Share

Negosiasi Anak Raja

Tak lama kemudian, Komandan Qiou menyuruh prajuritnya untuk menghentikan penyerangan.

"Suruh semua prajurit menghentikan serangan." ucap Komandan Houri kepada seorang Kapten Siori

"Baik." ucap Kapten Siori.

Seluruh prajurit Kerajaan Sow mundur memasuki pintu masuk istana Kerajaan Sow tanpa menutupnya.

Raja Qiou bersama petinggi Kerajaan Sow berdiri dihadapan Komandan Houri tepat halaman dalam Kerajaan Sow.

"Saya sudah melaporkan kepada Kerajaan Rowa." ucap Raja Qiou.

"Raja mereka ingin negosiasi diluar istana." ucap Komandan Houri.

"Siapa yang ingin negosiasi dengan saya. Kenapa ada prajurit Kerajaan Souling dan Kerajaan Rowa di depan kerajaan kita?" Tanya Raja Qiou kepada Komandan Houri.

"Kemungkinan mereka ingin menculik sang raja." ucap seorang petinggi Kerajaan Sow.

"Sebaiknya Raja menunggu bala bantuan dari Kerajaan Rowa tentang status prajurit Kerajaan Rowa." ucap seorang Petinggi Kerajaan Sow yang lain.

"Sebaiknya raja menemui mereka mengingat jumlah prajurit kita sedikit. Terlebih mereka bisa menyerang Kerajaan Sow dengan mudah. Tapi menunggu bala bantuan dari Kerajaan Rowa sangat lama." ucap Seorang petinggi Kerajaan Sow yang lain.

"Baik, saya akan bertemu dengan mereka." ucap Raja Qiou.

Raja Qiou berjalan keluar ditemani Souri dan Komandan Houri berjalan dibelakangnya.

Sekelompok prajurit Kerajaan Sow berbaris mengelilinginya secara melingkar melindunginya.

Beberapa prajurit Kerajaan Sow menyiapkan dua Kursi dan satu meja untuk raja dan seorang yang ingin negosiasi.

Lalu mereka meletakkan dua kursi dan satu meja di depan halaman istana Kerajaan Sow sesuai permintaan Komandan Sinco dari Kerajaan Rowa.

"Diofu mereka telah menyiapkan dua kursi dan satu meja untuk negosiasi." ucap Komandan Sinco.

"Baik, temani saya untuk negosiasi."

"Baik, Diofu." ucap Komandan Sinco.

Diofu keluar dari hutan menuju meja negosiasi ditemani oleh Komandan Sinco dari Kerajaan Rowa dan Kapten Johen adalah Komandan Sementara Kerajaan Souling.

Raja Qiou dan Diofu duduk berhadapan. Sementara petinggi militer berdiri dibelakangnya.

"Siapa namamu." Tanya Raja Qiou.

"Diofu."

"Kamu dari Kerajaan mana."

"Souling."

"Kamu Raja?"

"Bukan, saya anak raja dari Kerajaan Souling." ucap Diofu.

"Kamu ingin negosiasi apa." Tanya Raja Qiou.

"Saya ingin bertanya kenapa ada penumpukan prajurit Kerajaan Rowa di wilayah Kerajaan Sow." Tanya Diofu.

"Itu bukan urusan kamu. Kamu anak Raja, suruh yang berkuasa kesini." ucap Raja Qiou.

Diofu diam sejenak menahan diri, sambil mendinginkan kepalanya saat mendengar jawaban Raja Qiou tadi.

"Jika Raja tidak memberitahu alasan pembentukan Aliansi Kerajaan Rowa dan Sow maka saya akan mengambil alih Kerajaan dan menahan Raja Qiou." ucap Diofu.

Raja Qiou diam melihat mata Diofu dengan wajah marah. Begitu juga Diofu yang diam menatap mata Raja Qiou dengan wajah santai.

"Komandan Sinco dan Komandan Johen, bawa Raja Qiou sebagai tahanan perang." Ambil alih Kerajaan Sow dan juga para prajuritnya." ucap Diofu.

"Hey hey, tidak bisa begitu saja, kalian" ucap Raja Qiou ketakutan saat pendamping Diofu Memegang tangan Raja Qiou.

"Komandan Houri, anda berhak diam saat menjadi tawanan perang melawan Kerajaan Souling." ucap Diofu.

Komandan Houri diam saja, karena jumlah prajurit Kerajaan Sow sangat sedikit. Jika Komandan Houri melakukan serangan terhadap Aliansi militer Kerajaan Rowa dan Souling maka Kerajaan Sow akan kalah.

"Kemana kita akan membawa tahanan Raja Qiou, Diofu." Tanya Komandan Sinco.

"Letakkan saja di tandu tahanan. Kita akan membawanya berkeliling. Karena kita akan pergi menyerbu Kerajaan Rowa." ucap Diofu.

"Baik, Diofu." ucap Komandan Sinco.

Raja diletakkan Di tandu Khusus Raja Qiou oleh dua prajurit Kerajaan Souling.

"Hey lepaskan saya, anda tidak bisa seenaknya menahan saya begitu saja." ucap Raja Qiou.

Dua prajurit Kerajaan Souling diam saja dan menutup pintu tandu Raja Qiou.

"Perlakukan Raja Qiou dengan baik walaupun dia tahan Kerajaan Souling. Berikan dia makan." ucap Komandan Johen.

"Baik, Komandan." ucap dia prajurit Kerajaan Souling.

Lalu Komandan Houri berbicara dengan Diofu tentang status Kerajaan Sow. Tapi Diofu tidak memerintahkan prajuritnya untuk menahan militer Kerajaan Sow.

