Share

21. Muridku Itu Bernama Syilla

Aku tertegun mengetahui tekad dan keinginan Fajrin. Apalagi, dia mengucapkannya dengan mimik serius tanpa aksen Jawa seperti biasanya. Aku beruntung memiliki sahabat seperti dia: seseorang yang tangguh, punya karakter, kepribadiannya khas, dan tidak suka ikut-ikutan. Selama dekatnya dengannya pun, aku merasa dalam diri ini ada beberapa hal yang berubah ke arah yang lebih baik.

Fajrin memberiku pengalaman berharga bukan melalui ceramah-ceramah atau dengan cara terang-terangan mengajakku memperdalam agama. Salah satu cara Fajrin yang membuatku tersentuh adalah saat dia mengajakku berlibur ke kampung halamannya di Bumi Jawa, di kawasan sekitar Gunung Slamet yang berpanorama alam sangat indah, yang begitu sejuk dengan banyaknya kebun-kebun stroberi. Aku diperkenalkan pada para santri sahabat-sahabat Fajrin. Melalui obrolan dan diskusi ringan kami seputar agama, semakin bertambahlah wawasanku mengenai Islam dan bagaimana menjadi muslim yang sesungguhnya.

“Dari dulu pu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status