Share

Sebuah Kekecewaan Besar

Gavin terusik dari tidur nyenyak ketika mendapat sentuhan lembut tangan Laysa di pipinya. Wanita itu tersenyum begitu manis, cerah wajah cantiknya tampak jelas tersorot sinar matahari pagi dari jendela kamar mereka.

“Sudah siang, bangunlah. Aku sudah menyiapkan kopi kesukaanmu,” ujar Laysa di buku kecil yang ditunjukkannya kepada Gavin.

“Apa itu tidak bisa ditunda?”

“Kopimu nanti dingin.”

Gavin sedikit bergerak, menarik lengan wanita itu agar ikut berbaring bersamanya. Laysa juga menurut saja, berada dalam dekapan Gavin membuatnya sangat hangat dan nyaman.

“Kopi itu tidak akan sehangat dirimu.” Gavin berbisik di samping telinga Laysa. Membuat wanita itu bergerak tidak nyaman karena merasa geli. “Hari ini kita punya banyak waktu, apa yang sedang kau pikirkan?”

Laysa menggelengkan kepala pelan.

“Kau tidak ingin pergi keluar rumah?”

Wanita itu menggelengkan kepalanya lagi. Gavin pun memutar tubuh Laysa agar menghadap ke arahnya. Tampak seulas senyum di bibirnya yang tipis, membuat Gavin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status