Namun Diofu hanya memerintahkan Komandan Houri untuk bergabung dengan prajurit Kerajaan Rowa dan Kerajaan Souling untuk bergabung membantu menyerang Kerajaan Rowa.

Komandan Houri menyetujui permintaan Diofu. Hampir semua prajurit Kerajaan Sow meninggalkan Kerajaan Sow. Kecuali beberapa prajurit penjaga, atas perintah Diofu.

"Diofu, bagaimana perintah selanjutnya." Tanya Komandan Sinco.

"Kita akan bergerak nanti malam. Dirikan tenda di hutan di depan Kerajaan Sow. Segera panggil, Komandan Johen dan Komandan Houri." ucap Diofu.

"Baik, Diofu." ucap Komandan Sinco.

Para Komandan besar dipanggil untuk berdiskusi dengan Diofu mengenai informasi Kerajaan Rowa.

"Komandan Houri, apa yang terjadi dengan Kerajaan Sow dan Kerajaan Rowa." Tanya Diofu.

"Sebenarnya, Raja Qiou mengirim surat kepada status prajurit Kerajaan Rowa yang menyerang Kerajaan Sow." ucap Komandan Houri.

"Apa." Teriak Komandan Sinco.

Komandan Sinco menarik kerah baju Komandan Houri dengan berdiri dengan wajah marah.

"Jika Kalian mengirim surat kepada Kerajaan Rowa. Maka prajurit istana akan kesini untuk menarik kami kembali ke istana untuk berhadapan dengan raja kami." ucap Komandan Sinco.

"Seberapa kuat prajurit istana Kerajaan Rowa." Tanya Diofu kepada Komandan Sinco.

"Prajurit istana Kerajaan Rowa memiliki kemampuan menarik prajurit Kerajaan Rowa, dengan cara sabotase. Jika melanggar perintah istana Kerajaan Rowa. Maka kami akan dijadikan tahanan perang oleh istana." ucap Komandan Sinco sambil memegang kerah baju Komandan Houri.

"Berarti seluruh prajurit Kerajaan Rowa dan Souling dalam bahaya ya." ucap Diofu.

"Duduk kalian berdua komandan. Hari ini kita akan diskusi mengenai penyerbuan Kerajaan Rowa." ucap Diofu dengan santai.

"Komandan Sinco, Diofu, tahanan Komandan Youjung melarikan diri dari tandu tahanan." ucap seorang prajurit.

"Apa." Teriak Komandan Johen.

Komandan Youjung, melarikan diri ke hutan sendirian, berlari kembali ke perbatasan Kerajaan Souling.

Dengan tergesa-gesa Komandan Johen memerintahkan sebagian prajurit mencari Tahanan Komandan Youjung.

"Tenang Komandan Johen. Biarkan saja dia melarikan diri ke dalam hutan. Saya tahu dia kembali ke istana Kerajaan Souling untuk mengadu." ucap Diofu.

"Duduk kalian para komandan. Kita akan membahas soal penyerbuan Kerajaan Rowa." ucap Diofu.

"Pertama Kerajaan Rowa di kelilingi oleh prajurit istana. Menurut saya jumlah prajurit istana banyak tapi tidak tahu ada berapa banyak karena Dirahasiakan oleh saya." ucap Komandan Sinco bercerita kepada Diofu.

"Baik. Jelaskan bagaimana status penyerangan Kerajaan Rowa." Tanya Diofu.

"Kita akan berdiskusi dengan para Kapten spesialis senjata prajurit." ucap Komandan Sinco.

"Segera panggil, seluruh kapten Kerajaan Rowa, Souling dan Sow." ucap Diofu.

Lalu para prajurit Kerajaan Rowa dan Souling mendirikan tenda besar untuk berdiskusi di dalam bersama seluruh kapten prajurit.

"Para kapten prajurit saya Komandan Sinco akan menjelaskan kepada kalian mengenai posisi pertahanan istana Kerajaan Rowa."

Seluruh Kapten prajurit mendengarkan dengan serius mengenai formasi penyerbuan istana Kerajaan Rowa dimana informasi prajurit istana lebih banyak dibandingkan prajurit dua aliansi yang dimiliki Diofu beserta pengikut prajurit yang saat ini bersamanya.

"Formasi kita adalah penyerangan jarak jauh. Meriam, panah api, baik dengan skala ledak kecil dan besar digunakan untuk meruntuhkan pintu masuk Kerajaan Rowa." ucap Komandan Sinco sambil menjelaskan sketsa Kerajaan Rowa peta dibuat Komandan Sinco.

Para Komandan dan Kapten seluruh prajurit duduk dan mendengarkan dengan baik di dalam tenda besar, yang didirikan di hutan tepat di depan Kerajaan Sow.

"Setelah pintu masuk Kerajaan Rowa runtuh, sebagian kecil pasukan petarung jarak dekat masuk melalui pintu depan." ucap Komandan Sinco.

"Prajurit spesialis senjata jarak jauh lakukan serangan ledakan skala besar dan panah api ke arah pertahanan istana. Bentuk formasi pertahanan melingkar untuk melindungi seluruh prajurit spesialis senjata jarak jauh." ucap Komandan Sinco.

Para Kapten mulai saling berbisik-bisik mengenai penyerbuan dan formasi yang dijelaskan Komandan Sinco. Lalu salah satu Kapten bertanya kepada Komandan Sinco.

"Saya ingin bertanya mengenai prajurit istana Kerajaan Rowa yang dimiliki." ucap Kapten Roi.

"Istana memiliki prajurit yang banyak, untuk senjata istana, saya belum tahu yang dimilikinya." ucap Komandan Sinco.

"Komandan Sinco, anda membawa kami kepada pertarungan yang sia-sia. Formasi anda jelaskan belum tentu akurat." ucap Kapten Roi.

"Betul, itu." Teriak para Kapten.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status