Share

Chapter 11

Perkiraan dokter memang tak selalu akurat, kandungannya juga baru saja memasuki bulan ke delapan. Namun, malam ini ketubannya pecah, Clarissa berulang kali membangunkan sang suami yang bahkan baru saja terlelap setelah sebelumnya menggarap pekerjaan. Matanya masih betah terpejam, hingga teriakan Clarissa berhasil membuatnya terbangun seketika. "Akh, sakit." "Apanya?" tanya Adit khawatir. Menatap Clarissa yang terus memegang perut. Begitu melihat ada darah yang mengalir di paha Clarissa, buru-buru Adit membawa tubuh itu menuju mobil. Pikiran Adit kosong, tak begitu terpikir untuk meminta bantuan orang lain. Rumah sakit menjadi tujuan pertamanya. Selama di perjalanan Clarissa tak pernah berhenti merintih. "Sabar ya, Sayang. Ini sebentar lagi sampai kok," ucapnya sembari sesekali menoleh ke jalanan, dan Clarissa secara bergantian. Jam sepertinya baru menunjuk pukul tiga pagi, di mana orang sedang enaknya terlelap. Sesekali Adit hampir terlonjak antara panik, dan mengantuk yang beradu men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status