Share

32. Tak Kutemukan Jawaban

Aku memilih terus berpura-pura tidur ketika Fajrin akhirnya pulang setelah lewat jam 20.00 malam itu. Lama benar dua orang itu pergi! Aku mendengar dengan jelas ketika Fajrin sudah masuk ke kamar dan meletakkan sesuatu di atas meja tulisku, sepertinya makanan karena aroma yang tercium dari sana masih sangat kukenali. Ini harum aroma martabak kesukaan Elis!

Dalam remang mataku yang tidak benar-benar terpejam, kulihat Fajrin duduk melepas sepatunya sambil melihat ke arahku.

            “Bram,”

            Fajrin mulai mengajak bicara. Aku tidak akan menyahut. Aku akan terus diam seakan-akan tertidur pulas.

            “Ane tahu ente belum tidur! Tuh, ada amunisi dari Elis. Mau nggak? Kalau nggak mau ane abisin sekarang ya!”

        &nb

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status