Home / Romansa / Istri Cerewet Tuan CEO / Tertarik di pertemuan pertama

Share

Tertarik di pertemuan pertama

Author: Vellichor_Ann
last update Last Updated: 2024-01-22 18:10:14

Di waktu yang bersamaan, keluarga Mirna dan suaminya juga sedang mengadakan rapat di rumah. Jika Kenneth sudah mengetahui perjodohan ini dari lama, Metta justru tidak mengetahuinya. Dia terkejut sekaligus kesal karena Aya adalah orang yang akan menjadi calon kakak iparnya.

"Jangan dong, pah. Perjodohannya batalin aja."

"Dari tadi kamu terus bilang jangan. Kenapa? Yang dijodohin itu kakak kamu," kata Papanya yang tak mengerti dengan perkataan sang anak.

"Iya. Kamu sama Aya itu kan temen. Mama juga seneng kalau Aya jadi mantu di rumah ini."

Metta berdecak kesal. "Aku sama Aya udah gak temenan lagi."

"Kenapa gitu? Padahal dulu kalian lengket banget."

"Mama kayak gak tau aja anak perempuan," kata Ken yang sejak tadi diam. Matanya kembali fokus pada ponsel.

"Ih, kakak pokoknya harus nolak perjodohan ini. Nanti aku kenalin sama temen cewek aku di kampus," bisik Metta.

"Gak, ah. Cantik-cantik, gak?"

"Cantik. Aku tau selera kak Ken kayak gimana. Yang body-nya bohay gitu, kan? Gak usah bohong udah. Aya itu bukan tipe kakak. Kalau kalian beneran nikah, masa kakak ipar aku harus Aya? Jangan, dong."

"Ekhem!" Papa mereka kini melontarkan tatapan tajamnya. "Metta, jangan mempengaruhi kakak kamu. Perjodohan ini udah dibuat sejak lama. Harusnya kamu sama Aya yang baikan."

"Tapi..."

"Gak ada tapi-tapian. Malam ini kita ke rumah Aya. Ken, papa gak mau denger kamu berubah pikiran. Kita juga gak mungkin jodohin kamu sama orang sembarangan."

Ken mengangguk cuek. "Dari tadi juga Ken gak nolak, kan?"

Pria tersebut berdiri dan naik ke lantai atas. Melihat hal tersebut Metta mengekori dari belakang. Bagaimana pun juga dia harus menggagalkan semuanya. Jangan sampai kakaknya itu malah suka pada Aya.

"Kak!"

"Apa lagi?"

"Gak ada niatan buat batalin?" tanya Metta sekali lagi.

"Kakak pusing sama kamu. Yang dijodohin itu kakak, tapi kenapa kamu yang ribet?"

"Aku cuma mau-"

"Stttt..." Ken meletakan jari telunjuknya di depan mulut sang adik. "Mending kamu masuk ke kamar terus ganti baju."

Setelah mengatakan hal tersebut Ken segera masuk ke dalam kamarnya, dan menutup pintu rapat. Metta kini menghentakan kakinya kesal.

'Emangnya gak ada cewek lain selain Aya?'

*****

15 tahun yang lalu Ayana, Metta, dan Kenneth adalah teman yang cukup dekat. Karena kedekatan kedua orang tuanya itu yang membuat anak-anaknya ikut berteman. Saat itu ada kejadian di mana Aya merasa marah dan kecewa pada Ken. Hari saat mereka bermain bola bersama, namun Aya justru menendang bolanya hingga membuat kaca tetangga pecah. Disitulah Ken secara tak sengaja mengeluarkan kekesalannya dengan umpatan.

Aya mungkin terlalu kecil untuk mendengar umpatan itu. Orang tuanya tidak pernah membentak apalagi berbicara kasar padanya. Ken memang terus meminta maaf, tapi Aya tidak menanggapi. Sampai satu minggu kemudian Ken harus pindah ke Amerika untuk tinggal dengan neneknya di sana. Mereka tidak lagi bertemu.

"Sayang, kenapa bengong?"

Gadis itu tersadar dari lamunan saat mamanya masuk ke dalam kamar. "Eh, gak apa-apa."

