Kakak jangan lupa berikan dukungan ya Vote, komen, like, simpan dirak buku kalian dan berikan hadia juga, agar authornya semakin semangat lagi untuk update bab tiap hari.
Saat To[an pulang ke rumah lagi-lagi Mentari tidak ada, ia jarang di rumah , alasannya menjenguk orang tuanya. Topan mengusap dada menahan amarang melihat kelakuan istri kecilnya. “Baiklah Topan, kamu yang dewasa di sini, jadi, harus mengalah, sabar, sabar,” ucapnya sembari meninju tangannya ke udara. Perusahaan yang baru ia rintis, hancur sekertika karena ulah Mentar. Bukan hanya dirinya yang di ganggu Mentari, sekolah milik keluarganya kini mendapat gunjangan lagi. Karena desakan banyak pihak, akhirnya pihak sekolah setuju, kasus Samudra diproses kembali, Mentari secara diam-diam sudah menyewa seorang pengacara. Ia membayar pembuat berita untuk mengodok berita lama kembali memuatnya mencuat ke permukaan. Tidak berapa lama, akhirnya tersangka utamanya di temukan, dia adalah adek lelaki dari ibu mertuanya. Sutomo kepala sekolah yang menjabat saat itu. Keluarga Mentari kaget saat nama Sutomo muncul dipersidangan, Mentari sudah mempersiapkan semua bukti dan memberikan pada pe
Topan dan Mentari sebelumnya sudah sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka. Topan ingin Mentari lulus sekolah terlebih dulu baru akan diberi tahu pada teman-temannya. Kalau seperti ini Topan takut akan diledek teman-temannya karena menikahi bocah SMA “Ayah, bukankah kita sudah sepakat untuk tidak melakukanya? Soalnya teman-temanku dan guru belum ada yang tahu,” ujar Mentari. “Iya Ayah saya juga tidak setuju.” Topan juga menolak, “Bukankah nanti pihak sekolah akan mendapat teguran karena menikahkan anak yang masih pelajar?” tanya Mentari. “Usia kamu sudah cukup menikah Mentari, nanti saya katakan kalau kamu masih tetap sekolah.” Mutiara ikut turun tetapi wajahnya terlihat sedih dan matanya sembab . Pasti sudah ditekan suaminya, wanita itu di hadapkan dua pilihan antara membela adeknya atau suaminya. Jika ia ikut mengumumkan pernikahan Mentari dan Topan, itu artinya ia membela suami dan semua kesalahan akan ditanggung adiknya . Setelah mereka sepakat, Topan dan keluar
Demi membersihkan dirinya dari tuduhan terlibat menjebak Samudra Gumala. Angkasa sampai mengumumkan pernikahan putranya denga Mentari. “Saya tidak mungkin melakukan itu pada teman dan sahabat terbaik saya. Kalian lihat anak-anak kami sudah dijodohkan saat kakek mereka masih hidup. Itulah sebabnya saya menikahkan mereka , karena itu wasiat almarhum papa saya,” ujar Angkasa. ‘ini orang sampai jam berapa sih berkoar-koar’ Mentari mulai bosan mendengar bualan ayah mertuanya. Mereka juga harus bersikap mesra layaknya pasangan di depan semua orang, duduk sembari berpengan tangan. . Tetapi saat seorang wartawan menyingung tentang Bintang seorang polisi yang meninggal. Wartawan bertanya; “Apa benar Bapak yang membayar orang untuk menghabisi polisi itu?” “Itu tidak mungkin, tidak ada hal yang seperti itu,” ucap Angkasa dengan sikap yang tenang. Tetapi tangan Mentari yang digengam Topan bergerak lalu mengeras. Topan kaget, ia melirik wajah Mentari. Mendengar abangnya disinggung, tiba-t
Trida scool menyita perhatian masyarakat, karena sederet berita yang mencuat dari sekolah. Mulai korupsi, kasus porsitusi, bahkan jual beli nilai rapot siswa. Topan hanya bisa tertegun atas kehancuran yang disebabkan Mentari, semua rencana itu tersusun rapi, terlihat sudah dipersiapkan sangat matang. Angkasa sampai ingin gila menghadapi tekanan yang datang bertubi-tubi. Tetapi dengan beraninya Mentari masih tinggal bersama mereka. “Siapa kamu sebenarnya Mentari. Kenapa kamu sampai bisa melakukan sejauh ini?” tanya Topan. Ia duduk di ruang kerja dan berkutat di depan laptop mencari tahu tentang pekerjaan Mentari di masa lalu tapi belum menemukan apa-apa. Saat ia menyelidiki tentang Bulan dan Samudra tidak menemukan apapun yang mencurigan. Bulan dan Samudra hanya guru biasa di sekolah. "Ini tidak mungkin dikerjakan Mentari sendirian. Dia hanya anak kecil," cap Topan mengusap kepalanya dengan kasar Topan ngin bicara dengan Mentari lalu mengetuk kamar Mentari, wanita itu tida
