แชร์

Keputusan Berat

ผู้เขียน: Maesaro Ardi
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-06-25 13:10:27

"Ayo kita selesaikan administrasi untuk operasi jantung adikmu, Melody."

Melody tidak bisa menolak, dia sendiri yang setuju. Kekuatan apa yang Melody miliki saat ini Toh memang dia sedang membutuhkan uang banyak. Di sisi lain ada yang membutuhkan anak dari rahimnya.

Dari luar saja terlihat seperti pernikahan pada umumnya, tapi yang Melody lihat hal itu tidak ada bedanya dengan dia menyewakan rahimnya.

Oh sungguh bodoh, bahkan sewa rahim tidak memerlukan hubungan seks. Lalu apa yang pantas dia sebut dengan hubungan ini nantinya?

"Melody, ayo cepat," tegur Diana ketika Melody kembali terdiam.

Setelah semua biaya pengobatan Mike telah dilunasi oleh Diana, kini perempuan itu menanyakan berapa total hutang yang Melody miliki dan ke mana dia harus membayar hutang tersebut. Hanya dengan beberapa kali klik sana sini, semua hutang Melody lunas.

Melody tercengang, dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi saat itu. Hutang ratusan ribu dolar dan juga biaya rumah sakit itu bisa dilunasi hanya dalam waktu tidak sampai setengah jam.

Padahal Melody sudah bekerja siang malam hanya untuk membayar sedikit bunga dari hutang ayahnya.

"Terima kasih banyak, Nyonya. Jika buk karena Anda, saya tidak tahu harus berbuat apa," ucapnya dengan suara serak menahan tangis.

Beban yang selama ini dia tanggung, diangkat dengan mudah dari bahunya oleh Diana. Sekarang, Melody seolah bisa bernapas dengan lega. Dia bisa membayangkan adiknya sembuh dan bisa melihat adiknya tertawa lagi.

Dengan lunasnya biaya operasi tersebut, dokter pasti akan menemukan waktu operasi jantung adiknya dalam waktu dekat. Mengingat organ jantung pun telah ada.

"Besok kamu ada waktu, 'kan?" tanya Diana.

"Ada, Nyonya."

"Baiklah, datanglah ke rumahku. Akan aku jelaskan semuanya pada Anderson. Dengan begitu kita bisa menyiapkan upacara pernikahan kalian secepat mungkin," tutur Diana.

"Baiklah, Nyonya. Saya akan datang."

Diana tersenyum lebar, mimpinya untuk bisa memberikan anak pada suaminya akan terwujud. Meski dia harus mengeluarkan banyak uang, tapi hal itu tidak sebanding dengan apa yang akan dia terima.

Jika saja dirinya tidak mandul, tentu tidak akan terbesit sedikitpun untuk mengizinkan suaminya menikah lagi. Berbagi hati dan tubuh laki-laki yang dia cintai dengan perempuan lain, tentu saja tidak sudi Diana lakukan. Membayangkannya saja pun tidak ingin sama sekali.

"Baiklah, Diana. Aku tunggu kedatanganmu. Kalau begitu aku pulang ya, sampai jumpa besok," ucap Diana.

Melody menatap nanar pada perempuan bertubuh tinggi ramping dan menawan itu, yang makin hilang dari pandangannya.

"Ternyata manusia memang memiliki masalah yang berbeda," gumam Melody.

Gadis itu beranjak menuju ruangan Mike. Dia ingin melihat kondisi Mike, ke mana lagi dia pergi saat ini? Dia tidak punya siapapun untuk dijadikan sandaran. Meski dia memiliki ayah, tapi orang yang dipanggil ayah itu justru hanya memberikannya derita.

Ketika Melody sampai di ruang ICU, dokter yang menangani Mike ada di sana. Sepertinya dia sedang melakukan pemeriksaan pada Mike.

"Selamat sore, Dokter."

"Sore juga, Melody. Saya sudah mendapat kabar bahwa Anda telah melunasi biaya Mike. Oleh karena itu saya sekarang melihat keadaan Mike dan perkembangan keadaan adik Anda sekarang sudah cukup stabil. Dalam waktu dua hari lagi, operasi jantung akan kami lakukan pada pasien," tutur Dokter Mattew.

"Terima kasih banyak, Dokter."

Dokter Matthew dan dua orang dokter residen lainnya kemudian meninggalkan ruang ICU.

Kini tinggal Melody sendiri ditemani suara mesin elektrokardiogram. Tidak lama kemudian, Mike bangun dari tidurnya.

"Kamu sudah bangun, Mike?" tanya Melody.

"He em. Maaf sudah membuat Kak Melody khawatir lagi. Padahal aku sudah berjanji akan sehat dan tidak akan kembali membuat Kakak kesulitan," ujar Mike dengan suaranya yang lemah.

