Selalu disiksa dan dicela oleh saudara-saudara seperguruan bela dirinya, Yan Siyi tumbuh menjadi sesosok pemuda yang pengecut dan tidak percaya diri. Dia merasa dunia ini kejam kepadanya, orang tuanya membuangnya, saudara satu sektenya membencinya, dan master dibuat putus asa karena dirinya tidak dapat mengontrol sirkulasi Qi spritualnya. Yan Siyi bagaikan sebuah apel busuk yang tidak berguna dan dianggap noda hitam dalam Sekte bela diri Quanzhen ternama di Kota Xiashadian. Sampai suatu ketika, saat dilakukannya perburuan malam setiap lima tahun sekali untuk seluruh sekte di wilayah Negara Xinzhuang. Yan Siyi yang seharusnya dikurung dalam pengasingan, diam-diam melarikan diri dan mengikuti perburuan malam yang berbahaya. Namun, bukan nasib buruk yang menimpa Yan Siyi dalam perburuan malam pertamanya, pemuda yang bahkan dikatakan tidak dapat mengangkat pedangnya itu secara tidak sengaja mencabut pedang pusaka kuno surgawi yang telah lama hilang di Gua Monster Api dan tiba-tiba seekor makhluk kecil dan lucu melayang disekitarnya kemudian menyambutnya dengan riang gembira, seolah-olah sudah seratus tahun tidak bertemu. "Tuan Arwah Surgawi! Akhirnya Aku Menemukanmu!" Yan Siyi yang tidak tahu makhluk apa yang menyapanya itu terkejut dan jatuh di tanah karena ketakutan yang luar biasa. "Dedemit!" (Instagram : @magris.el)
Lihat lebih banyak"Bibi Mo! Bibi Mo!"
Seorang gadis muda berteriak dengan langkah yang tergesa-gesa menuju halaman belakang Sekte Quanzhen.Wanita yang disebut Bibi Mo adalah pelayan keluarga Klan Quan yaitu Mo Ji, mendengar teriakan dari gadis muda yang merupakan juniornya di dapur itu, Bibi Mo menghampirinya dengan wajah cemberut."Xiao Yu, kenapa kamu berteriak di kediaman Tuan besar Quan seperti itu? Apa kamu tidak takut mendapat hukuman cambuk?!" Bibi Mo Ji berkata dengan nada khawatir sekaligus tidak senang.Gadis yang bernama Xiao Yu, tersenyum malu dan menggaruk belakang kepalanya merasa bersalah. Namun, tidak lama kemudian Xiao Yu mengingat tujuan utamanya mencari Bibi Mo.Menarik ujung kain lengan baju Bibi Mo, Xiao Yu berkata, "aku menemukan bayi yang gemuk di depan gerbang sekte! Apa kau ingin melihatnya? Ah… maksudku, bisakah kita membawanya diam-diam masuk ke dalam sekte?"Bibi Mo melebarkan kedua matanya tidak percaya dengan perkataan Xiao Yu. Meletakkan centong sup di dalam kendi. Bibi Mo nyeka kedua tangannya yang basah. "Kenapa kau tidak membawa bayinya langsung masuk ke dalam? Tidakkah kau tahu udara musim dingin sangat menusuk! Orang tua jahat yang mana lagi membuang anak kecil yang tidak berdosa di musim dingin seperti ini!" Xiao Yu menggelengkan kepalanya tidak tahu. Dia juga diam-diam mengutuk tindakan kejam orang tua bayi tersebut."Ayo, bawa aku ke sana. Kita tidak boleh membiarkan bayi itu kedinginan."Menuruti perkataan Bibi Mo, Xiao Yu mengangguk dan memimpin jalan.Di depan gerbang sekte ada dua senior bela diri yang melihat keranjang bayi dengan wajah kaget."Astaga Ibu kejam mana yang membuang anaknya di musim dingin seperti ini!" Pria bertubuh tinggi dengan aura maskulin berseru tidak senang.Seorang senior perempuan seni bela diri duduk berjongkok untuk melihat wajah bayi tersebut. "Entahlah, mungkin ini adalah anak haram yang tidak diinginkan keluarga. Tapi, coba kau lihat wajah putih lembut ini. Bukankah sangat lucu?" Pria yang masih mengutuk tujuh turunan orang tua bayi tersebut kemudian mengamati wajah bayi itu. Memang benar, bayi ini sangat lucu. Tubuhnya cukup gemuk untuk lahir dari keluarga miskin.Sebelum dia bisa sempat menyodok pipi tembem bayi tersebut. Bibi Mo Ji menepis tangannya yang kotor."Menjauh darinya, bayi ini akan terkena virus karena tanganmu yang kotor itu," kata Bibi Mo tegas.Pria yang tangannya baru saja ditepis menatap Bibi Mo tidak percaya dan