Share

8. Apa Sakit?

Author: Caramelly
last update Last Updated: 2023-12-26 13:55:08

“Belum, Pak, terima kasih untuk makan malamnya.”

“Bagaimana dengan perutmu?” tanya Leonel dengan suara pelan.

“Sudah membaik. Sekali lagi terima kasih,” kata Erica.

Leonel pun memutar tubuhnya menghadap Erica.

“Berbalik, saya tidak sedang berbicara dengan tembok.”

Dengan jantung berdebar, akhirnya Erica memberanikan diri menoleh dan melihat sepasang mata lembut yang kini sedang menatapnya. 

Entah mengapa Erica merasa kalau Leonel yang berada di atas tempat tidur adalah lelaki yang hangat.

“Apa kalian dua saudara?” tanya Leonel.

“Ya, hanya Lucio yang saya miliki saat ini.”

Leonel memejamkan matanya.

“Besok aku akan pergi bertemu rekan bisnis sebentar. Setelah itu aku akan mengajakmu jalan-jalan.”

“Benarkah?” tanya Erica.

Leonel tidak menyahut. Erica tersenyum, dia menatap wajah tampan suaminya.

‘Saat tidur pun masih terlihat tampan.’

Erica memejamkan matanya dan tertidur begitu saja.

             ***

Entah sudah berapa lama mereka tertidur. Erica merasa tubuhnya hangat, tetapi seperti ada yang tidak benar. Dia merasakan sesuatu sedang menindih tubuhnya. Perlahan Erica membuka matanya yang masih mengantuk, di waktu yang sama Leonel juga membuka matanya. Mata mereka berdua bertemu, dan saling menatap.

“Selamat pagi,” kata Erica tersenyum.

“Bisakah kamu melepaskan pelukanmu!” ucap Leonel dengan mata dingin.

Erica mengerutkan keningnya, dan terdasar kalau sebenarnya mereka saling memeluk satu sama lain.  Erica pun langsung mendorong tubuh Leonel dan hampir membuat lelaki itu terjatuh ke lantai.

“Kamu ….”

“Maaf Pak, saya tidak sengaja.Jelas-jelas Bapak yang memeluk saya, dan menikmati kesempatan dalam kesempitan,” tuduh Erica membela diri.

Leonel tertegun, lalu tersenyum miring.”Itu hanya alasan kamu saja. Jelas-jelas kamu yang memeluk saya duluan.”

Erica terbelalak atas ucapan suaminya. Leonel beringsut masuk ke dalam kamar mandi. Saat ini dia mandi dengan air hangat dan teringat kembali sepanjang malam dia memeluk istrinya.

“Memangnya salah memeluk istri sendiri? Meskipun kami terikat kontrak, tapi kami masih suami-istri. Dasar bocah!” Monolog Leonel. Ini adalah pelukan pertama mereka sejak mereka menikah.

Erica langsung pergi dari kamar dan pergi ke teras melihat bunga-bunga yang bermekaran.

“Bisa-bisanya kami tidur berpelukan!” kata Erica dengan jantung berdebar. Erica memegangi kedua wajahnya yang terasa panas.

Saat Erica kembali ke ruangan utama, dia melihat ada makanan di atas meja. Namun, dia tidak melihat Leonel.

“Apa dia sudah pergi?” gumam Erica

Erica pun sarapan sendirian. Leonel lebih memilih sarapan di bawah. Selain itu dia bertemu dengan kliennya di restoran hotel.

“Pak Leo, saya Taka. Saya berterima kasih, karena Bapak masih meluangkan waktu. Ini proposal yang saya ajukan.”

Leonel yang baru selesai sarapan membacanya dengan teliti. Mereka pun berbincang cukup serius,mengenai proyek pembangunan resort di Kyoto.

“Saya akan mempertimbangkannya.”

“Semoga ada kabar baik dari Anda.”

Keduanya kembali berjabat tangan. Setelah itu lelaki bernama Taka pergi, Leonel melihat jam tangannya, sudah 1 jam. Leonel kembali ke kamar hotel.

