Kenzo terkejut. Erica juga menatap Kenzo dan merasa kecewa, karena setelah mencampakkannya. Dia malah tidak berhasil melupakannya dan malah menyeretnya dalam masalahnya dengan Tiara.Natalie semakin menyadari ada yang tidak biasa antara Kenzo dan Erica. Tatapan Kenzo terhadap Erica bukan hanya sekedar teman biasa, itu yang Natalie anggap saat ini.Kenzo melirik Tiara yang kini tersenyum.“Semua itu memang benar, bukan? Tenang saja lagi pula itu masa lalu kamu. Selama kamu tidak selingkuh, itu sudah cukup bagiku.”“Tiara, sebaiknya kamu tidak berbicara seperti itu di hadapan kami. Sebesar apapun masalahmu, sebaiknya jangan buka dapurmu terutama di hadapan kedua orang tuamu. Mereka tidak perlu tahu masalah kalian,” ucap Leonel.Tiara tercengang mendengarnya. Dia sedikit kesal, tapi tidak bisa membantah dan merasa apa yang dikatakan oleh Leonel memang benar adanya.“Kali ini aku setuju dengan pamanmu,” kata Kenzo melirik semua orang di sekitarnya. Lalu Kenzo melanjutkan ucapannya.”Sekali
“Jangan bercanda. Ini rumah Leonel, dia bisa memakiku jika tahu.”“Dia tidak akan tahu sayang. Kita akan meminjam kamar, ayo aku tidak tahan.”Hanry menarik istrinya ke arah kamar tamu.Sarah pun harus membuat alasan kalau dia sakit kepala. Namun, nyatanya mereka bercumbu dengan begitu mesra di dalam kamar itu. Seperti Erica yang saat ini hanyut dalam kehangatan yang diberikan Leonel.Saat ini keduanya saling memeluk satu sama lain.“Hujannya tidak kunjung reda, apa tidak apa-apa kita terus berada di kamar?”“Sayang, jangan pikirkan mereka. Mereka sudah tua dan memiliki dunianya sendiri, yang harus kita pikirkan adalah caranya membuahi mu dengan sempurna.”Wajah Erica merona mendengarnya. Dia agak sedikit malu, tubuhnya masih terasa hangat dan serasa Leonel masih memompa tubuhnya.Leonel memainkan bagian depan rambut istrinya.“Sekarang saya ingin melanjutkan menabur benih Erica, saya masih menginginkannya dan terus menginginkannya. saya menyesal, karena saat itu saya tidak langsung me
Erica tersenyum.”Apa kamu yakin?” “Ya, sayang. Naik saja. Punggungku tidak akan roboh hanya dinaiki olehmu, lagi pula kamu sering naik ke atas tubuhku.”Erica tersenyum mendengarnya, dia pun langsung naik ke atas punggung Leonel. Saat itu juga Leonel menggendongnya dan membawanya menuruni tangga menuju dapur.Malam itu Leonel memasak ramen yang sangat enak untuk Erica.“Kamu pasti akan menyukainya.”“Leo, ternyata kamu tidak hanya pintar. Tapi bisa membuat apapun.”“Akhirnya kamu menyadarinya.”Erica tersenyum, dia menatap suaminya yang kini telah menghidangkan mie di atas meja.“Selamat makan istri kecilku.”“Selamat makan bos arogan!” jawab Erica tersenyum dengan wajah menunduk.“Dasar.”Mereka duduk bersebelahan menikmati ramen buatan Leonel. Mata Erica langsung melek, dia membuka lebar-lebar matanya dan melirik Leonel tersenyum.“Enak?” tanya Leonel.Erica memberikan satu jempolnya.”Sangat enak.”“Jika kamu suka, aku akan membuatkannya lagi lain kali.”“Oke. Leo, aku ingin bertan
Waktu yang Erica habiskan tanpa Leonel terasa sangat lama. Dia terus menatap jam tangannya, Erica terlihat tidak semangat. Dia melihat jam sudah menunjukkan pukul 17.15.“Ca, kamu pulang, enggak?”“Apakah hujan sudah berhenti?” tanya Erica.“Sejak kapan kamu takut hujan?”“Aku tidak takut. Hanya saja malas jalan saja, padahal tadi panas banget. Sekarang hujan.”“Sudah, sudah. Daripada mikirin suamimu, sebaiknya kamu fokus ke ujian minggu depan. Jangan lupa, lusa kita ada praktek.”Erica menghela napas, dia merasa lelah sekali hari ini.”Ayo.”Namun, rupanya di luar masih gerimis. Jika dulu hujan, Kenzo akan memayunginya. Namun, sekarang tidak ada yang membentangkan payung untuknya.Dilihatnya dari seberang sana Kenzo berjalan memakai payung. Erica dan Kenzo saling menatap walau sesaat.“Ca, kamu tidak bawa payung?”“Tidak.”“Biasanya kamu suka bawa payung,” ucap Raisya.“Itu dulu.”Raisya berpikir benar juga. Sekarang dia sudah dijemput dan memakai mobil, dia tidak membutuhkan payung i