"Tidak, kata siapa kamu membuat Kakak kesulitan? Jangan begitu, Mike. Kamu keluargaku satu-satunya, kita hanya punya satu sama lain untuk saling bertahan. Kamu jangan risau, Kakak sudah mendapatkan uang untuk biaya operasi jantungmu."

"B-benarkah? Bagaimana? Saya yakin itu sangat mahal, Kak." Dari balik nebulizer terlihat raut keterkejutan dari Mike.

"Hm, Kakak berhasil mendapatkan tender besar. Makanya bos Kakak memberikan bonus, dengan uang bonus itu lah Kakak melunasi biaya rumah sakitmu.

"Sudah jangan berpikir terlalu jauh, sekarang yang perlu kamu lakukan hanyalah sembuh, Mike. Kamu sudah janji denganku. Kita bisa bermain di wahana permainan yang ingin sekali kamu datangi."

Air mata Mike mengalir dengan deras, begitupun dengan Melody. Akhirnya kedua adik beradik itu menangis bersama.

***

Keesokan harinya, Melody sudah berada di depan rumah megah milik Anderson. Karena hari ini weekend, maka sudah pasti Anderson ada di rumahnya. Lagi pula mereka juga akan membahas hal penting.

Debaran jantung Melody teramat kencang. Dia tidak menyangka akan segugup ini, terakhir kali Melody merasakan hal itu adalah ketika kreditur pertama kali membuat keributan di apartemennya.

Belum juga Melody menangani rasa gugupnya, gerbang yang menjulang tinggi itu terbuka dan suara yang dia kenal menyuruhnya untuk masuk ke dalam.

"Aku sudah menunggumu dari tadi, Melody. Masuklah, suamiku juga ada di ruang tamu."

Keringat dingin membasahi tangan dan dahi Melody. Saat pandangannya bertemu dengan tatapan tajam Anderson, Melody merasa nyawanya seakan lepas dari raganya.

"Apa yang Melody lakukan di rumah kita, Sayang?" tanya Anderson.

Dari raut wajah Anderson yang penuh dengan tanda tanya, sudah dipastikan Diana belum mengatakan apa pun tentang rencana yang dia buat.

"Ada yang ingin aku sampaikan, Sayang. Ayo duduk, Mel. Jangan berdiri saja di situ."

Laksana robot yang telah dikontrol sedemikian rupa, Melody kembali menurut dan duduk berhadapan langsung dengan Diana.

"Ada apa sih ini? Kenapa Melody bersikap aneh seperti itu? Apa yang kalian sembunyikan dariku?" tanya Anderson lagi.

Melody menelan salivanya, dia sungguh tidak bisa berkutik.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Semua telah usai

    Kediaman Anderson dipenuhi awak media saat ini, bagaimana tidak, isu rumah tangga Anderson yang pewaris tunggal Gretchen Company sudah terendus oleh mereka. Dari ketidak harmonisan Anderson dan Diana, pernikahan keduanya dengan Melody yang diam-diam dilakukan, pesta seks yang dilakukan oleh Diana, dan yang tidak kalah hebohnya lagi gugatan cerai yang Anderson layangkan pada Diana. Anderson dan orang tuanya dan juga orang tua Diana tengah berada di ruang tamu, tujuan mereka berkumpul tentunya untuk membahas mengenai perceraian tersebut. "Kamu yakin mau menceraikan Diana? Dia sudah lama menemanimu," ucap ayah Anderson. "Buat apa aku bertahan? Papa tidak juga sadar dengan semua tingkah Diana?" Anderson mendengus kesal ketika dia mendengar pertanyaan ayahnya, diliriknya sang ibu mertua yang tidak berani menatapnya langsung. "Kenapa Nyonya Ane yang terhormat ini diam saja? Ke mana sikap sombong dan angkuh itu? Anda bahkan bersekongkol dengan Diana dan mengirim Melody ke Korea Selatan!

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Akhir Diana

    Anderson bangun lebih dulu dari Melody, dia berencana untuk pulang ke rumahnya. Urusan dengan Diana harus dia selesaikan secepatnya. Dia tidak ingin menunda masalah tersebut lebih lama lagi. "Kamu mau ke mana?" tanya Melody ketika dia mendengar suara Anderson yang tengah menelepon seseorang. Anderson berjalan ke arah ranjang, di belainya rambut Melody dan kecupan manis mendarat di kening istrinya itu. Suasana romantis yang biasa bagi pasangan suami istri pada umumnya, tetapi tidak dengan Anderson dan Melody. Mereka harus melalui jalan berliku terlebih dahulu."Aku akan ke rumah dulu, Aidan sudah menyiapkan semuanya. Aku ingin segera menyelesaikan semuanya dengan Diana. Agar kita bisa bersama tanpa perlu khawatir dia bisa berbuat onar lagi," jawab Anderson."Kamu yakin Diana akan setuju? Bagaimana kalau dia menolak?" Melody tertunduk lesu, dia bahkan tidak mau membayangkan kemungkinan buruk dari ide suaminya. Melihat gelagat Melody, Anderson pun tahu apa yang ada di dalam hati dan p