Saat dia kembali, dia tidak melihat Erica di kamar. Tanpa bersuara, dia mencari keberadaan Erica dan menemukan Erica berada di ruangan pakaian yang saat ini sedang memakai handuk kimono.

‘Dia di sini rupanya, sepertinya tidak ada saya, dia merasa lebih bebas.’

“Hari ini aku pakai pakaian yang mana, ya?” gumamnya.

Erica tidak menyadari keberadaan suaminya dan melepaskan pengait kimono yang selama ini mengikat pinggangnya. Dan handuk itu jatuh ke lantai. Erica menyibak rambut panjangnya ke depan. Sehingga punggung yang seharusnya seputih salju, malah dipenuhi luka lebam membiru.

“Bagaimana, kamu bisa mendapatkan semua luka itu?” tanya Leonel menghampiri istrinya yang kini menatap melotot ke arahnya.

Erica menoleh dan berbalik kepada suaminya dengan mata melotot menjerit meraih handuk di bawah sana. Dan langsung menutupi tubuhnya kembali, dengan meremas handuk itu begitu lekat.

“Ke-kenapa Bapak di sini?” tanya Erica terbata dengan wajah merah menahan malu.

Namun, Leonel tidak memedulikan ucapan Erica, tangannya terangkat dan menarik ujung handuk dibagian pundak. Erica melotot dan menepis tangan Leonel.

“Jangan sembarangan menyentuh saya,” kata Erica membuang muka.

Leonel menatap tajam Erica.”Kenapa ada luka di tubuhmu?” tanya Leonel mendesak.

“Bukan urusan Bapak,” jawab Erica.

“Apa katamu? Saya ini suami kamu, saya berhak tahu apa yang terjadi padamu, sebelumnya maupun saat ini,” kata Leonel meraih dagu Erica dan  mencengkeram dagu Erica sehingga wajahnya menengadah menatap menatap mata tajam.

“Saat ini kamu tanggung jawab saya, dan saya berhak tahu apa yang terjadi padamu saat ini. Siapa yang melakukan semua ini?” desak Leonel dengan nada tinggi.

Alih-alih menjawab, Erica meneteskan air mata. Melihat Erica menangis, membuat Leonel melepaskan cengkeramannya.

Lalu, tanpa sepatah kata Leonel membopong Erica yang masih menangis ke kamar dan menurunkannya di sofa. Dengan wajah yang menuduk perasaan Erica bercampur aduk antara malu karena tubuhnya terekspos, antara sedih karena dia sudah cukup menderita selama ini.

Leonel pun pergi, membawa kotak obat-obatan dan kembali kepada Erica. Leonel bersimpuh di hadapan Erica.

“Kenapa kamu menangis? Kamu takut pada saya?” tanya Leonel menatap mata Erica lekat.

Erica diam, tetapi dia menaikkan pandangannya dan menatap Leonel yang kini bersimpuh di hadapannya. Erica menyeka air matanya, dan menghela napas.

“Tidak apa-apa, jika kamu tidak ingin memberitahu saya. Tapi, biarkan saya mengobati lukamu,” kata Erica.

Mata mereka saling menatap, sebenarnya Leonel juga sedikit gugup. Namun, luka di tubuh istrinya tetap harus diobati.

“Karena kamu tidak menjawab, saya anggap setuju.”

Leonel pun duduk di samping Erica, dan perlahan menurunkan handuk kimono yang dikenakan oleh istrinya. Dengan hati-hati Leonel mengoleskan salep pada punggung yang terbuka.

“Apa sakit?” tanya Leonel.

“Tidak.”

‘Dia berbohong, mana mungkin tidak terasa sakit!’

Leonel meniupi punggung Erica, Erica yang menunduk meremas kimononya. Jantungnya kembali berdebar.

“Apa belum selesai?”

