Beranda / Horor / Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak / Bab 34 - Paku Kuntilanak

Share

Bab 34 - Paku Kuntilanak

Penulis: Vie Junaeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-09 22:39:20

Bab 34 - Paku Kuntilanak

"Takut, Nek. Pocong yang di pohon mangga itu ngajak main cilukba terus," sahut Dika.

"Heleeeehhh, sama pocong aja takut! Pocong itu wong gemesin gitu kok, takut."

Nenek Asih bangkit dan menuju ke luar rumahnya.

"Ya ampun, Nek. Masa iya pocong gemesin, yang ada nakutin tau!" pekik Dika.

"Sini, lihat Nenek nih."

Sejurus kemudian, Nenek Asih menghampiri pocong di pohon mangga itu. Betapa mengejutkan ketika sang nenek membenarkan ikatan kepala pocong tersebut seraya berbincang-bincang.

"Yaa Allah, punya nenek akrab banget sama setan," gumam Dika seraya menepuk dahinya sendiri.

Kemudian ia mengendap-endap menuju ke samping rumah Neneknya mencari Laila.

"Lai, Laila, Laila, main yuk! Heh, ngomong apa aku ini ya," gumam Dika.

Kedua bola matanya berputar berkeliling mencari sosok keberadaan Laila di sekitar rumah Nenek Asih.

"Laila, sini manis, ayo dong Lai balik ke aku, pus pus pus...."

"Heh! emangnya aku kucing apa dipanggil pus!" tegur Laila dari atas pohon durian
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 43 - Pertemuan Laila dan Ayahnya

    Bab 43 kuntilanak Bulir bening dari kelopak mata Laila terus mengalir. Ia memeluk tubuh Oma, kesedihan masih saja menghinggapinya."Sudah ah jangan nangis, sekarang ini kamu harus menikmati hidup kedua kamu bersama Dika, dan juga perbaiki hubungan kamu dengan Papi kamu," ucap Oma Murni."Iya, Oma. Laila mau cari Papi dulu." Laila bergegas masuk ke rumah besar. Ia paham betul di mana harus mencari laki-laki pemilik rumah besar itu.Tuan agus Kuncoro selalu duduk di taman mawar yang di buat mendiang istrinya, Mami -nya Laila. Taman yang penuh bunga mawar itu terletak di samping kolam renang yang luas berbentuk huruf M.Tuan Agus sedang memeluk bingkai foto bergambar ia, istrinya dan Laila. Lantunan lagu lihat kebunku yang selalu ia nyanyikan bersama istrinya untuk Laila selalu dilantunkan saat sedang merenung di sana.Mata lelaki itu terperanjat saat melihat sepasang kaki perempuan yang sudah berdiri di hadapannya. Pandangan mata Tuan Agus makin naik sampai ke wajah Laila yang terseny

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 42 - Laila Pulang

    Bab 42 Kuntilanak Di dalam bus menuju Kota Lurik Ayu, Laila tampak gelisah. Peluh bercucuran membasahi tubuhnya seraya mencengkeram paha kiri Dika."Awww... kamu kenapa sih, Lai? Jangan sekarang juga kali kalau kangen sama ular naga punyaku," bisik Dika.Laila menoyor kepala suaminya itu dengan kesal dan gemas."Bukan itu tau, ih pikiran kamu tuh ya gak jauh dari hal itu sekarang," bisik Laila menatap tajam ke arah Dika."Terus kamu kenapa emangnya?" tanya Dika lagi."Itu, suara radionya aku gak kuat," bisik Laila.Dika baru sadar kalau supir bus ini memasang musik solawat yang membuat Laila merasakan hawa panas dan ketakutan. Biar bagaimana pun Laila masih termasuk kaum lelembut. "Duh, gimana caranya ini? Masa aku minta sama Pak Sopir buat matiin radionya," ucap Dika."Aku gak tahan, aku gak kuat, panas banget ini," ucap Laila yang mulai berteriak. Sontak saja para pengunjung menatap ke arah Dika dan Laila."Ono opo, toh?" tanya Nenek Asih."Laila, Nek, dia kepanasan denger solaw

