Share

Hidup Sulit

Hari terus berganti, sambil mencari tahu keberadaan Hanum aku dan Mas Fatih juga mulai memasukan surat lamaran kerja kami di beberapa kantor.

Pulang dari memasukan surat lamaran kerja itu baru kami buka toko di pasar, sementara ibu bertugas di rumah saja menunggu anak-anak pulang sekolah.

"Bener-bener makin sepi ya Mas toko ini," gumamku lesu, sambil kutengok toko di depan tokonya Asmi, di sana orang-orang sedang ramai mengantri untuk membayar pakaian yang baru mereka ambil.

"Itulah San, usaha itu gak tetep adakalanya emang begini, sabar ya semoga kita bisa secepatnya dapat kerjaan baru dan tokonya Asmi ini bisa seperti dulu," ujar Mas Fatih seraya menepuk pundakku.

Aku mengangguk dan menarik napas berat. Jujur, sedih kalau mau diceritain.

Gimana enggak? Hari ini dari mulai buka toko jam 11 siang sampai kami waktunya pulang jam 5 sore, hanya ada satu orang yang beli barang, itu pun hanya beli CD 6 biji mana CD cewek gambar bunga pula hadeeh.

Tapi meski begitu aku tetap bersyukur, kat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status