Share

Bab 42. Musibah

"Mbak Fika, baru saja aku mau nyusul," ucap Santi setelah berteriak kaget. Aku yang membuka pintu, bersamaan dengan Santi yang juga membuka pintu akan ke luar rumah. Aku mengerutkan dahi, menerka apa penyebab dia akan menjemputku.

"Mas Farhan tadi telpon, Mbak. Katanya penting. Sudah aku bilang kalau mungkin sebentar lagi datang, tapi tetap tidak sabar," jelas Santi.

Dia menyodorkan ponsel yang dia genggam sedari tadi. Memang, aku ke rumah Jeng Risma tidak membawa ponsel, toh tidak akan lama. Pikirku begitu.

Aku langsung membuka ponsel. Ada beberapa kali panggilan tak terjawab dari Mama, juga Mas Farhan. Sesaat sebelum pesan whatsapp yang berderet ini aku buka, masuk panggilan telpon dari Mas Farhan.

Setelah menjawab salam, Mas Farhan berbicara, "Dek Fika, aku di jalan menuju pulang. Tenang, ya, Mas segera sampai."

Ponsel menggelap, Mas Farhan terdengar terburu-buru menutup sambungan telpon ini. Sekarang, tersisa aku yang termangu kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi. A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status