Share

Enyahlah!

“Lexie, Ibumu … dia ….” Suara Davin bergetar di sambungan telepon. Kata-kata yang suda dia rangkai hanya menggumpal di tenggorokannya saja. Pada akhirnya, Davin hanya berkata, “Ibumu dalam kondisi buruk, aku membawanya ke rumah sakit. Jika kau tidak sibuk, lihatlah dia sebentar.”

Davin tidak ingin Lexie terlalu khawatir, tapi Lexie tahu Davin tidak akan menghubunginya kalau dia tidak dalam keadaan sangat terdesak.

Apalagi … apalagi bulan ini adalah hari kematian Ibunya di masa lalu.

Jantung Lexie seperti meloncat ke tenggorokannya saat dia mengingatnya. Otaknya terasa kosong untuk beberapa waktu sebelum tubuhnya bergerak cepat untuk pergi ke jalanan dan memanggil taxi.

Lexie tiba di rumah sakit yang dikirim Davin. Dari kejauhan, dia bisa melihat Davin yang berdiri dengan cemas di depan ruang gawat darurat.

“Ayah ….” Lexie berlari menghampirinya. “Bagaimana Ibu?”

Davin tidak bisa menahan dirinya. Tiba-tiba saja air matanya berjatuhan, dia menangis tersedu-sedu tanpa mengeluarkan suara.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status