Share

Bab 21: Gigi Tiga

Bab 21: Gigi Tiga

Sekonyong-konyong, Ucon menepikan sepeda motornya, keluar dari aspal dan berhenti di bawah pohon mahoni peneduh jalan.

Cepat ia mematikan mesin, menurunkan tuas stander, bertolak pinggang menghadapku, dan menatapku tajam.

Aku yang masih duduk di jok motornya tak tahu harus bagaimana menerjemahkan tatapan Ucon itu.

Segala jenis kendaraan berlalu lalang tak jauh di samping kami, menyemarakkan jalan Sukarno Hatta dengan lampu-lampunya. Sesekali lampu kendaraan itu menerangi wajah Ucon yang terus menatapku dengan tajam.

“Aaaaakh!” Pekiknya tiba-tiba, seraya menepukkan tinjunya ke tangan yang lain.

“Sudah sampai di situ?? Haahh?? Sudah sampai di situ??!!”

Dengan ceritaku tentang Mira tadi, mungkin Ucon marah padaku. Atau mungkin kecewa, karena aku sahabatnya ini ternyata sempat tergoda juga mencicip dosa. Dia dan dan Buruak Kamba memang sama. Sama-sama menjaga diri dari perbu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status