“Sedikit lagi,” jawab Leonel mengolesnya dengan hati-hati.”Sudah. Setiap hari oleskan salep ini di lukamu, jika masih terasa sakit kita pergi ke Dokter saja.”

“Terima kasih,” jawab Erica yang saat itu langsung berdiri.

“Erica,” panggil Leonel.

Erica yang hendak pergi menoleh ke belakang.

“Mengenai saya melihat tubuhmu, kamu tidak perlu malu. Cepat atau lambat kita akan memperlihatkan tubuh masing-masing, bukan?”

Seketika mata Erica melotot dan wajahnya kembali merah. Erica beringsut ke ruangan pakaian dan tergesa-gesa memakai pakaiannya. Namun, dia tidak mengelak. Meskipun ini pernikahan kontrak, tapi keduanya sepakat untuk memiliki anak.

Leonel menghela napas.

“Siapa yang melakukan itu padanya, apa wanita itu?” gumam Leonel yang langsung teringat kepada Catalina.

Saat itu juga Leonel meraih ponsel dan langsung menghubungi Thomas.

“Ya, Pak.”

“Thomas, saya memiliki tugas penting untukmu. Saya ingin hari ini juga adik lelaki Erica dipindahkan ke rumah saya. Selain itu saya ingin kamu mengurus perpindahan sekolah adiknya ke sekolah elit di ibu kota. Urus juga perpindahan asrama, satu lagi, fasilitasi dia dengan baik dan tanyakan apa yang dia butuhkan.”

“Baik Tuan.”

Setelah itu panggilan berakhir. Namun, Leonel kembali lagi menghubungi notaris.

“Selamat pagi Pak Handi, saya ingin meminta tolong.”

“Silakan Pak Leonel,” jawabnya.

“Saya punya tanah, yang saat ini ditempati oleh keluarga Pak Andre dan Bu Catalina. Saya ingin Anda mengganti nama kepemilikan menjadi atas nama Erica. Jika perlu, Anda bisa bekerja sama dengan pengacara saya.”

“Baik saya mengerti Pak Leo.”

“Terima kasih,” ucap Leonel mematikan panggilan itu dengan satu tangan yang masuk di dalam saku celana.

Leonel menghela napas dan pergi mencari Erica yang saat ini sedang duduk di sebuah kursi yang menghadap ke arah garden kecil di depan kamar mereka.

Leonel berdiri di samping pintu mellihat lurus ke depan, dimana terlihat gunung dari kejauhan yang sangat indah.

“Ayo pergi,” ajak Leonel.

“Kemana ?” tanya Erica memutar kepalanya menatap Leonel.

“Bersenang-senang. Meskipun ini perjalan bisnis, tapi saya harus mengajakmu jalan-jalan. Agar saat nanti ketika bertemu dengan orang tua saya, kamu memiliki jawaban.”

Erica mengerti apa yang dimaksudkan oleh suaminya. 

Hari itu mereka pergi ke sebuah kuil Kinkakuji, salah satu kuil terkenal di Kyoto.  Yang berada di daerah Kinugasa.

Erica memakai topi, dipadukan dengan blouse juga rok di bawah lutut. Dia juga membawa tas soren kecil. Begitu juga dengan Leonel, dia memakai celana panjang dipadukan dengan kemeja santai. Dia juga memakai topi.

Keduanya berjalan dari pintu utama menuju loket, yang lumayan agak jauh. Erica melihat keramaian lalu-lalang pengunjung yang datang. 

Mereka masuk ke dalam kuil Kinkakuji yang terkenal dengan bangunan emasnya. Pemandangan di tempat itu sangat indah, Leonel melirik ke arah Erica.

“Jangan jauh-jauh dari saya, nanti kamu tersesat," kata Leonel. "Pegang tangan saya."

