Share

30. Tongkat Sakti

“Fuhhh ....” Bima membuang napas panjang ketika melihat rumahnya yang kacau. Dia berkacak pinggang sembari menoleh ke Mena. “Tidak ada sidik jari tertinggal?”

Mena menggeleng. “Aku rasa mereka para pekerja profesional.”

“Ya Profesional yang merusak barang-barangku. Bagus sekali, Vas bunga pecah, isi bantal berhamburan, majalah sobek. Sebenarnya apa yang mereka cari?”

“Enggak ada satu pun yang hilang?” Mena malah menanyakan hal yang sama lagi.

“Sejauh ini enggak ada.” Bima menggidikkan bahunya.

“Pasti ini ada kaitannya dengan mafia-mafia yang belakangan tertangkap. Ada bandit yang lebih besar lagi dan mungkin saja di bagan kita sendiri.”

“Ya, pasti posisi orang itu juga tidak main-main. Bagaimana dengan penemuan mayat kemarin?”

“Masih dalam proses autopsi. Kemungkinan mayat itu sengaja dibuang ke sungai supaya di makan buaya untuk menghilangkan jejak. Mayatnya saja tidak lengkap.”

“Aku pikir korban mutilasi.” Bima mengernyitkan dahinya.

“Bukan, potongan tubuhnya tidak rata seperti gigi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status