Share

Surat Wasiat

"Apa? Ada yang mau bunuh, Papa?" Aku mengulang.

Papa menganggukan kepalanya pelan, sementara dada nya kembang kempis tak karuan.

"Sem-alam ada yang mau cekik Pap-a." Papa mertua ngomong lagi.

Aku menarik napas, papa mertua ngomongin yang semalam rupanya.

"Iya Pa iya Papa tenang ya, Papa gak usaha banyak pikiran dulu, mulai sekarang Hasan yang akan jagain Papa di sini."

Papa mertua mengedip pelan, tampak sekali ketakutan di raut wajahnya. Andai papa mertua gak diberi obat-obatan mungkin papa mertua akan gelisah sepanjang malam.

"San, Pap-a mau minta tolong sam-a kamu." Papa mertua bicara lagi.

"Ya Pa, minta tolong apa?"

"Tol-ong telepon pengacara Pap-a, sur-uh dia dat-ang sekarang jug-a."

Keningku mengerut, refleks kutengok juga jam dinding yang ada di ruangan itu, masih pukul 4 lebih sedikit, dan papa mertua minta pengacaranya datang ke sini? Apa gak salah?

"Tapi Pa, ini masih pagi banget dah kayaknya, mau apa emang? Kalau ada perlu banget biar sama Hasan aja sini."

"Eng-gak San, ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aini Eny
lagian koq gak kapok2 ninggalin papa ya sendiri,sdh beberapa kali kejadian. untung hasan cepet balik..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status