Share

Takut Jadi Tumbal

"Nah itu baru bagus," timpalku sambil kujentikan jari telunjuk dan jempolku.

Si Ratu menoleh, "Apaan sih, ikutan aja," ketusnya.

Aku menjebik, lah sok cantik amat, tuh bibir pake digaling-galingin gitu segala. Kesel banget dah.

"Loh Dewi, Putri, ada apa ini teh? Kenapa kalian mendadak enggak mau ambil uangnya?" tanya Ibu mertua, beliau kelihatan bingung.

"Gak ah Bu, gak usah, biar bagian Putri dikasih ke orang lain aja, buat Ibu juga gak apa-apa." Si Putri menjawab. Wanita berkulit putih itu nyengir kuda sambil lirak-lirik pada kakaknya, si Dewi.

Aku sih paham, mereka pasti beneran takut sama omonganku tadi, takut mereka dijadiin tumbal haha.

"Dewi juga, biar duitnya buat Ibu aja, atau ... buat Bapak sekalian." Si Dewi melirik ke arah Papa mertua dengan tatapan sinis.

"Wah wah. Tumben-tumbenan nih pada baik," timpalku lagi sambil nyengir puas.

"Enggak!" sembur si Ratu kemudian. Dia spontan berdiri dari kursinya.

"Apaan sih kok jadi pada gak kompak gini? Dewi! Putri! Pokoknya kalian ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Teh'ta
ini mana nih lanjutanya,,,lm" gk buka lupa dah ntar ,,gnti lg judul baru
goodnovel comment avatar
Alex Pepundi
lanjutan cerita kelamaan jadi malas buat buka lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status