Home / Romansa / Istri Kedua / Bab:7. Pov Yadi

Share

Bab:7. Pov Yadi

last update Last Updated: 2021-09-05 13:03:35

Sebelum membaca jangan lupa like dan komen, klik subscribe, tap love dan follow aku yaa πŸ™πŸ€—

Setelah sampai depan rumah. Ternyata anak - anak sudah menunggu ku di teras.

"Assalamu 'alaikum" 

"Wa'alaikum salam pa" seru anak - anakku bebarengan.

"Kok di luar, ini udah malam. Mana mama?" Tanyaku. 

"Mama belum pulang pa" sahut anak sulungku.

"Belum pulang jam segini?" gumamku dalam hati.

Kemana pergi nya Lastri. Gak ngasih kabar gak apa. Mana ini udah malam, anak - anak sampai nunggu di luar. Ya Allah, kamu dimana Lastri. 

"Nih papa beli martabak bangka kesukaan kalian" ucapku dan memberikan tiga kotak martabak sama anak sulungku Dani.

"Waahh, makasih ya pa" sahut Dini anakku yang kedua.

"Sama - sama sayang" ucapku sembari mengusap rambut putriku.

"Ya udah, yuk kita masuk" ajakku lalu menyuruh anak - anak masuk. 

Anak - anak mengikutiku dan masuk kedalam rumah. Martabak tadi di berikan kepada bi Jum. Bibi menyajikan martabaknya dan menatanya di piring. 

Aku menyisih kan satu piring untuk bi Jum dan mba Surti. 

Anakku lahap makan martabak nya. Aku hanya tersenyum melihat ketiga anakku bersenda gurau sambil makan martabak.

****

Aku duduk di sofa sedang menonton tv, sementara anak - anak sudah masuk ke kamarnya masing - masing dan kedua pembantuku juga sudah masuk ke kamarnya. 

Jam sudah menunjukan angka 10 malam. Lastri belum pulang juga. Gak ada suara motor atau mobil di depan rumah.

Gak lama terdengar suara orang sedang berjalan, lalu terdengar ada yang memanggil namaku, setelah itu ada yang mengetuk pintu. Siapa malam - malam gini bertamu. Pasti itu Lastri sudah pulang. Aku bangun dari sofa dan beranjak ke ruang tamu lalu membuka kan pintu.

Tok

Tok

Tok

"Ya tunggu sebentar" 

Kreekeekk

Aku membuka pintu dan ternyata itu Lastri. 

"Mama!! Jam segini baru pulang, kemana aja seharian? Ini udah jam berapa? Astaghfirullah hal adzim mama" cecarku bertanya seraya menunjukan jam yang ada di tangan ku.

"Maaf pa,  tadi taxi nya mogok. Jadi kemaleman deh pulang nya" ucap Lastri dengan entengnya mengatakan, seolah dia tak melakukan kesalahan. 

Apa dia tak khawatir kalau anak - anaknya nungguin di rumah, malah keluyuran gak jelas. Bu Ana bawa pengaruh buruk buat istriku. Ya Allah kapan Lastri berubah. 

"Hmmm ya udah lain kali kalau pulang nya malam kasih tahu, kabari papa atau telfon kek. Kalau mama di jalan kenapa - napa gimana? jangan buat papa dan anak - anak khawatir. Anak - anak sampai nungguin kamu loh di luar"

"Ya pa, mama minta maaf ya. Mama janji gak akan ulangi lagi dan lain kali kasih tahu papa kalau mama pulang telat" ucapnya dan memonyongkan bibirnya, pengen aku iket tuh bibir.

Itu tuh kebiasaan Lastri, kalau di kasih tahu malah bibir nya di monyong - monyongin. Baru saja minta maaf tapi di belakang begiti. Maunya apa sih. 

Punya istri kaya Lastri harus extra sabar ngadepinnya, lama - lama capek juga ngadepin sifat istriku. Seolah - olah aku bukan suaminya, kurang sabar apa aku ini. Ya Allah sadarkanlah Lastri, bukan nya berubah malah makin jadi. Capek ngasih tahu nya.

Seandainya ya seandai nya, kalau Lastri sifatnya kaya Sri, pasti seneng banget. Sederhana, sopan, baik lagi. Tapi lah mana mungkin Sri mau jadi istri ku. Aku kan tua tapi masih ganteng sih gak jelek - jelek amat. 

"Ya udah sekarang masuk kamar, mandi terus tidur" 

@@@@@@@@@@

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kedua Β Β Β Bab:18. Pov Bu Ningsih

    Sebelum membaca jangan lupa klik rate, subscribe, dan follow akunku ya. Dan Ikuti terus ceritakuπŸ™πŸ˜˜β˜ΊAkhirnya selesai juga pekerjaan rumah. Baru selesai ngepel, Sri masuk membawa belanjaan. Ternyata benar Sri habis dari pasar."Assalamu 'alaikum, loh kok ibu gak kerja,?" Tanyanya padaku."Ibu masuk siang, Sri," jawabku."Oh _ oh ya bu, bapak udah bangun,?" Tanyaku."Udah, trus habis ngopi langsung pergi! Katanya adanya urusan." Jawabnya. Sambil membawa belanjaan, aku membantu Sri masak."Bu, aku udah putuskan, kalau aku menerima lamaran mas Yadi. Doa'in ya bu, semoga keputusanku gak salah." Ucapnya.Aku yang sedang memetik sayuran seketika berhenti."Kamu serius Sri? Ibu tahu kamu terpaksa menerima lamaran Yadi. Apa kamu yakin Sri,?" Tanyaku.Gak tega

  • Istri Kedua Β Β Β Bab:17. Pov Bu Ningsih (Ibu Tiri Sri)

