"Tu-tuan!"Kaylee gelisah saat Kenzo mulai melangkah masuk ke dalam kamarnya. Ia langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang hanya berbalut gaun tidur."Kenapa Tuan kemari? Bukannya kamar Tuan di sana!" tunjuk Kaylee keluar.Padahal Kaylee tahu jika suami kontraknya itu pasti akan meminta jatah. Namun, rasa sakit hati karena tadi di tampar dan tidak di percayai olehnya, membuat Kaylee semakin kesal. Meskipun Kenzo tadi sudah menyelamatkan nyawanya, tetap saja ia masih merasa kesal karena pria itu sudah memakinya. Terlebih ia juga kesal pada kehidupan dan kesal pada Kenzo yang sama-sama telah memperlakukannya dengan buruk."Memangnya kenapa kalau aku kemari? Ini rumahku, aku bebas masuk kemana saja, jika aku mau!" jawab Kenzo mulai semakin dekat."Bodoh! Yang di katakan 'nya itu memang benar, dia punya hak atas segalanya, termasuk dirimu sendiri!" batin Kaylee merutuki kebodohannya."T-tuan, mengenai kejadian tadi, aku berani bersumpah tidak berniat membuat pesta itu menjadi
Kenzo terbangun dari tidurnya ketika rasa pusing melanda kepalanya. Berusaha menajamkan penglihatannya, ia terkejut ketika merasakan sebuah tangan kecil dan lembut memeluk pinggangnya.Tatapan Kenzo tertahan saat melihat wajah cantik dan damai begitu sangat dekat dengannya. Wanita itu menjadikan sebelah tangannya sebagai bantal."Wanita keras kepala!" gumamnya tersenyum tipis.Ia menoleh ke samping kanan, dan terkejut saat jam kecil yang berada di atas meja nakas itu sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi. Dengan pelan, Kenzo mengangkat kepala Kaylee, dan menarik tangannya. Setelah itu ia menarik selimut dan menutupi seluruh tubuh istrinya yang masih polos.Ia tertawa, mentertawakan dirinya sendiri yang tadi malam terus menggempur Kaylee. Bahkan Kenzo tak memperbolehkan wanita itu tidur dalam keadaan berpakaian. Tetapi, sepertinya Kaylee tidak sadar, saat memeluk dirinya. Mungkin terlalu kelelahan.Kenzo turun dari ranjang dan berja
Kenzo benar-benar sedang tidak membual. Ia sudah menyuruh para pelayannya untuk mengemasi barang-barang miliknya, termasuk milik Kaylee ke dalam koper. Hari ini tepat pukul 10.00 siang, mereka akan terbang ke City Neuron. Negara dimana Kenzo harus menyelesaikan pekerjaannya, dan untuk sementara waktu meninggalkan Adenville."Tuan, apa kita akan berangkat hari ini juga?" tanyanya hati-hati takut jika Kenzo akan marah ketika ia terus bertanya.Semuanya begitu mendadak, Kaylee tidak mempersiapkan apapun. Setidaknya, jika Kenzo memberitahu lebih awal, mungkin ia akan menemui Axel untuk pamit, bagaimanapun caranya."Kamu pikir, untuk apa aku menyuruh mereka berkemas sekarang, kalau kita berangkat tahun depan!" Jawaban bernada sinis itu lagi-lagi hanya mampu membuat Kaylee mengembuskan napasnya dengan kasar. Saat ini ia hanya bisa berdiam diri, duduk di depan suami kontraknya tanpa melakukan apapun.Kenzo tak membiarkannya menghilang
Setelah menempuh perjalanan yang singkat namun melelahkan, limousine yang membawa Kenzo dan Kaylee akhirnya tiba di Bandara Celestial Vista, Adenville. Dengan cepat, keduanya keluar dari mobil dan melangkah masuk ke bandara. Dua bodyguard Kenzo selalu setia mengikuti di belakang, memastikan keamanan majikannya.Kenzo juga sudah memerintahkan orang kepercayaannya, untuk menjemput Limousine miliknya di bandara, karena Digo dan Marko juga harus ikut dengan mereka. Ia melirik sekilas pada Kaylee yang saat ini terus diam dan tak berbicara sepatah katapun. Wanita itu masih marah padanya, karena ucapannya yang menyakitkan tadi."Baguslah, lebih baik diam daripada telingaku panas mendengar ocehannya!" batin Kenzo mendengkus. Setelah melewati serangkaian pemeriksaan pasport, pemeriksaan keamanan, dan pemeriksaan lainnya, mereka akhirnya sampai pada tahap boarding. Kenzo dan Kaylee melangkah menuju gerbang keberangkatan yang sesuai dengan nomor