Caramelly

Reader, otor mau infokan. Kalau ada revisi dari bab 3-8 ya, revisian besar, Jadi, silahkan di baca ulang agar tidak bingung dengan alurnya. Terima kasih.

| 44
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Wus'atul Chusna
lama2 keduanya pasti saling jatuh cinta
goodnovel comment avatar
Antonia Gah
penasaran,lanjutkan
goodnovel comment avatar
Theaa Theaa
sayang nya harus selalu menggunakan koin .........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Ajakan Tinggal Di Luar Negeri

    Saat ini tidak hanya Erica yang terkejut, tetapi Kenzo sama terkejutnya dengan Erica. Langkah kaki Kenzo mendekati Erica yang kini masih berdiri di posisinya.“Ca, kamu ada di sini?”“Tiara, ingin bertemu denganku. Kenapa kamu ada di sini?” Erica balik bertanya kepada Kenzo.“Kebetulan sekali Tiara juga mengajakku bertemu di sini. Dia belum datang, ya?”Erica menggeleng pelan. Mata Kenzo melirik ke arah perut Erica dari balik sweater yang dikenakannya. Erica merasa kikuk saat Kenzo memperhatikannya dan menarik sedikit sweater berwarna biru cerah, kemudian duduk di kursinya kembali.“Boleh aku duduk di sini sambil menunggu Tiara?”Erica mengangguk pelan, Kenzo duduk berseberangan dengan Erica. Dia juga mencoba menghubungi Tiara, tetapi tidak dijawab.“Bagaimana?” tanya Erica kepada Kenzo.“Tidak dijawab, sepertinya dia sedang dalam perjalanan. Aku tidak tahu apa tujuan Tiara ingin bertemu dengan kita, tapi Erica aku senang bisa bertemu kembali denganmu. Aku harap pertemukan kita tidak

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Kenapa Dia Ada Di Sini?

    Erica membalik ponselnya dan menggelengkan kepala. “Tidak ada.”Namun, mata Leonel seakan tahu kalau ada yang disembunyikan oleh Erica, tetapi dia tidak ingin memaksa sang istri untuk memberitahunya. Erica saat ini menyisip coklat panas yang dibuat oleh Leonel.Suara notifikasi ponsel Erica terus berbunyi dan membuat Leonel yang duduk di sebelahnya melirik ke arah ponselnya. Erica yang menyadari itu spontan berbicara.”Raisya, terus mengirimiku video lucu.”“OH … lanjutkan saja, saya ada kerjaan. Jika kamu lelah, kamu istirahat saja.”Erica mengangguk. Leonel berdiri dan pergi, Erica menghela napas lega. Namun, ia juga merasa bersalah karena tidak bisa memberitahu yang sebenarnya.Erica melihat kembali ponselnya, dia melihat postingan teman Kenzo sudah banyak dibagikan dan menjadi trending di grup kampus. Ada banyak sekali yang teman yang men-tag Erica di grup kedokteran. Erica hanya bisa menghela napas.“Kenzo, hubungan kita sudah usai, kenapa kamu tidak bisa melepaskanku. Kamu yang m

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Tangisan Kenzo

    Mendengar jawaban Leonel, Erica cukup mengerti apa yang diinginkan Leonel saat ini. Setelah itu mereka kembali ke rumah, Leonel memangkunya menuju ke kamar. Perlahan Leonel menurunkan tubuh Erica di atas tempat tidur, Erica duduk dan melepaskan sandal rumahnya.“Kamu tidak perlu repot-repot memangku aku, aku bisa jalan sendiri.”“Aku tahu, tetapi selagi bisa aku ingin memangkumu. Mungkin saja dua tahun lagi aku tidak sanggup memangkumu. Aku sudah cukup tua, walaupun aku masih terlihat tampan dari luar.”Entah kenapa Erica tidak senang mendengarnya. Dia menarik tangan Leonel untuk duduk di sisinya, perlahan tangannya membelai wajah Leonel menatapnya lembut. Mata keduanya saling menatap begitu lekat, ada kehangatan dari kedua mata yang saling menatap.“Di mataku kamu masih muda. Jika suatu hari nanti kamu tidak sanggup bekerja lagi, jangan dipaksakan. Aku yang akan merawatmu, biar aku yang bekerja. Kamu hanya perlu berada di rumah bersama anak kita,” kata Erica.Leonel tersenyum. “Jadi