Hai readres maaf sudah membuat kalian menunggu lama. Terima kasih, selalu menantikan dan merindukan Erica dan Leonel. Maaf juga, akhir-akhir ini otor jarang update. Dikarena karenakan sempat sakit, jadi istirahat dulu.Akhirnya malam ini bisa memberikan bab terbaru untuk kalian. Terima kasih, jika kalian masih mau menunggu bab-bar terbaru. Semoga suka dengan bab terbarunya. Dimana pun kalian berada, tolong jaga kesehatan dan pola makan. Istirahat secukupnya, jangan lupa makan yang bergizi. Jangan makan sembarangan, dan semoga para kesayangan dimana pun berada selalu diberikan kesehatan aamin. Dan otor juga selalu sehat terus aamiin.Love you ... 😍❤️💕
“Aku juga mencintaimu Erica.”Leonel semakin cepat menggoyangkan pinggulnya. Malam itu adalah malam yang sangat panjang. Dimana keduanya saling melepaskan kerinduan, setelah tidak bertemu untuk waktu yang sangat lama.Hujan menemani malam itu, bukan dingin melainkan hangat tubuh Leonel yang membuat Erica tertidur dengan nyenyak. Setelah melakukan kegiatan suami-istri Erica tidur dalam dekapan Leonel yang kini tidak berpakaian sama sepertinya. Dalam selimut yang hangat.Leonel membelai rambut Erica, seraya menunduk menatap wajah cantik istrinya. Dia tersenyum, entah apa yang dipikirkannya. Namun, raut wajahnya menunjukkan kalau dia sangat bahagia memiliki Erica di dalam hidupnya.‘Terima kasih sudah hadir dalam hidupku. Mau menemaniku, dan aku harap kamu akan selalu bersama denganku. Sampai rambutku memutih, ah sebentar lagi rambutku akan banyak beruban. Meskipun suamimu ini tampan dan masih terlihat gagah, tetapi usianya tidak bisa disembunyikan. Jadi, aku ingin memiliki dua anak dari
Leonel melirik ke arah istri kecilnya yang masih tidur. Dengan tenang dia mengecek melalui ponselnya untuk meyakinkan kalau sang istri memang sedang hamil. Setelah menemukan apa yang dicarinya, mata Leonel semakin berbinar dan berkaca-kaca. Akhirnya setelah menunggu cukup lama, di usianya yang hampir memasuki 40 tahun, dia akan segera mendapatkan anak pertamanya. Air mata yang tidak bisa terbendung menetes bersama dengan senyumannya. Erica membuka matanya dan kemudian terduduk menatap Leonel.“Kamu sudah bangun?”Leonel menoleh seraya memegangi hasil testpack dan spontans memeluk Erica penuh rasa haru dan sangat senang.“Terima kasih Erica, akhirnya aku akan segera menjadi seorang ayah.”Mata Erica berbenar. Ada rasa bahagia yang tidak pernah terpikir sebelumnya, Erica membalas pelukan suaminya. Setelah beberapa saat keduanya saling menatap, Leonel menggenggam kedua tangan istri kecilnya.“Saya akan segera menjadi ayah, Erica.”“Aku akan segera menjadi seorang Ibu, Leo … aku masih t
Matanya berbinar setelah mendengar perkataan manis suaminya. Erica mengukir sebuah senyuman, Leonel balas tersenyum.“Pernikahan kita memang baru seumur jagung. Jika suatu hari nanti aku tidak peka, dan membuat kamu kesal, tolong dimaklumi. Sebisa mungkin aku akan menjadi suami yang sempurna, menjadi suami yang pernah kamu mimpikan. Dan tolong beri saya waktu untuk mempelajari semua itu.”Erica menggelengkan kepala.“Kamu lebih dari apa yang aku pikirkan Leonel. Hanya satu yang aku inginkan setia, itu saja.”Leonel mengangguk dan mengecup punggung tangan Erica.“Saya akan mencintai kamu hingga akhir napas saya, Erica. Sekarang kamu makan, jaga kesehatan. Tidak boleh kecapean, jika kamu butuh sesuatu beritahu saya. Ini pasti tidak mudah, Erica … saya tahu, kamu harus tetap mengejar cita-cita kamu, di lain sisi kamu harus berperan menjadi istri saya dan mengandung anak saya.”“Kamu berhutang banyak padaku, Leonel.” Erica tersenyum dengan mata berkaca-kaca.Leonel menganggukkan kepalanya