"Kamu cantik banget. Ken pasti langsung jatuh cinta liat kamu."

Aya justru berharap sebaliknya.

"Jadi beneran perjodohannya gak bisa dibatalin? Aya masih muda tau, Mah."

Wanita tersebut mengusap rambut putrinya dengan sayang. Dia tau kekhawatiran Ayana. "Sayang, kamu masih bisa lanjut kuliah, dan Mama yakin Ken gak masalah. Lagipula sebentar lagi kamu wisuda, kan? Cuma beberapa bulan lagi."

"Tapi Ken itu kasar."

"Kak Ken. Dia lebih tua dari kamu," tegurnya. Dia juga tau bagaimana Aya tidak suka dengan ini semua, tapi dirinya lebih yakin jika suatu saat nanti mereka akan benar-benar jatuh cinta.

Ini bukan hanya perjodohan biasa yang semata-mata memuaskan kedua keluarga. Tapi untuk membuat keputusan ini bahkan mereka memikirkannya lebih dulu. Kedua orang tua mereka sudah sama-sama setuju karena memang mereka yakin Ayana dan Kenneth cocok.

"Gak. Dia bukan kakak aku. Jangan-jangan sekarang juga dia masih suka bentak orang," kata Aya dengan kesekian kalinya menolak.

"Gini, deh. Kamu terima dulu perjodohan ini. Kalau suatu saat nanti Ken kasar sama kamu, kita batalin. Tapi mama yakin dia anak baik-baik. Dia sudah dewasa dan Mama udah ketemu sendiri sama Ken."

Tak berselang lama pintu kamarnya kembali terbuka dan menampilkan Papanya. "Ay, keluarganya Ken udah nunggu di bawah. Ayo turun."

Mau tak mau Aya harus menemuinya. Entah bagaimana rupa Ken selama ini. Apa dia sudah berubah jadi lelaki yang jelek? Ah, dia tidak bisa membayangkannya.

Saat menuruni tangga, Aya melihat kehadiran Metta juga. Dia baru ingat. Kalau begitu Metta adalah calon adik iparnya. Itu kabar buruk atau baik?

"Tuh, Ken ganteng, kan?" bisik mamanya yang membuat Aya menatap lelaki di samping Metta.

Tampan. Itu Kenneth? Dia pikir diusia yang sekarang Ken akan terlihat tua, tapi tidak sama sekali. Tubuhnya tegap dan wajah yang memiliki rahang tegas. Tatapan mata yang tajam hampir membuat Aya terpana.

Tidak-tidak, bagaimanapun juga Ken pernah membuatnya menangis berhari-hari. Aya harus membuat Ken membatalkan perjodohan ini. Itu adalah rencana awalnya.

Dengan cepat gadis itu menggeleng. 'Aku gak mau nikah sama dia,' batinnya.

****

"Silahkan duduk dulu. Aya lagi di kamar sama Mamanya."

Ken dan keluarganya duduk setelah dipersilahkan. Sudah lama Ken tidak melihat rumah ini. Semakin besar dan semakin bagus dari beberapa tahun yang lalu. Apa Aya juga banyak berubah?

"Tunggu dulu, ya. Biar aku panggilkan dulu anaknya."

Orang tua Ken mengangguk. Mereka juga sudah lama tidak melihat Aya. Terakhir kali itu saat Aya dan Metta masih berteman di bangku SMA. Mereka pikir Aya sedang sibuk sampai tidak pernah lagi main ke rumah, ternyata anaknya sendiri bilang kalau hubungan keduanya tidak berteman lagi.

"Kak, bener mau tolak perjodohannya, kan? Janji, deh, nanti aku kenalin sama cewe yang lebih cantik," bisik Metta masih tak tenang.

Kenneth menatap adiknya dan tersenyum menggoda. "Gimana, ya?"

"Ih... pokoknya aku gak suka kak Ken deket-deket sama Aya. Kayak gak ada cewe lain aja."

Kenneth tertawa pelan mendengar ucapan adiknya. Tak lama kemudian dari arah tangga terlihat seorang gadis cantik turun bersama kedua orang tuanya. Begitu anggun menggunakan dress di atas lutut dan rambut yang tergerai indah.