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Jatuh Cinta Padamu

    Leonel membelai rambut Erica. “Karena saya sayang kamu, dan janin di dalam perut kamu. Sekarang kamu memiliki tanggung jawab lebih, yaitu calon anak kita.”Erica diam menatap suaminya, lalu dia tersenyum. Leonel kini sudah memegangi pipi Erica yang semakin hari semakin berisi. “Terima kasih, karena sudah sayang sama aku.”“Itulah tanggung jawab seorang suami. Kamu lapar tidak, ingin makan sesuatu?” tanya Leonel.Erica mengangkat kepala, dia seperti sedang memikirkannya. Lalu, dia teringat sesuatu.”Aku ingin makan mie ayam di pinggir jalan. Mie ayam Pak Joko.”“Di mana? Biar saya belikan,” kata Leonel.“Emh, sebenarnya aku ingin makan di tempatnya. Kalau di rumah kadang rasanya agak beda gitu, boleh tidak?” tanya Erica dengan mata berbinar.Leonel yang melihat ekspresi sang istri tidak berdaya. Akhirnya dia menganggukkan kepalanya. “Baiklah kita pergi sekarang,” kata Leonel.Erica mengangguk, Leonel mengambil sebuah jaket untuk Erica kenakan.“Di luar habis hujan, cuaca pasti dingin.

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Menjadi Protektif

    Tiara terbelalak mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau Leonel akan bersikap keras terhadapnya. Hingga membentaknya di hadapan Kenzo, saat itu juga Tiara tidak bisa menyembunyikan air matanya. Dia menangis di hadapan Kenzo.“Sejak menikahi Erica, Paman sudah banyak berubah. Bahkan sekarang membentakku hanya untuk orang asing seperti dia. Jangan-jangan anak yang dikandung Erica bukan anak Paman, tapi anak dia!” tuduh Tiara kepada Kenzo.Kenzo terkejut mendengarnya.”Kau! … Tiara, aku memang masih mencintai Erica, tetapi tuduhanmu terhadapku sangat keterlaluan.”Leonel mengepal tangannya. Darahnya mendidih, jika saja bukan keponakannya. Mungkin Tiara sudah mendapatkan tamparan dari Leonel.“Tiara, saya peringatkan padamu sekali lagi. Jangan membuat masalah dengan Erica, kedua jangan membuat ulah yang merugikan Erica, ketiga Erica bukan orang asing, dia istri saya. Keluarga saya, ibu anak saya. Saya lebih tahu anak siapa yang dikandung Erica, karena saya yang menghamilinya!” dengus Leon

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Kamu Harus Menghormatinya

    Leonel terkejut mendengarnya. Melihat reaksi suaminya Erica tertawa, perlahan kedua tangannya menyentuh kedua pipi Leonel.“Leonel, aku bercanda. Aku mencintaimu!” ucap Erica dengan wajah tersenyum.Tanpa sebuah kalimat Leonel langsung mencium bibir Erica dengan sangat lembut dan penuh kehangatan. Tidak ada sebuah kalimat yang bisa menggambarkan kebahagiaan Leonel saat ini. Kalimat pun tidak cukup, kalimat yang begitu sederhana, tetapi membuatnya sangat bahagia.Lalu kecupan hangat itu terlepas dan keduanya sama-sama mengukir sebuah senyuman yang hangat.“Erica, saya sangat-sangat mencintaimu dan juga anak kita. Akhirnya aku akan menjadi seorang ayah, kamu harus sehat. Mulai sekarang jangan pikirkan apapun lagi, apapun yang kamu inginkan, kamu hanya perlu memberitahu saya. Anak kita dan kamu tidak boleh kekurangan apapun.”“Aku tahu. Sejak kecil aku hidup penuh dengan kekurangan, sekarang aku tidak akan lagi seperti itu. Terutama anakku dan Lucio, masa depan mereka harus cerah. Dan ti