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 41 - Laila yang Rakus

    Bab 41 Kuntilanak Setelah sampai di terminal, Dika memesan tiket bus yang menuju Kota Lurik. Akan tetapi, mereka harus transit dulu di kota sebelumnya. Dika, Laila dan Nenek Asih, akhirnya mendapat tiket bus menuju kota Lurik di jam keberangkatan malam hari. "Makan dulu ya, Nek, aku lapar," ucap Dika."Iya, aku juga," sahut Laila. "Lho udah bisa ngerasain lapar, toh? Ayo yo wis ayo kita cari makan sebelum bisnya datang," ucap Nenek Asih.Mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk singgah di kedai soto ayam di dalam terminal tersebut."Astagfirullah... kok ketemu beginian, sih," pekik Dika saat melihat sosok pocong sedang duduk dalam kedai tersebut.Pemuda itu bersembunyi di balik Laila."Hai, wah kalian semua bisa melihatku, ya? Hebat hebat!" ucap pocong perempuan itu seraya meringis menunjukkan deretan gusinya yang penuh darah."Permisi Mbak, aku mau duduk. Tolong geser dikit, ya," pinta Laila yang memberanikan diri menggeser pocong perempuan itu."Oke, Say! Hihihihihi ketawa a

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 40 - Kemampuan Tak Terduga Nenek Asih

    Bab 40Setelah Laila meletakkan tubuh Diah ke atas sofa, wanita itu segera melangkah menuju lemari tivi milik Nenek Asih."Kamu mau apa, Lai?" tanya Dika."Mau cari minyak kayu putih buat sadarkan dia," sahut Laila."Duh, terus kalau dia sadar dan cerita yang enggak-enggak sama warga, gimana?" Dika terlihat cemas dan panik."Iya terus kalau dia gak sadar nanti juga, gimana? Emangnya mau kita bunuh?" tanya Laila."Astaga, Laila! Apa yang kamu ucapkan itu berdosa Laila," sahut Dika."Apaan sih, kamu sendiri berdosa tau memperistri aku seperti ini," sahut Laila tak kalah."Aku kan cinta sama kamu, kadang cinta itu bisa membuat orang melakukan dosa, ya gak?" "Tau lah, udah ketemu nih minyak kayu putihnya, pokoknya kita buat dia sadar," ucap Laila.Tak lama kemudian setelah Laila mengoleskan minyak itu ke bawah hidung gadis yang terbaring itu, tiba-tiba Diah membuka matanya.Ia menatap wajah Laila lalu berteriak ketakutan. "Pergi! Pergi! Tolong jangan dekati saya, pergi!" pekik Diah.Ter

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 39 - Pasang Paku

    Bab 39Laila duduk berlutut tepat di hadapan bagian intim milik Dika."Kok, posisinya ada yang aneh ya? Aduh, rasanya saya mau nurunin celana aja," ucap Dika menggoda Laila."Haish salah hadap kan aku! Udah lah aku balik badan aja nih!" balas Laila yang langsung mengubah posisi duduknya."Hehehe... ya kali Lai, kamu mau gitu karaoke punyaku,” celetuk Dika."Au amat lah! Buruan pasang pakunya!" sahut Laila mulai kesal.Dika lantas tertawa. Setelah tenang, menarik napas dalam, pria itu lalu membuka kain merah yang membungkus paku tersebut."Buruan!" pinta Laila dengan nada berseru."Tunggu, sabar dulu! Aku lupa ambil palu bentar ya. Tunggu di sini, aku tanya dulu Nenek taruh palu itu di mana," ucap Dika."Yah, Dika... Aku udah nahan-nahan takut sakit nih," ucap Laila memelas."Iya tunggu bentar." Dika mengetuk pintu Nenek Asih dan terpaksa membangunkannya. Namun, saat Dika membuka pintu Nenek secara spontan ia melihat sosok pocong sedang menindih tubuh si Nenek Asih."Astaga, Nenek!" p

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 38 - Membusuk?

    Bab 38"Emang kalau gak sukses kenapa Mbah?" celetuk Dika."Kalau nggak sukses ya ngapain aku capek-capek buat minum sama keluarin panganan ini toh le hehehe," ucap nenek bungkuk itu seraya tertawa menunjukkan deretan giginya yang beberapa gigi itu terbuat dari emas.“Nyoh!” Mbah Sarno menyerahkan kotak itu pada Dika. Pemuda itu langsung menerimanya dengan perasaan senang seraya mendekap kotak tersebut dengan erat."Yes, sebentar lagi, Laila akan menjadi manusia seutuhnya," gumam Dika."Cara pakainya gimana, Mbah?" tanya Nenek Asih."Ya ditancap seperti biasa ke atas ubun-ubun kepala sambil baca mantra yang sudah aku tulis pada kertas di dalam kotak tersebut,” titahnya.Dika mencari kertas berisi mantera dalam kotak tersebut."Oh iya ini ketemu." "Tapi ingat, ada konsekuensinya lho," ucap Mbah Sarno memotong kebahagiaan Dika saat itu."Maksud Mbah?" tanya Dika."Begini, kuntilanak itu kan asline wujudnya itu hantu, berarti sudah mati, toh. Nah, kalau kamu tetap ingin dia seperti man

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status