Share

019. Omlet.

Mika berjalan menuju dapur bukan dengan niat seperti sebelumnya. Bukan untuk mengambil air atau apa pun untuk memisahkan keduanya. Kali ini Mika tidak peduli. Benar-benar tidak peduli. Ia biarkan saja Isamu dan Tami saling bergelut sampai puas. Sampai mereka lelah dan berhenti dengan sendirinya.

Mika mengambil pisau, kol, wortel, telur, dan mulai memasak.

“Di saat seperti ini masih sempat-sempatnya memasak?” Rania menggeleng tidak habis pikir.

“Kalau kamu mau mati kelaparan lakukan saja sendiri!”

Pagi tadi mereka belum selesai sarapan dan kejadian yang tidak diharapkan terjadi. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.15. Meski tidak ada keinginan untuk makan, meski keadaan tidak baik-baik saja, meski perasaan dipenuhi hal-hal yang tidak mengenakkan, tenaga tetap dibutuhkan. Untuk berpikir, untuk bertahan.

“Apa benar enggak apa-apa membiarkan mereka seperti itu?” Adien yang tidak tenang ikut bergabung di dapur.

&l

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status