Setelah pertengkaran malam itu hubungan Topan dan Mentari tidak bisa terbendung lagi. Mentari tidak pernah bicara dengan Topan . Bagi gadis muda itu Topan dan keluarganya musuh besarnya dan ia akan melakukan apapun untuk menghancurkan mereka. Pagi itu Topan segaja bangun lebih awal, ia duduk di meja makan di sana sudah ada Mentari dan Bunda Topan. “Saya setuju jadi kepala sekolah di sana Bun, saya akan membereskan semuanya. saya juga akan meyingkirkan siapapun yang mencoba mengusik keluarga kita,” ujar Topan matanya menatap Mentari dengan senyuman miring. ‘Silahkan Pak Topan, kita lihat sekuat apa dirimu’ ucap Mentari dalam hati. Ia gadis yang sangat berani. Walau ia tahu hidupnya dalam bahaya tetapi dengan berani tinggal di rumah Topan. “Mentari, kamu berangkat sama Topan ya,” bujuk sang Ibu mertua. “Tidak usah Bun, Mentari sudah janji sama Melie berangkat bareng,’ sahut Mentari. “Oh, baiklah.” Topan yakin bukan Melie yang menjemputnya, saat keluar dari rumah ia sengaja mengi
Mentari bolos sekolah dan berada di apartemen sang kekasih. Ia dan Dilan mengumpulkan bukti-bukti keterlibatan Angkasa dalam kasus ayahnya. "Ini sulit Mentari, pria itu licin seperti belut. Aku yakin dia tidak akan bisa masuk penjara," ujar Dilan ia merapikan kertas-ketas yang berserak. "Tidak masalah yang terpenting nama Kak Bulan dan Ayah t bersih. Aku pulang dulu sudah sore." "Apa malam ini kita tidak bisa bertemu Beb." Dilan mengercap bibir Mentari. "Lihat nanti saja, da." Ia pulang. Topan sudah menunggu Mentari di dalam kamar. “Kamu dari mana sejak pagi?” “Ada urusan," ucap Mentari dengan sikap acuh. “Berani sekali kamu seka-" Mulut Topan terhenti saat Mentari melepaskan pakaianya dan memperlihatkan tato ditubuhnya. “Kenapa? Kamu tidak pernah melihat perempuan bertato dan memiliki luka di sekujur tubuhnya?” Mentari tersenyum menyeringai, seakan meledek Topan. “Kamu memiliki tato di tubuhmu?” “Iya, apa kamu tidak pernah melihat tato?” “Mentari siapa kamu sebenar
Topan memilih diam,sengaja tidak memberitahukanya pada Ayahnya siapa sebenarnya dibalik semua musibah yang terjadi pada keluarga mereka. Setelah menguncang sekolah hari itu. Mentari minta ijin sama ibu mertuanya, dengan alasan menemui orang tuanya di kampung. Setelah beberapa lama ia kembali ke rumah seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Bahkan masih bersikap duduk tenang bersama Topan dan ibu mertuanya. “Mentari bagaimana kedaan keluargamu?” tanya Mutiara saat mereka sedang makan malam. “Mereka baik-baik saja Bun, Ibu lebih sehat di kampung mungkin karena udaranya segar,” ujar Mentari ia tidak mau melihat ke arah Topan. Tetapi Topan menatapnya dengan senyum kecil, ia tahu Mentari bersikap pura-pura baik di depan kelurganya . Saat selesai makan, Mentari sudah mulai bersikap was-was, sebenarnya ia sudah ingin keluar dari rumah, tetapi ia masih punya pekerjaan lain di rumah Topan. Mentari masuk kamar, ia tahu selama pergi, pasti ada yang memasang camera di kamarnya, padah
Topan awalnya ingin menangkap Dilan orang yang menjadi kekasih istrinya, tetapi Mentari terlalu pintar untuk menganalisis sesuatu, ia tidak masuk ke jebakan Topan. “Apakah kalian berdua pasangan kekasih?” tanya Topan tidak percaya. “Kenapa tidak?” Melie yang sudah lama mengidolakan Dilan mengambil kesempatan itu, ia menempelkan bibirnya di bibir Dilan dan mengecupnya dengan lembut. Awalnya Dilan kaget, tetapi demi melancarkan akting mereka ia juga membalas ciuman Melie. ‘Sialan gue ketipu lagi tapi Lelaki itu terlalu cantik menjadi laki-laki’ ucap Topan membatin, ia meneliti wajah Dilan. Ia keluar daria apartemn Dilan. Dengan wajah kesal Sementara Melie merasa malu saat ia mencium kekasih sahabatnya. “Maaf gue hanya membantu Mentari,” ucap meli malu. “It’s oke no frolem, justru gue berterimakasi karena bantu Mentari,” ucap Dilan, ia membuka kulkas dan menyodorkan minuman kaleng untuk Melie. Melie menelepon Mentari menceritakan semuanya termasuk ciuman yang ia berikan pada Dila