Share

Bab 41. Ah, Itu Hanya di Bayangan

"Mas, ternyata mereka tidak semenakutkan bayanganku." Aku melontarkan kata kepada Mas Farhan tentang ibu-ibu yang datang tadi sore. Bagiku, itu sesuatu yang mengejutkan, didatangi mereka bahkan membeli daganganku.

Kami berbincang sebelum berangkat tidur, Lisa dan Fikripun sudah tertidur pulas. Disaat inilah, kami mempunyai waktu berdua untuk bertukar pikiran sembari menonton acara televisi.

"Memang Dek Fika membayangkan apa?" tanya Mas Farhan sembari menerima teh yang aku sodorkan.

Aku mendudukkan diri disofa sebelahnya, dan menghadap ke Mas Farhan yang menikmati acara tembang kenangan.

"Terus terang. Dari penampilan mereka, aku merasa minder, Mas. Aku seperti upik abu dihadapan mereka. Bagai langit dan bumi.:

Mas Farhan malah tertawa, kemudian menghadapkan diri kepadaku. "Kalau upik abu, sebentar lagi jadi Cinderella, dong."

"Mas! Aku serius."

"Mereka dandan seperti itu juga pas keluar rumah, Dek. Kalau di rumah, ya, biasa saja."

"Walaupun keluar rumah, aku tidak seperti itu. Bias
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status