Gadis itu tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kenneth merasakan debaran di dadanya. Ia menatap dari atas hingga bawah. Terkesan manis dan juga... Eum, sexy. Ya, keduanya dalam waktu yang bersamaan.

Ken tidak bisa mengalihkan tatapannya dari gadis tersebut. Terlihat Ayana melirik ke arah Metta, kemudian menatap dirinya. Mereka sempat saling beradu tatap namun Ayana lebih dulu memutus kontak mata. Ketika Aya menggelengkan kepala, Ken bahkan tidak bisa menahan rasa gemasnya. Sesaat ia membasahi bibirnya yang terasa kering.

"Kayaknya aku gak akan batalin perjodohan ini," gumamnya dengan senyum yang belum pudar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Menjadi dingin

    Sebagai permintaan maaf Ayana berencana membuatkan masakan untuk Ken. Dia sengaja bangun lebih awal dan bergulat di dapur. Meski bisa dikatakan Ayana belum sepenuhnya menyukai pernikahan ini tapi entah kenapa dia merasa bersalah pada Ken. Hatinya merasa tak tenang dengan semua ini. "Ken, aku udah masak buat kamu," kata Ayana tersenyum saat melihat pria itu keluar kamar dengan keadaan sudah rapih."Kamu ga perlu kayak gini, saya bisa sarapan di kantor. Tenang aja, saya juga ga akan cerita sama orang tua kamu tentang kemarin."Senyuman itu luntur seketika. Kenneth bicara begitu dingin padanya. Aya memang tidak ingin orang tuanya tau tapi bukan berarti dia memasak semua ini sebagai sogokan. Ia benar-benar tulus meminta maaf. perlahan gadis itu menghampiri Ken dan menggenggam satu tangannya. "makan di rumah, ya. sebentar aja.""saya ada meeting pagi. Atau kamu bisa undang Rendi buat temani kamu sarapan," jawabnya sarkas.Kenneth marah padanya. Ayana tak mampu bersuara lagi, dia hanya me

  • Istri Cerewet Tuan CEO    ribut

    Ayana terus menunduk dan memegang sabuk pengamannya sejak tadi. Dia berada di mobil bersama Kenneth dalam keadaan sama-sama diam. Tidak ada yang berbicara hanya suasana hening yang membuat Ayana semakin canggung. Pria di sampingnya ini benar-benar sedang marah sekarang. Terlihat wajahnya yang memerah dan tangan yang memegang setir dengan kuat.Gadis itu menoleh sekilas dan dia mendengus sebal karena sampai saat ini tidak tau kenapa Ken marah padanya. Kenneth menambah kecepatan mobilnya, seakan dia ingin segera sampai ke apartemen. "Ken," panggil Ayana namun tetap menatap lurus ke depan. "Saya minta kamu diam sampai kita di apartemen. Jangan bicara apapun."Kenneth mencoba mencari jalan tercepat. Yang dikhawatirkan Ayana adalah karena mobil yang dibawanya cukup cepat sedangkan malam seperti ini keadaan jalanan tidak terlalu terang.Setelah cukup lama akhirnya mereka sampai di depan apartemen. Kenneth keluar lebih dulu dan membukakan pintu untuk sang istri. Dia benar-benar sangat kece

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Salah paham

    Metta menikmati makanannya sambil menatap langit malam di luar sana. Mereka semua sedang makan di luar, di tempat terbuka sambil menikmati keindahan pantai. Beberapa orang terlihat bernyanyi dan memainkan ukulele. Ada juga yang membuat video untuk dokumentasi. "Aduh, ini hp kenapa sih?!"Metta yang sedang mengunyah makanan langsung menoleh menatap salah satu temannya yang memukul-mukul ponsel. "Kenapa?""Gue mau telepon Nyokap tapi ga ada jaringan. Gue boleh pinjem ponsel Lo gak, Ta?""Boleh. Ambil aja tuh di dalam tas. Password-nya masih ingat kan?""Masih kalau belum diganti," ucapnya sambil mengambil ponsel Metta.Perempuan tersebut pergi ke belakang untuk menelpon Ibunya sedangkan Metta kembali melanjutkan makan. Setelah lelah memikirkan kuliah ternyata menyenangkan untuk pergi ke tempat seperti ini. Rasanya masalah langsung menghilang terbawa deburan ombak dan angin pantai.Meski terlihat begitu menikmati makanannya namun Metta sesekali memperhatikan Ayana yang duduk di samping