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Hadiah Dari Leonel

    Erica meraih tangan Leonel sembari mengukir sebuah senyuman.“Tidak apa-apa,” sahutnya yang kemudian meraih tubuh Leonel dan memeluknya.Erica menepuk-nepuk pundak Leonel. Dan keduanya saling memeluk satu sama lain.“Kamu tidak ingin bertanya siapa perempuan tadi?”Erica menghela napas secara perlahan dan menghembuskannya.“Masa lalu tidak perlu diungkit. Semua orang memiliki masa lalu, termasuk aku. Kisah kita memang terlalu pelik, tetapi kita berdua berjalan untuk masa depan. Dan aku tidak mau sedih terus menerus, aku tidak ingin kehamilanku juga terganggu.”“Aku sudah melupakannya. Apa kamu percaya?”“Kamu sudah dengar tadi, kalau aku percaya padamu. Jadi, aku juga berharap kamu juga percaya dengan masa laluku. Saat ini yang aku cintai hanyalah kamu, Leonel.”Pelukan itu melonggar, mata-mata yang sayu menyapu kesedihan. Tatapan hangat pada malam penuh ujian. Keduanya berusaha bersikap kuat, Leonel mengelus rambut Erica lalu mengecup keningnya.“Caca, saya berjanji. Saya tidak akan

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Merusak Hari Bahagia

    Tiara menggelengkan kepala seraya menyeka air matanya.“Tidak Ma, Tiara sedikit sedih saja melihat Paman terlihat bahagia. Aku harap Erica perempuan baik, dan bukan perempuan matre yang hanya menginginkan uang dari Paman!”Natalie terkejut mendengarnya. Biasanya Tiara tidak akan memanggil Erica dengan sebutan nama langsung. Natalie merasa ada yang aneh, di sisi lain dia tidak melihat keberadaan Kenzo dan Dahlia.Saat ini Dahlia sedang menarik Kenzo yang sudah mabuk. Dia berada di balkon.“Bisa-bisanya kamu mabuk di saat seperti ini. Ayo pulang dengan Mama, jangan sampai kamu berkata yang tidak-tidak.”Saat itu juga Dahlia menyuruh ajudannya untuk membawa paksa Kenzo yang sudah mulai melantur. Sementara Erica dan Leonel menikmati pesta resepsi mereka, berbagai acara terus berlangsung.Teman-teman yang bekerja di restoran juga datang ke pesta, mereka masih tidak percaya karena Erica memang menikahi Leonel. Bahkan saat ini sedang mengandung putra dari Leonel.Pesta resepsi pun selesai. K

  • Istri Kecil Kesayangan Bos Arogan   Aku Percaya Padamu!

    Erica yang sama sekali tidak mengenali Jasmine tersenyum dengan begitu ramah. Mauren langsung berjalan menarik gaunnya dan buru-buru mengarah ke arah pelaminan. Namun, semua itu terlambat. Karena Jasmine sudah lebih dulu mengulurkan tangannya kepada Leonel dengan wajah tersenyum.“Leo, selamat atas pernikahan dan kehamilan istrimu!” kata Jasmine yang perlahan tatapan matanya berubah menjadi sorot kesedihan, kerinduan.Leonel meraih tangan Jasmine, keduanya berjabat tangan. Tatapan Leonel datar, lalu Jasmine mendekatkan tubuhnya ke wajah Leonel.“Biarkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya,” bisik Jasmine memeluk Leonel tanpa ragu. Dia juga mencium pipi Leonel di hadapan Erica, setelah itu dia langsung memutar tubuhnya dan turun dari pelaminan.Erica yang melihat semua itu tertegun. Dia tidak bisa berkata-kata, beberapa tamu yang melihatnya juga tercengang.“Erica, nanti aku akan menjelaskan padamu.”Erica mengangguk pelan.”Aku percaya padamu!”Jawaban Erica mengejutkan Leonel, karena

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status