sedih. "Aku tidak berniat buruk padanya. Lagipula, kenapa Bibi ada di sini?""Bibi Mo di sini tentu saja untuk membawa bayi itu masuk ke dalam sekte, apalagi yang kau pikirkan hah!" Xiao Yu berkata dengan ketus."Hah! Kau pikir ketua sekte mau menerima bayi yang tidak jelas asal-usulnya ini?" tanya Pria itu tidak yakin.Bibi Mo menggendong bayi tersebut dan tiba-tiba sebuah token giok putih dingin jatuh dari selimut bayi tersebut. Senior perempuan segera mengambilnya dan membaca kata-kata yang terukir di batu giok tersebut."Yan… Siyi?"Pria di sebelahnya ikut melihat dan mendeteksi kekuatan di token giok tersebut. Menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sepertinya tidak ada yang aneh dari batu giok ini, mungkinkah ini nama bayi tersebut?"Bibi Mo berpikir sejenak, dan kemudian berkata, "Mungkin saja, jika begitu. Bayi Ini punya nama dan namanya Yan Siyi."Senior perempuan itu menunjukkan wajah yang bersemangat. Sebagai pelajar dan juga pendekar pedang. Gadis itu memberitahu, "Yan Siyi memiliki arti yang bagus. Nama ini diartikan sebagai sesosok orang yang menjadi ringan hati dari kepedulian dan nama ini seperti doa dari kedua orang tuanya. Apakah mungkin orang tua bayi ini adalah orang terpelajar yang hubungannya tidak direstui keluarga dan diam-diam melahirkan bayi?"Bibi Mo menghela napasnya dan menatap wajah damai bayi di lengannya dengan sedih. "Mungkin saja begitu, tapi yang terpenting kita harus menemui Tuan Ketua Sekte tentang bayi ini."Dua senior bela diri dan juga Xiao Yu mengangguk setuju.“Beraninya kamu budak rendahan!” Teriak Nyonya Ling saat melihat bekas tamparan di wajah Caicai. Mendengar suara tinggi dari Nyonya Ling, Bai Fu yang baru saja menampar dan mengancam Caicai mundur perlahan dan bersembunyi di balik punggung Permaisuri Lan. Permaisuri Lan tersenyum dengan mata ramah yang mana cukup membuat Nyonya Ling jijik saat melihatnya. “Apakah sopan santun telah hilang dari kehidupan Selir Yan?” tanya Permaisuri Lan yang melangkah perlahan mendekati Nyonya Ling. Nyonya Ling sendiri mengabaikan pertanyaan Permaisuri Lan dan dia sibuk melihat wajah terluka Caicai. Di dunia ini, tidak ada yang memihak dirinya kecuali pelayan kecilnya ini. Kebencian Nyonya Ling terhadap Permaisuri Lan semakin hari, semakin menumpuk. “Bukankah Yang Mulia sendiri yang tidak memiliki sopan santun dan juga etiket kerjaan?” Sindir Nyonya Ling melirik Permaisuri Lan yang kini tertawa hampa. “Tidak ada sejarahnya seorang Permaisuri datang ke pengasingan seorang selir yang berkhianat, ap
Matahari telah naik dan udara dingin lambat laun menjadi hangat. Yan Siyi kini sibuk mengunyah kue beras dengan gembira, sedangkan di hadapannya. Nyonya Ling mengupas buah jeruk dengan perasaan senang. Mengetahui suasana hati Nyonya kesayangannya, Caicai menjadi bersemangat untuk membuat hidangan makan siang yakni bubur millet, acar asin dan jiaozi daging bebek. Kebetulan mereka baru saja membeli bebek di pasar dan sudah saatnya bebek tersebut dieksekusi dengan cepat. Sebab, jika dibiarkan begitu saja, daging bebek akan cepat membusuk. “Nyonya, tunggu di sini. Aku akan memasak makan siang. Anda bisa bersantai bersama Xiao Yi menikmati makanan ringan,” ucap Caicai mendapat persetujuan Nyonya Ling. “Ah… aku menunggu masakanmu Xiao Cai~.” Balas Nyonya Ling dengan suaranya yang lembut. Yan Siyi mendongak mendengar suara lembut Nyonya Ling. “Yiyi ingin bertemu Ibu,” kata Yan Siyi secara tiba-tiba. Mungkin karena sifat bergantung Yan Siyi yang kuat terhadap Bibi Mo, kini anak kecil itu
