Desa Tanpa Suara

Desa Tanpa Suara

last updateHuling Na-update : 2025-08-09
By:  Rafi AdityaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
10Mga Kabanata
10views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

ig author: @rafi.aditya87 and @raffaramadhan.__ Sinopsis Novel: Desa Tanpa Suara Ketika Raka, seorang jurnalis investigasi muda yang idealis, menerima kabar tentang seorang relawan medis yang hilang di desa terpencil bernama Watupego, ia mengira ini hanya kasus orang hilang biasa. Tapi begitu menjejakkan kaki di desa itu, satu hal langsung terasa aneh: sunyi yang mutlak. Tidak ada kicau burung, tidak ada suara angin, bahkan tidak ada suara manusia. Para penduduk menatapnya tanpa ekspresi, tanpa sepatah kata pun. Namun saat malam turun, kesunyian itu pecah oleh sesuatu yang lebih mengerikan bisikan dari dalam tanah, memanggil-manggil dengan suara orang mati. Semakin Raka menggali misteri desa ini, semakin ia ditarik ke dalam lingkaran horor yang tak terjelaskan. Ia menemukan simbol-simbol aneh di pintu rumah, lubang-lubang kecil yang berbisik, dan sejarah kelam tentang sekte yang memuja kesunyian sebagai bentuk kemurnian. Desa ini tak hanya menyembunyikan rahasia... desa ini hidup. Dan ia ingin menjadikan Raka bagian darinya. Dalam suasana sunyi yang menyesakkan dan kabut yang menelan batas realitas, Raka harus memilih: mengungkap kebenaran yang terkubur bersama suara-suara yang dibungkam, atau ikut tenggelam dalam diam... selamanya.

view more

Kabanata 1

Bab 1: Jeritan di Tengah Hujan

Hujan malam itu turun seperti amukan langit, memukul atap seng rumah-rumah reyot di Desa Lembah Senja. Angin menderu membawa aroma tanah basah, bercampur dengan bau anyir yang tak jelas dari mana asalnya. Langit kelam, seolah menutup rapat cahaya bulan.

Di tengah hiruk-pikuk hujan, sebuah jeritan memecah malam.

“Aaaaaa!”

Suara itu melengking, melintas tajam di antara deru angin dan rintik hujan. Suara seorang perempuan. Panik. Putus asa. Lalu, seperti ditelan tanah, suara itu terhenti mendadak.

Raka berdiri kaku di ambang pintu rumahnya, lampu minyak di tangan bergetar. Matanya menatap ke arah jalan setapak yang menuju bukit, sumber suara itu. Napasnya memburu. “Bu, kamu dengar itu?”

Di ruang tengah, ibunya membeku di kursi kayu, selendang tua membungkus tubuhnya. Tatapannya kosong, tapi tangan yang memegang cangkir teh bergetar hebat. “Masuk, Raka,” ujarnya datar, nyaris seperti bisikan.

“Itu suara orang! Dia butuh bantuan!” Raka sudah melangkah keluar, hujan membasahi rambut dan bajunya.

Ibunya menoleh dengan mata yang melebar seperti baru melihat hantu. “Masuk!” Suaranya tiba-tiba meninggi, memotong dentum hujan. Tangannya meraih lengan Raka, mencengkeram kuat. “Kamu mau mati, hah?!”

Raka menarik lengannya. “Kenapa semua orang di desa ini selalu pura-pura nggak dengar setiap ada yang”

“Masuk!” seru ibunya lagi, kali ini matanya berkaca-kaca. Wajahnya pucat seperti orang sakit. “Jangan pernah keluar kalau dengar suara itu.”

Raka terpaku. Bukan cuma amarah di nada ibunya yang membuatnya terdiam, tapi juga rasa takut yang begitu kentara. Bukan takut pada hujan. Bukan pada malam. Tapi pada sesuatu yang hanya mereka orang-orang desa ketahui.

---

Jeritan itu tak terdengar lagi setelah beberapa menit. Hanya hujan yang terus mengamuk, menyapu halaman rumah, membuat genangan di mana-mana. Raka duduk di tepi ranjangnya, rambutnya masih basah, baju melekat di tubuh. Matanya menatap jendela yang berembun, pikirannya terus kembali pada suara itu.

“Aku nggak mau diem aja,” gumamnya pelan.

Pintu kamar berderit, dan Sinta, adik perempuannya, muncul. Gadis itu pucat, mengenakan kaos tipis yang kebesaran, rambutnya acak. “Mas… aku mimpi aneh,” katanya lirih.

“Mimpi apa?” Raka memutar kursi, menatap adiknya.

Sinta menelan ludah. “Aku lihat perempuan… mulutnya dijahit. Dia berdiri di depan sumur tua di ujung desa. Matanya kayak… nyari seseorang.”

Raka merasakan darahnya mengalir lebih cepat. “Mulutnya… dijahit?”

Sinta mengangguk pelan. “Waktu aku mau mendekat, dia buka mulutnya… benang-benang itu berdarah. Tapi suaranya… hilang. Kayak… tersedot ke udara.”

---

Pagi berikutnya, kabut tebal turun, membungkus desa seperti selimut dingin. Suara ayam jantan pun terdengar sayup. Raka keluar rumah diam-diam, langkahnya menuju ujung barat desa. Sepatu kainnya langsung kotor terkena lumpur.

Di sana, sumur tua berdiri di tengah semak-semak. Batu-batunya retak, ditumbuhi lumut. Air di dalamnya hitam, permukaannya nyaris tak beriak meski angin bertiup. Raka menunduk, memperhatikan tanah di sekitar bibir sumur. Ada bekas tapak kaki samar, kecil, seperti milik perempuan.

Saat ia hendak mengintip ke dalam, suara serak terdengar di belakangnya. “Jangan dekat-dekat, Nak.”

Raka menoleh. Seorang kakek berdiri tak jauh, bertopang pada tongkat kayu. Pakaiannya lusuh, wajahnya dipenuhi keriput. Tapi matanya tajam, menusuk.

“Kenapa?” tanya Raka, mencoba terdengar santai.

Kakek itu melangkah mendekat perlahan. “Sumur itu… sudah menelan banyak suara. Sekali kau mendengarnya, kau tak akan bisa melupakannya.”

Raka mengernyit. “Maksudnya?”

Kakek itu menyipitkan mata, lalu tersenyum tipis. “Bocah sepertimu nggak akan betah di sini kalau tahu.” Tanpa menunggu jawaban, ia membalik badan, berjalan pergi, meninggalkan jejak di lumpur.

Raka kembali menatap sumur. Hening. Hanya suara kabut yang bergesekan di telinga. Lalu… dari dalam sumur, terdengar bisikan.

Pelan. Samar. Tapi jelas memanggil.

“Raka…”

Darahnya membeku. Ia mundur setapak, matanya melebar. Hujan mulai turun lagi, membasahi tanah, tapi bisikan itu terus terdengar, seolah datang dari dasar sumur yang gelap tak berujung.

Ia ingin lari. Tapi kakinya terpaku.

Dan dari sudut matanya, ia melihat sepasang tangan pucat, berlumuran lumpur perlahan meraih bibir sumur dari dalam.

[BERSAMBUNG]

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
10 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status