    Sebelum membaca jangan lupa klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya. Follow akunku juga ya dan ikuti terus ceritaku πŸ™πŸ˜˜πŸ€—"Aku ke kamar dulu ya, ibu sama bapak lanjutkan makannya" ujar Sri.Aku tersenyum pada Sri dan mengangguk . Ibu tahu kamu sedih dan bimbang. Tahu sendirikan gimana bapak. Kalau sudah keinginannya tidak bisa di tolak. Semoga ada jalan buat kita ya nduk. Supaya tidak ada kesedihan lagi di matamu."Ya sudah kalau begitu, nanti ibu antar makanan ini ke kamarmu." Ujarku."Gak usah bu, nanti Sri ambil sendiri kalau Sri udah lapar" ucapnya."Heh, gak boleh nolak!!. Kecuali kalau kamu sudah menikah dan itu sudah bukan tanggung jawab ibu lagi" kataku lalu tersenyum pada Sri."Terserah ibu saja" sahutnya lalu dia memelukku."Loh kok peluk ibu?, katanya mau ke kamar"

  • Istri Kedua Β Β Β Bab:16. Pov Bu Rina (Ibu Mertua)

    Sebelum membaca jangan lupa klik rate,tap love dan subscribe sebanyak - banyaknya. Follow akunku ya dan ikuti terus ceritaku πŸ™πŸ€—πŸ˜˜Setelah kamu menikah dengan Yadi. Ibu akan membuatmu mati secara perlahan seperti dulu ibu membunuh mas Wisnu, ayahnya Yadi. Ibu yang meracuninya dan sampai sekarang tidak ada yang tahu kalau ibu pembunuhnya. Karena semua barang bukti sudah di hapus dan membakarnya. Itu mudah buatku.Dulu aku ingin membunuh Yadi, tapi aku pikir nanti. Setelah menguras hartanya barulah aku akan membunuhnya. Karena dia ATM berjalan kami. Dia yang capek, aku dan Dewi yang menikmati hartanya. Hahahaha ....Dan sekarang akan ada tikus lagi, yaitu Sri. Semakin susah menguras hartanya. Satu menantu saja, aku sulit mengendalikannya, sekarang tambah lagi penghalang untuk menguras harta anak tiriku.*****Ini hari pertunangan Yadi. Aku harus berpura

  • Istri Kedua Β Β Β Bab:15. Pov Yadi

    Sebelum membaca klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya ya. Jangan lupa follow akunku dan ikuti terus ceritaku ya πŸ™πŸ˜˜πŸ˜ŠKeesokan harinya aku bangun pukul 05.00 WIB, Lastri belum bangun, ya sudahlah. Aku keluar kamar dan menuju ke kamar anak - anak. Membangunkan mereka, untuk melaksanakan sholat subuh.Anak - anak mengikutiku menuju mushola kecil yang ada di samping ruang keluarga. Aku memang membuat mushola kecil di dalam rumah untuk kami sholat jamaah bersama istri dan anak - anak. Sebelum itu kami ambil wudhu lalu lanjut melaksanakan sholat subuh. Lastri tidak ikut, katanya lagi datang bulan.Selesai sholat, aku mengajak anak - anak ke taman yang ada di halaman belakang rumah untuk joging. Rutinitas seperti biasa, olahraga pagi bersama ketiga anakku.Sementara bi Jum dan mba Surti di dapur sedang memasak untuk kami sarapan. Bi Jum sudah bangun dari pukul

  • Istri Kedua Β Β Β Bab:14. Pov Yadi

    Sebelum membaca klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya. Jangan lupa follow akunku ya dan ikuti terus ceritaku πŸ™πŸ˜˜πŸ˜ŠBi Jum dan mba Surti sedang membereskan barang belanjaan. Buah - buahan, sayuran, daging dan ikan sudah masuk kedalam kulkas. Makanan kering, makanan instant di simpan di lemari dapur, di atas. Sementara sabun cuci, porselen dan lain - lain di simpan di lemari dapur di bawah.Aku mendekati bi Jum dan mba Surti. Mereka sedang membereskan dan menatanya dengan sangat rapi. Bi Jum memang hafal dimana tempat - tempatnya.BiJum sudah ikut kami dari ayah masih ada. Waktuitu aku masih kecil, SD kelas 1. Setelah ibu meninggal, bi Jum yang merawatku. Tiga tahun sepeninggalnya ibu, ayah menikah lagi dengan bu Rina. Ayah meninggal waktu usiaku 10 tahun. Sampai sekarang bi Jum masih kerja disini, katanya ini amanah dari ayah, di suruh menjagaku.Bib

  • Istri Kedua Β Β Β Bab:13. Pov Yadi

    Sebelum membaca klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya ya. Jangan lupa follow akunku dan ikuti terus ceritaku ya πŸ™πŸ˜˜πŸ€—Setelah sampai di mall. Anak - anak langsung menuju tempat permainan dan aku pun menemaninya menunggu di luar. Sedangkan Lastri berbelanja dengan membawa dan menggunakan ATM ku.Setelah mereka puas, akhirnya kita pulang. Tak lupa membawa belanjaan. Baju istri, baju anak - anak dan bajuku juga. Dan tak lupa belanja makanan instant, cemilan, kebutuhan dapur, keperluan kamar mandi dan lain - lain. Semuanya sudah di belanjain.Sebelum pulang kita mampir Ke restoran langganan kami. Setelah sampai Kita turun dan memasuki restoran, ternyata rame. Karena ini memang hari minggu dan pasti rame.Setelah dapat tempat duduk dan kita memesan makanan. Setelah puas menyantap makanan yang ada di restoran ini, akhirnya kita pulang. Karena sudah malam. Anak - anak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status