Mendapat pertanyaan dari Xiao Feng, Su Xia mengenal samar wanita yang bersama Yan Siyi. Itu adalah wanita kebanggaan negaranya tiga tahun yang lalu.Bagaimana mungkin Su Xia bisa lupa akan wanita itu. Seorang gadis bangsawan dari keluarga Jenderal Perang Utara Yan Cheng dan juga istri pertama Yang Mulia Kaisar yakni Yan Lingxin. Dulu wanita itu adalah perempuan yang sangat dihormati di Negara Xinzhuang. Semua gadis-gadis sangat iri dengan kecantikannya dan juga keberuntungan hidupnya yang sangat mulus.Namun, sejak kejadian tiga tahun yang lalu pujian kehormatan dan cinta kasih semua orang segera memudar. Yan Lingxin diduga telah membunuh pewaris Kaisar dengan sengaja.Saat itu terjadi kekacauan dan hari yang akan menjadi peringatan penting mengenai kelahiran naga kecil Kaisar, tiba-tiba menjadi hari kejatuhan yang menyedihkan.Su Xia melihat bagaimana Yan Lingxin yang baru saja melahirkan, dituduh membunuh anak Kaisar yang pada dasarnya merupakan anaknya sendiri. Wanita itu menangis
Tidak ada yang mendengarkan teriakan dari Xiao Feng. Hu Meifeng menjulurkan lidahnya menatap Xiao Feng dengan wajah mengejek. Xiao Feng sendiri hanya menghembuskan napasnya kesal, ia mendongak dan mendecak. "Saudara Peng! Kau terlalu memanjakan Hu Meifeng." Su Xia menepuk pundak Xiao Feng dengan tatapan penuh pengertian. "Kau harus tahu bahwa Saudara Peng kita tidak akan pernah memihakmu," kata Su Xia berusaha menerima kenyataan. Peng Bingwen yang telah menyetujui ide Hu Meifeng bersedia menyumbangkan setetes darahnya di atas kertas jimat milik Hu Meifeng, yang mana telah siap dengan array-nya. Hu Meifeng tengah bersiap dan saat tetesan darah dari Peng Bingwen jatuh di atas kerta putih bersih Hu Meifeng, cahaya terang muncul dan menyedot keempat murid dari Quanzhen tersebut masuk ke sebuah portal cahaya yang sangat menyilaukan. Mata Xiao Feng sangat perih dan ketika dia membuka matanya, hidungnya merasakan banyak debu yang mengganggu pernapasannya. "Uhukk!" "Sial! Hu Meifeng, ka
Bibi Mo dan Xiao Yu telah mencari keseluruh tempat yang mungkin saja membuat mereka dapat menemukan keberadaan Yan Siyi. Keduanya penuh dengan keringat dan juga perubahan suasana hati mereka pun menjadi turun drastis. Matahari telah naik sedikit demi sedikit ke atas langit dan beberapa orang yang ikut campur dalam kekacauan telah lama bubar dan menyisakan beberapa hal yang berantakan di pasar. Telah memasuki waktu Sishi di mana merupakan waktu produktif bekerja bagi Bibi Mo dan Xiao Yu untuk kembali ke Sekte Quanzhen. Keduanya perlu menyiapkan makanan bagi para orang-orang di sekte. Akan tetapi, mereka kehilangan sosok kecil yang berharga. "Bibi Mo, bagaimana kita bisa kembali jika Yan Siyi masih belum ditemukan?" Xiao Yu meremas pakaiannya dengan cemas. Dia benar-benar merasa bersalah kepada Bibi Mo. Bibi Mo sendiri menarik napas dengan berat dan mulai melepaskan tangan Xiao Yu yang meremas baju. "Kita harus segera kembali dan meminta bantuan Nyonya Chu secepatnya." Dan tanpa
"Yang Mulia, sepertinya ada kekacauan yang terjadi di sana!" seru seorang gadis muda dengan pakaian sederhana yang agak tua dan menguning kepada wanita yang berusia dua puluh tahunan lebih itu dengan wajah agak cemas. Wanita yang dipanggil Yang Mulia oleh pelayannya tersebut, mengeluarkan suara bisikan lembut untuk menghentikan pelayan setianya memanggil dirinya Yang Mulia di tempat ramai seperti pasar ini. "Caicai… berapa kali harus kuberitahu untuk berhenti memanggilku Yang Mulia. Itu akan menimbulkan kecurigaan yang tidak perlu," tegur wanita itu yang masih sibuk berjalan menjauh dari kekacauan yang terjadi. Pelayan yang dipanggil Caicai itu segera mengatupkan bibirnya dan mengangguk mengerti. Dia selalu terbawa suasana ketika dirinya dilanda kecemasan. "Maafkan kecerobohan Caicai yang bodoh ini Nyonya Ling," Caicai segera menunduk malu. Nyonya Ling menepuk pundak pelayannya dengan lembut, "tidak masalah, kali ini aku maafkan. Namun…." Nyonya Ling menekankan nadanya dengan p
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen