak agar bisa dipantau lebih intensif.” Kedua bahu Alya langsung ambruk dalam pelukan Sean. Napasnya terputus-putus di antara tangis lega yang sekaligus masih menyimpan ketakutan besar.&nb

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 153

    Seharusnya jadwal kepulangan Alya dari Lombok adalah lusa. Namun, rasa rindunya pada rumah sudah tak terbendung lagi. Jadilah dia memohon pada panitia untuk merampungkan kegiatan lebih cepat. Entah kenapa perasaannya kali ini tidak baik-baik saja. Mungkin karena memang pertama kali meninggalkan keluarga barangkali. Alya meletakkan jari telunjuknya di depan bibir begitu melihat Bu Rina menyambut kedatangannya di balik pagar rumah. Perempuan itu memberikan kode agar asisten rumah tangganya tersebut tidak terlalu terkejut.“Mereka di mana, Bu?” tanya Alya setengah berbisik.Sambil tersenyum Bu Rina menjawab, “Masih seliweran di ruang tamu, Nyonya.”Alya mengangguk lalu menyerahkan kopernya pada petugas keamanan yang sedang berjaga lalu berkata, “Nanti oleh-oleh kalian di plastik biru ya. Kopernya

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 152

    “Aku berangkat dulu, ya, Sayang.” Suara Alya terdengar dari depan pintu ruang kerja Sean. Ia berdiri sambil memegang map tebal berisi proposal kegiatan universitas yang akan ia presentasikan. Rambutnya diikat rapi, wajahnya tampak segar meski semalaman ia begadang menyusun materi.Sean yang duduk di depan laptop, menoleh pelan. “Meeting lagi?”“Ya, kali ini sama pihak universitas dan sponsor lokal. Kalau lancar, minggu depan aku ke Lombok buat survei lokasi.”Sean menghela napas kecil. “Padahal kau baru dua minggu sibuk terus. Aku bahkan lupa terakhir kali kita sarapan bersama.”Alya tersenyum lembut, lalu mendekat dan mencium pipi suaminya. “Nanti malam aku akan masak yang kau suka, janji.”“Kalau aku tidak ketiduran sebelum makan malam,” gumam Sean, setengah menggoda, setengah sungguh-sungguh.&n

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status