Share

Bab 121 gratis

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-22 11:15:30

Pagi-pagi sekali rumah Kinanti sudah di gedor, bahkan sampai membuat Fikri menangis karena, suara keributan.

"Siapa, sih. Kok nggak sopan banget," gerutu Serena.

Kinanti berusaha menenangkat Fikri, tidur lelap bocah itu terganggu karena, suara gedoran pintu yang sangat kencang.

Sesekali terdengar seorang wanita berteriak meminta untuk di bukakan pintu.

Serena membuka pintu dan melihat dua orang wanita, satunya sudah cukup berumur dan satunya lagi mungkin sebaya dengan dirinya.

"Ada apa ya Bu?" Serena masih berusaha untuk tetap tenang, menimbang orang tersebut lebih tua darinya harus di hormati.

Andai saja wanita tersebut adalah wanita seumur dirinya, mungkin saat membuka pintu barusan langsung membenturkan kepala wanita tersebut pada sudut pintu.

"Saya, Desi Ibunya Ilham dan ini Nara calon istrinya Ilham!" Terang wanita paruh baya tersebut penuh kemarahan dan napas yang naik turun.

Serena mengangguk sambil berpikir keras, bingung pada Ibu yang kini berdiri di hadapannya.

"Ya, ada apa Bu?" Tanya Serena lagi.

"Ibu, Ibu. Aku bukan Ibu mu! Kamu pasti Kinanti! Wanita janda yang merayu putra ku!" Tebak Desi, sekalipun belum bertanya jelas siapa wanita di hadapannya tersebut.

"Saya buk-" belum juga Serena selesai berbicara lagi-lagi Desi memotong perkataannya.

"He, dengar baik-baik. Anak ku itu, aku sekolahkan tinggi-tinggi agar menjadi orang sukses dan mendapatkan calon istri baik-baik, bukan janda gatal seperti mu!" Napas nya naik turun, terbakar amarah.

Bobot wanita itu cukup besar hingga terlihat begitu menyeramkan saat marah.

"Bu, saya ini bukan Kinanti!"

"Lalu, Kinanti yang mana?" Desi merasa sedikit malu, padahal sudah menebak pasti wanita yang membuka pintu adalah janda anak satu dan ingin di jadikan istri oleh anaknya Ilham.

Setelah mendengar namanya terus di sebutkan, Kinanti membaringkan Fikri di ranjang. Kembali terlelap walaupun sempat terganggu karena, suara teriakan seorang wanita.

"Saya, Kinanti Bu. Ada apa ya?" Kinanti berdiri di samping Serena, menatap wanita berbobot mungkin sekitar 90 kg di hadapannya.

Untuk jalan saja sudah cukup sulit, di tambah kini mengomel membuatnya terlihat aneh dan mengerikan.

Jangan lupakan alis matanya seperti kartun Sinchan yang begitu tebal dan lebar, mungkin juga bisa di sebut jalan tol.

"Jadi kamu Kinanti?"

"Silahkan masuk Bu," Kinanti dengan sopan mempersilahkan Desi untuk masuk.

"Saya tidak sudi masuk ke rumah mu ini, saya hanya memperingatkan bahwa jangan kamu dekati anak saya. Apa lagi merayunya. Saya tidak sudi kamu menjadi menantu saya!"

"Maaf Ibu siapa?"

"Saya Desi, Ibu dari Ilham dan tadi malam dia mengatakan untuk melamar kamu. Saya katakan bahwa, saya tidak sudi kamu menjadi menantu saya! Lihat ini, dia calon menantu saya. Sebagai seorang Ibu saya tentu ingin yang terbaik untuk anaknya dan dia jauh lebih baik dari pada janda gatal seperti kamu!"

Kinanti menatap wanita yang berdiri di samping Desi, lipstik berwarna ungu, pakaian begitu menyempit di tubuhnya.

Bukan bermaksud meremehkan. Akan tetapi, rasanya seperti tidak sesuai penampilan dan tubuhnya.

"He. Ibu Desi yang terhormat, sahabat saya Kinanti tidak akan mengejar-ngejar putra anda, justru putra anda yang datang ke sini untuk memohon kembali pada sahabat saya."

Serena malah geram pada Desi, menganggap seorang janda hina. Padahal ucapannya jauh lebih hina dan menjijikan.

"Udah, nggak enak kalau di dengar orang," Kinanti berusaha untuk meredam keadaan yang semakin memanas.

Serena tak akan mau kalah begitu saja dalam berdebat, pantang baginya di rendahkan tanpa membalas.

"Bu, jika memang tidak ingin saya menjalin hubungan dengan anak anda. Karena, saya seorang janda, saya akan memutuskan hubungan kami. Ibu tidak perlu khawatir," Kinanti pun tak mau memiliki hubungan dengan seseorang jika memang orang tuanya tak merestui, lagi pula sejujurnya Kinanti belum siap untuk menjalin hubungan baru.

"Bagus, awas kalau kamu masih berani mengganggu anak ku janda sialan!"