"APA SATU KAMAR?"Kenzo menyeringai dan siap memangsa istri kontraknya. Namun, secepat kilat Kaylee mendorong tubuh Kenzo dan langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi. Brak!"Astaga, apa yang dia lakukan!" Kenzo mengumpat kesal ketika hasratnya yang sudah di ubun-ubun, tidak bisa tersalurkan ketika Kaylee melarikan diri. "Apa yang kamu lakukan, hah? Kamu berani menolakku!" teriak Kenzo mengetuk pintu kamar mandi."KELUAR!""Maafkan aku, Tuan! Kalau Tuan mau marah padaku, silakan! Tapi tolong untuk hari ini ijinkan aku tidur. Aku lelah sekali!"Kaylee menjawab pertanyaan Kenzo dibalik pintu setengah berteriak. Kenzo yang berada diluar itu hanya mampu menggelengkan kepalanya dan sadar jika dirinya benar-benar tidak memberikan wanita itu istirahat sebentar saja. Ia sendiri tidak tahu, kenapa itu bisa terjadi padanya."Jadi, kamu sudah berani melawanku sekarang?" "Maafkan aku, Tuan!" jawab K
Langit gelap, awan mendung menutupi matahari yang semakin tenggelam di balik cakrawala. Angin berhembus pelan, membawa aroma bunga yang menyegarkan. Gemericik air hujan mulai terdengar, seperti seruling alam yang memainkan lagu lembutnya.Tetesan-tetesannya jatuh dengan irama yang teratur, menyentuh tanah dengan lembut dan mengalir di antara rerumputan hijau. Suara gemuruh pelan petir menjauh, meninggalkan suasana damai yang menghiasi alam. Kaylee merasakan tubuhnya kaku ketika ia terbangun dari tidurnya pada pukul 17.45 sore. Dengan perlahan, ia merentangkan kedua tangannya ke atas, mencoba untuk meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal akibat tidur terlalu lama. "Akh, akhirnya aku bisa tidur tenang tanpa banyak gangguan."Ia bergumam bahagia karena belum menemukan Kenzo di kamarnya. Bergegas Kaylee membersihkan diri di kamar mandi karena waktu sudah berganti malam.Cukup lama berada di kamar mandi, ia segera memakai pakaiannya dan k
Istri 500 Juta Chapter 25Kenzo menghela nafas lega saat ia mengusap bibirnya dengan tisu setelah menyantap habis Chupe de camarones. Pandangannya beralih pada Kaylee yang terpaksa memilih makanan lain di hadapannya. "Kemana para pelayan itu?" tanyanya memecah keheningan hingga Kaylee menyudahi akitivitas makannya."Mungkin sedang beristirahat!""Panggil mereka kemari! Bisa-bisanya membuat soup ini hanya satu. Mereka di bayar untuk melayani majikan!" sentak Kenzo merasa kesal karena ia pikir, kedua pelayanannya tidak bekerja dengan baik."Maaf Tuan, soup itu aku yang membuatnya!"Kenzo tertegun mendengar ucapan istri kontraknya. "Kamu?""Ya, aku yang membuatnya. Aku pikir, Tuan tidak suka makanan seperti itu. Jadi, aku buat satu saja untukku. Lagian di atas meja ini masih banyak makanan yang lebih lezat dari soup yang kubuat!" ucap Kaylee menjelaskan panjang kali lebar."Ckk ... beraninya kamu membaca isi pikir
Ketika bulan Desember tiba, atmosfernya berubah menjadi adegan yang dipenuhi dengan keajaiban putih. Musim salju tengah menyapa kota Zyron, City Neuron.Butiran-butiran kristal es melayang lembut dari langit, menari-nari di udara sebelum akhirnya mendarat di halaman-halaman dan jalanan. Seperti yang dikatakan semua orang, jika Negara City Neuron mempunyai empat musim. Dan kini musim salju telah tiba. Begitupun dengan waktu yang begitu cepat berlalu.Pernikahan Kenzo dan Kaylee sudah berjalan selama dua bulan. Sikap Kaylee sudah jauh lebih baik, dia menerima semuanya dan dia juga menerima jika nanti Kenzo membuangnya ketika kontrak berakhir. Yang jelas, semenjak Kenzo menjaganya ketika ia sakit, di saat itulah hati Kaylee luluh dan berusaha untuk menuruti perkataan suaminya, melakukan sesuatu dengan baik, meskipun suatu saat mereka harus berpisah."Masak apa?" Diva yang sedang sibuk itu seketika terperanjat melihat majikannya s