MasukAku memang bukan lelaki polos yang nggak pernah nonton video panas di situs dewasa, tapi siapa sangka kalau tenyata salah satu wanita di situs dewasa itu adalah tetanggaku sendiri?!
Lihat lebih banyakAku terbangun dengan perasaan berat di dada. Ingatan tentang kobaran api yang melalap bagian depan FitZone Elite semalam seolah masih terpanggang di pelupuk mataku.Aku duduk di tepi kasur, memandangi kedua telapak tanganku yang masih menyisakan sedikit bekas jelaga hitam di sela-sela kuku, saksi bisu perjuangan kami mengevakuasi alat-alat gym hingga dini hari. Peristiwa itu ternyata bukan sekadar kabar burung. Saat aku menyalakan TV kabel di ruang tengah, berita pagi sudah menayangkan cuplikan video amatir durasi tiga puluh detik tentang kobaran api di gedung gym kami.“Kebakaran melanda sebuah pusat kebugaran di Jakarta Pusat diduga akibat arus pendek listrik...” suara presenter berita itu terasa seperti dentuman yang mengingatkanku bahwa statusku sekarang adalah pengangguran.Namun, menyerah bukan gayaku. Aku menarik napas dalam-dalam, lalu melakukan push-up dan plank di lantai kamar selama tiga puluh menit. Keringat yang bercucuran membantu menjernihkan pikiranku.Setelah tubuh
Bau sangit karet terbakar dan kayu gosong masih menyengat hidung saat aku menyeret sebuah mesin Lat Pulldown yang bagian kursinya sudah meleleh. Di bawah temaram lampu jalanan dan sisa-sisa air pemadam yang menggenang, aku bersama Bang Didi dan Mas Putra bahu-membahu mengeluarkan aset-aset berharga yang masih bisa diselamatkan dari dalam gedung FitZone Elite yang menghitam.Pandanganku sesekali teralih pada Bang Hadi. Pria yang biasanya terlihat gagah dan penuh dominasi itu kini tampak layu. Namun, ada satu hal yang menarik perhatianku. Di saat tertimpa musibah seperti ini, tak ada satu pun perempuan cantik atau selingkuhannya yang datang menghibur. Tak ada asisten rumah tangga yang kemarin ia tiduri, tak ada Mila yang genit.Yang ada di sana, yang berdiri setia mengusap punggungnya sambil menggendong si bungsu yang tertidur, adalah istrinya. Sosok wanita cantik, ramah, dan tulus yang selama ini ia khianati. Istrinya berkali-kali memberikan minum kepada kami, wajahnya menunjukkan kese
Deru mesin motorku membelah jalanan yang mulai padat menuju daerah Ciledug. Pikiranku masih tertinggal pada senyum Sabrina di gym semalam, namun kenyataan menyeretku kembali pada janji yang kubuat, setidaknya untuk memastikan Nadira aman. Aku memarkirkan motor tepat di depan kontrakan nomor 19. Dari kejauhan, aku melihat Nadira sedang berbincang dengan Ibu Titin di teras kecil depan rumah.Melihat kedatanganku, wajah Nadira yang tadinya tampak lesu langsung berbinar. Ia melambaikan tangan dengan semangat yang sulit kusembunyikan.“Mas Bima! Akhirnya datang juga,” sapanya ceria.Ibu Titin, wanita paruh baya itu memakai daster batik yang tampak sangat keibuan, tersenyum ramah ke arahku. “Wah, Kita bertemu lagi Mas. Neng Dea cerita banyak soal Mas. Katanya Mas ini yang banyak bantu dia. Neng Dea ini anak baik, Mas. Tadi pagi saja dia bantu saya jemur pakaian karena pinggang saya lagi kambuh.”Aku turun dari motor dan menyalami Ibu Titin dengan sopan. Ternyata dugaanku benar, menempatkan
Aku berdiri di dekat rak dumbbell, menarik napas dalam-dalam, merasakan udara pagi yang masih bersih dari debu kota. Hatiku terasa jauh lebih ringan. Beban yang selama ini menghimpit dadaku, ancaman video panas dari Vina telah lenyap bersamaan dengan flashdisk yang kini kusimpan rapat di dasar tas gym-ku.Namun, ketenanganku terusik saat sudut mataku menangkap sosok yang sangat kukenal. Vina.Ia masuk ke area gym dengan langkah yang tidak seangkuh biasanya. Kacamata hitam besar masih bertengger di hidungnya, menutupi matanya yang mungkin sembab atau lelah setelah "pertempuran" hebat kami semalam. Ia berdiri di dekat area treadmill, matanya mengedar mencari sosokku. Saat pandangan kami bertemu, aku hanya memberikan senyum tipis, sebuah senyum kemenangan yang tersamar sebagai keramahan profesional.Vina tampak ragu. Ia berjalan mendekat, tapi langkahnya tertahan saat melihat Sabrina sudah berjalan menuju ke arahku. Wajah Vina berubah masam, ia mendengus kecil, lalu tanpa sepatah kata pu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Ulasan-ulasan