"He......Pergi dari sini." Serena sudah tak tahan lagi, apa lagi saat mendengar kalimat hinaan kembali keluar dari mulut Desi.

Desi menatap Serena dengan sinis, baginya wanita seperti Serena tak pantas mengucapkan kalimat kasar padanya.

"Sombong, tinggal di rumah begini saja. Anak saya Ilham sudah membeli rumah dari hasil kerja keras nya sendiri. Dan lebih bagus dari pada rumah ini. Tapi, sepertinya ini juga hanya rumah kontrakan," Desi tersenyum miring puas menghina Serena dan Kinanti.

"Ya ampun, ini lampir pen banget gua timpuk!"

"Udah," Kinanti segera berdiri di depan Serena, takut apa yang di ucapkan Serena menjadi kenyataan, "Ibu mohon maaf, kalau memang sudah selesai berbicara boleh pergi? Saya berjanji tidak akan pernah berhubungan lagi dengan putra anda."

"Baiklah, saya pegang janji kamu. Atau......"

"Atau apa?" Tanya Serena yang berdiri di belakang Kinanti.

"Udah, Ibu saya janji dan tolong pergi dari rumah saya."

Desi tersenyum sinis dan pergi dengan membawa calon menantu yang tepat menurutnya tersebut.

Serena ingin sekali meremas mulut Desi, dan kesal pada Kinanti yang terus menghalangi keinginannya tersebut.

Segera Kinanti menghubungi Ilham untuk menemuinya, mengembalikan cincin yang di berikan padanya. Memutuskan hubungan mereka sekalipun cukup membuat Ilham kecewa begitu dalam.

Kinanti tak ingin lagi gagal dalam pernikahan, lebih baik mengakhiri sejak saat ini. Kasihan putranya jika nanti merasakan kesedihan jika dia menikah tanpa restu.

_________________________

Jangan lupa bahagia teman-teman, dan Author kasih gratis buat satu bab ini. Hehehe. Salam kenal.

Buat pembaca lama yang ngikutin Author komen dong. Nanti author balas komennya. hehehe.

Buat pembaca baru juga komen dan kenalin kalau kalian pembaca batu author, nanti author balas komen kalian.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (717)
goodnovel comment avatar
Cik Nun
Tks dpat hadiah 1 bab
goodnovel comment avatar
Siti nurjanahsoe
Terima kasih bonusnya Thor,ceritanya bagus jadi pengen baca sampai bab terakhir,klo bisa sering"ya kasih bonus bab ...
goodnovel comment avatar
Indach Msi Kesamben
hay.. kaaaak salam kenal dr saya... saya pembaca baru, dan saya suka sekali loch baca buku ini.. sukses selalu buat kaka author ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Ucapan Terima Kasih

    Hay semuanya.Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan sang pencipta.Saya ucapkan terima kasih kepada semua para pembaca setia saya, dimana kalian sudah mengikuti cerita ini sampai selesai.Sedikit bercerita tentang buku ini.Saya tidak pernah menyangka bahwa novel ini bisa mendapatkan banyak pembaca.Menurut saya pribadi, pembaca sampai 3M itu tidak sedikit dan tidak semua orang bisa mendapatkannya.Di buku ini banyak kekurangannya, mulai dari tulisan dan juga mungkin isi yang kurang berkenan di hati pembaca setia saya ucapkan maaf kepada kalian semua.Namun, saya juga ingin mengatakan bahwa, saya bukan seorang penulis hebat.Saya pun tidak pernah hobi dalam menulis, begitu juga dengan membaca.Kedua hal ini sangat saya hindari sejak dulu.Tetapi, mendadak hati saya tertantang karena pernah membaca novel yang menurut saya tidak masuk akal.Hingga saya pun memutuskan untuk menuliskan sebuah buku.Dari sana saya mulai berpikir bahwa menulis tidak seburuk dan melelahkan seperti yan

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 669

    Kinanti berdiri di balkon kamarnya, malam terasa semakin dingin. Namun, matanya engan terpejam, bayang-bayang luka penuh dengan nestapa membuatnya kembali pada masa lalu yang sudah lama terkubur dalam.Kejadian itu yang menyeretnya masuk pada kehidupan Adam, keinginan ingin pergi jauh dan melupakan apa yang terlah terjadi justru semua tidak sesuai dengan harapan.Nyatanya, semakin mencoba untuk menjauh, semakin banyak pula rintangan yang dia lalui.Hingga, akhirnya benar-benar tak bisa lepas dari jerat Adam.Semuanya tak sampai dengan baik-baik saja, nyatanya luka berbalut air mata begitu menusuknya hingga seperti tidak tahu lagi harus berbuat apa.Karena, kenyataan terus saja memaksa, meskipun luka yang tertusuk sudah tak mampu lagi untuk di tahan."Sayang."Kehadiran Adam membuat Kinanti pun tersadar dari lamunanya.Lamunan yang membuatnya hanyut dalam masa lalu untuk sejenak saja.Sejenak namun cukup membuat dirinya merasa kembali pada masa lalu itu."Mas, udah pulang?""Udah, dari