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Rencana tersembunyi

    "Lo kenapa keliatan gak tenang gitu, sih?" tanya Tio melihat bos sekaligus temannya mondar-mandir."Gue lagi nunggu kabar dari Ayana. Dia gak bisa dihubungi. Ditelepon gak diangkat, pesan gak dibaca. Metta juga teleponnya gak aktif.""Yaelah, ditinggal belum sehari aja udah galau. Lagian udah pasti istri Lo lagi sibuk sama acaranya di sana. Udah jangan overthinking gini, yang ada Lo ribet sendiri."Pria itu duduk setelah cukup lama berdiri. Dia menatap ponselnya dan masih berharap balasan notifikasi dari Ayana segera muncul. Dia mengkhawatirkan gadis itu dan mungkin cemburu karena ada Rendi juga di sana. Tentu Ken tau jika Rendi masih menginginkan istrinya.Dia tidak masalah membebaskan Ayana berlibur ke pantai bersama teman kampusnya agar dia juga bisa menikmati waktu. Hanya saja jika gadis itu dekat dengan lelaki lain Ken merasa tidak terima. "Tenang aja, sih. Ada adek Lo juga, pasti dijagain. Wajar aja kalau mereka sibuk sekarang. Lo masih bisa hubungi nanti.""Tetep aja gue gak t

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Jaga hati

    Hari ini Ayana akan melakukan pemberangkatan liburan bersama teman sekelasnya yang lain. Tempat tujuan mereka adalah pantai, dan mereka akan menginap di hotel untuk beberapa hari. Akan ada beberapa acara juga yang diadakan di sana nantinya."Bener gak mau saya antar?" tanya Ken kesekian kalinya pada Ayana. Gadis itu memutuskan pergi berdua dengan Metta naik mobil. "Aku sama Metta berdua aja. Lagian kamu mau kerja juga, kan? Nanti aku kabarin kalau sampai sana.""Tapi seenggaknya saya liat kalian aman sampai tujuan."Metta menghampiri sepasang suami yang tengah berdebat di depan mobil. "Kak, tenang aja gak usah khawatir. Lagian sekarang ada aku yang jagain Ayana."Ken masih belum tenang. Dia ingin mengantar mereka sampai ke pantai namun Ayana tidak mau. Jika dia memaksa gadis itu pasti akan marah, padahal mereka baru saja akur. Tapi sepertinya benar kata Metta, sekarang dua gadis itu sudah kembali berteman jadi dia bisa menitipkan Ayana pada sang adik dan begitu sebaliknya. "Tapi kal

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Menjadi cemburu

    "Keluar!" ucap Ayana dengan penekanan.Gadis itu bersedekap dada sambil bersandar di dekat pintu. Ia memperhatikan Amel yang berjalan pergi dari sana dengan menunduk. Saat melewatinya Aya berbisik dengan pelan namun hanya mereka yang berdua yang tau. Ken tidak mendengar apapun."Ay, kamu kenapa gak bilang mau ke sini?" tanya Ken berjalan menghampiri istrinya sambil mengulurkan tangan, menyambut."Gak boleh aku datang ke sini?""Boleh, dong. Kamu bebas kapanpun datang ke sini sesuka hati selama saya ada di kantor. Tapi penasaran aja kenapa kamu datang ke sini."Ayana mengambil sesuatu di kantongnya dan menunjukan. "Ponsel kamu ketinggalan di kamar. Takut penting jadi aku bawain ke sini.""Ah, iya saya lupa bawa ponsel. Makasih, ya, maaf jadi repotin kamu." Ken menarik Ayana ke pelukannya dan mengecup keningnya lembut. Sementara gadis itu tersenyum dan menepuk bahu suaminya pelan.Setelah menikah Ayana mulai terbiasa dengan Ken yang suka memeluknya. Kalau boleh jujur sepertinya gadis in

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status