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Gundah

    "Aku janji akan melindungi kamu dan anak kita, mungkin kamu masih belum bisa percaya. Namun, aku sungguh menyesal, Mel. Aku tidak akan membiarkan hal ini terulang untuk kedua kalinya," ucap Anderson. Entah sudah berapa kali Anderson membusuk sang istri agar mau memaafkan dirinya, tetapi Melody seperti enggan untuk memberikannya kesempatan kedua. Ego laki-lakinya tertantang ketika menghadapi situasi saat ini, hanya saja dia tidak ingin Melody makin membencinya. Dia membiarkan Melody memikirkan tentang niat dan kesungguhannya. Anderson sadar, yang banyak menderita Melody bukan dirinya. Jadi, dia tidak punya hak lain untuk memaksakan kehendaknya. Bahkan seandainya Melody ingin berpisah dengannya, mungkin dia akan setuju walau tentu teramat sulit. Asalkan Melody selamat dan hidup tenang seperti yang Melody inginkan. Di saat keheningan itu, Hyun Bin masuk ke ruangan Melody. Dia dari tadi menguping pembicaraan Anderson dan Melody, karena kasihan dengan keadaan Anderson maka dia pun terp

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Keputusan Anderson

    Anderson dapat merasakan pergerakan dari jari jemari Melody yang ada di genggamannya. Dia pun langsung melihat ke wajah sang istri, ternyata benar perlahan Melody membuka matanya. "Sayang, kami sudah bangun? Jangan bangun dulu, kamu harus istirahat dulu."Anderson mencegah Melody yang ingin bangun dari baringnya, dia juga merapikan helaian rambut yang menutupi wajah sang istri. "Maafkan aku, kalau saja aku lebih cepat datang menjemputmu, kamu tidak akan mengalami hal seperti ini." Tidak ada jawaban dari Melody, wanita itu hanya menatap Anderson dengan pandangan kosong. "Kamu pasti marah, tidak apa-apa. Wajar kalau kamu marah padaku, aku memang suami yang tidak berguna ...." Ada sendu dari kalimat yang Anderson ucapkan barusan, laki-laki itu bahkan menunduk. Beberapa menit lamanya keduanya masih dalam suasana hening, Melody tidak membalas genggaman tangan suaminya. Ada rasa nyeri di hatinya melihat Anderson seperti sekarang, bagaimanapun Melody yang mendampingi Anderson sewaktu

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Jangan tinggalkan aku

    "Sekarang, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa wanita yang kamu minta aku cari itu berubah jadi istrimu? Kupikir dia selingkuhanmu."Hyun Bin melabuhkan punggungnya di kursi samping Anderson, dia siap mendengar dan menerima semua fakta yang akan dikatakan oleh laki-laki berdarah Korea-Inggris itu. "Dia istri keduaku. Kamu tahu 'kan aku dan Diana belum punya anak. Aku sebenarnya tidak masalah, kamu juga tahu sendiri aku laki-laki yang seperti apa," ucap Anderson mulai bercerita. Hyun Bin mengangguk, dia tahu betul orang seperti apa Anderson itu. Rasa penasaran Hyun Bin kian besar, tapi dia menahan diri untuk menyela cerita Anderson. "Suatu hari, Diana menawarkan ide gila. Dia yang mendapat tekanan dan ancaman dari ayahku, agar bisa memberikan keturunan. Diana pun meminta Melody untuk menjadi istriku, hanya sampai Melody mengandung anakku saja. Setelah itu, aku harus menceraikan Melody." "Kondisi saat itu, Melody sedang terlilit hutang dan adiknya yang sakit parah, membut

  • Istri Kedua Tuan Anderson   Bersatu kembali

    Suara Melody berhasil menghentikan, Anderson yang terus menghajar orang yang menolongnya. Pelukan hangat yang telah lama dirindu, meluluhkan hati Anderson saat itu juga. Dia yang selama beberapa hari ini hidup tidak tentu arah, emosi yang meluap-luap, seketika langsung semuanya seperti kembali seperti dulu. Anderson berbalik dan membalas pelukan sang istri, tidak terasa air mata Anderson mengalir kala itu. Hal yang belum pernah terjadi pada diri seorang Anderson Gretchen, laki-laki angkuh, arogan, dan berhati dingin itu bisa meneteskan air mata. "Wah! Ini luar biasa, gimana bisa Anderson berubah sedrastis itu? Padahal dulu dia tidak begini, bahkan dengan Diana sekalipun?" gumam Hyun Bin. Hyun Bin membantu anak buahnya berdiri, untung saja usaha Melody berhasil. Jadi dia tidak perlu membuat acara pemakaman untuk anak buahnya itu. Mengingat bagaimana beringasnya Anderson menghajar anak buahnya tadi. "Bos! Kok baru datang, sih. Hampir saja aku mati, loh!" gerutunya pada Hyun Bin."Ha

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status