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 668

    Bulir-bulir air mata pun jatuh dari pelupuk mata, Mentari begitu terharu saat dokter mengatakan dirinya tengah berbadan dua.Bahkan kehamilannya sudah memasuki 6 Minggu.Selama ini sering kali merasa tidak nyaman pada bagian perutnya, tapi Mentari memilih tidak perduli.Hingga akhirnya jatuh pingsan saat sedang memeriksa pasiennya.Bertapa dirinya begitu terkejut bercampur bahagia karena mendengarkan hasil pemeriksaan dokter.Di saat beneran bulan yang lalu program kehamilan yang telah di jalaninya gagal, membuat harapannya seakan berakhir pula dengan putus asa."Sayang, kamu baik-baik saja?"Fikri yang baru saja sampai di buat bingung karena melihat tingkah istrinya.Dirinya sengaja meninggalkan rapat karena mengetahui keadaan Mentari yang sempat tidak sadarkan diri."Abang, Tari hamil," Mentari langsung menghambur memeluk suaminya.Rasanya sungguh sangat luar biasa dan membuat bahagia tanpa bisa di tutupi sama sekali.Begitu pun juga dengan Fikri yang begitu terkejut mendengarnya."

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 667

    "Tidak usah terbebani dengan yang saya katakan, ya sudahlah. Karena, kalian pun sudah menikah dan Mami minta hadiah aja dari kalian. Cepat berikan Mami cucu ya," ujar Zahra.Membuat Sarah terkejut mendengarnya, sungguh tidak pernah terpikirkan sebelumnya tentang semua itu.Bahkan Zahra sendiri yang meminta padanya, Zahra menyadari keterkejutan yang dirasakan oleh Sarah.Tapi Zahra tidak perduli sama sekali, karena menantunya dan juga anaknya harus meminta maaf padanya."Kalian berdua harus berjuang keras untuk cucu, kalau tidak Mami pingsan lagi."Mata Sarah pun melebar mendengarnya, sungguh ini adalah sesuatu yang teramat sangat tidak pernah terlintas di benaknya."Tante, jangan pingsan lagi. Saya akan merasa bersalah nanti," kata Sarah dengan panik."Tante?"Zahra pun bertanya karena kesal Sarah memanggilnya dengan sebutan --Tante--Sarah yang terlalu panik, kini bercampur bingung hanya bisa diam karena tidak mengerti."Mami! Kamu panggil saya, Mami. Seperti suami mu!" Tegas Zahra.

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 666

    Sarah pun melihat Dava dengan wajah cemas, perasaannya masih saja tidak tenang karena memikirkan keadaan Zahra.Merasa bersalah karena membuat Zahra sampai jatuh pingsan, bahkan kedua tangannya saling meremas.Bertambah lagi keringat dingin yang terus saja membanjiri tubuhnya."Mami, mau ketemu sama kamu."Dava pun memegang tangan Sarah, berniat untuk pergi bersama dengan dirinya menunju kamar kedua orang tuanya.Dimana Zahra sudah menunggu di sana, sungguh Sarah sangat tidak nyaman dengan keadaan yang seperti ini.Rasa bersalah terlalu besar di hatinya, hingga dirinya menjadi demikian."Kenapa?" Dava pun mengurungkan langkah kakinya saat akan melangkah.Karena, Sarah yang hanya tampak diam. Sepertinya tidak ingin untuk ikut dengan dirinya."Pak Dava, aku pulang aja, ya," kata Sarah dengan ragu."Kenapa? Mami, mau bertemu dengan kamu.""Sarah, nggak berani, Pak. Sarah, takut."Dava pun memilih untuk menatap wajah Sarah dengan serius, dirinya mengerti dengan keadaan Sarah saat ini."Kam

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 665

    "Mami, abis mimpi. Mimpi aneh, dalam mimpinya kamu tiba-tiba pulang bawa istri," Zahra pun memijat kepalanya yang masih terasa pusing.Dirinya melihat Dava yang berdiri tak jauh dari ranjangnya.Seakan wanita itu benar-benar terbangun dari tidur dan juga mimpi buruknya yang cukup menyeramkan itu."Gimana bawa istri? Menikah juga belum, Mami pusing kenapa bisa bermimpi seperti itu? Mungkin, karena terlalu lelah. Mami, butuh istirahat, soalnya mimpinya seperti nyata," Zahra pun mengusap wajahnya hingga beberapa kali.Menenangkan diri setelah terbangun dari hal yang dia anggap adalah sebuah mimpi.Lantas bagaimana dengan Dava setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Zahra?Dava pun berjalan ke arah Zahra, kemudian duduk di sisi ranjang berdekatan dengan sang Mami.Dava ingin berbicara dengan serius, berharap pula tidak lagi pingsan. Bagaimana pun dirinya memang salah, menikah tanpa meminta izin kepada orang tuanya sama sekali. Sangat tidak dibenarkan.Maka dari itu Dava ingin dimaafkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status