Share

Bab:7. Pov Yadi

Sebelum membaca jangan lupa like dan komen, klik subscribe, tap love dan follow aku yaa ๐Ÿ™๐Ÿค—

Setelah sampai depan rumah. Ternyata anak - anak sudah menunggu ku di teras.

"Assalamu 'alaikum" 

"Wa'alaikum salam pa" seru anak - anakku bebarengan.

"Kok di luar, ini udah malam. Mana mama?" Tanyaku. 

"Mama belum pulang pa" sahut anak sulungku.

"Belum pulang jam segini?" gumamku dalam hati.

Kemana pergi nya Lastri. Gak ngasih kabar gak apa. Mana ini udah malam, anak - anak sampai nunggu di luar. Ya Allah, kamu dimana Lastri. 

"Nih papa beli martabak bangka kesukaan kalian" ucapku dan memberikan tiga kotak martabak sama anak sulungku Dani.

"Waahh, makasih ya pa" sahut Dini anakku yang kedua.

"Sama - sama sayang" ucapku sembari mengusap rambut putriku.

"Ya udah, yuk kita masuk" ajakku lalu menyuruh anak - anak masuk. 

Anak - anak mengikutiku dan masuk kedalam rumah. Martabak tadi di berikan kepada bi Jum. Bibi menyajikan martabaknya dan menatanya di piring. 

Aku menyisih kan satu piring untuk bi Jum dan mba Surti. 

Anakku lahap makan martabak nya. Aku hanya tersenyum melihat ketiga anakku bersenda gurau sambil makan martabak.

****

Aku duduk di sofa sedang menonton tv, sementara anak - anak sudah masuk ke kamarnya masing - masing dan kedua pembantuku juga sudah masuk ke kamarnya. 

Jam sudah menunjukan angka 10 malam. Lastri belum pulang juga. Gak ada suara motor atau mobil di depan rumah.

Gak lama terdengar suara orang sedang berjalan, lalu terdengar ada yang memanggil namaku, setelah itu ada yang mengetuk pintu. Siapa malam - malam gini bertamu. Pasti itu Lastri sudah pulang. Aku bangun dari sofa dan beranjak ke ruang tamu lalu membuka kan pintu.

Tok

Tok

Tok

"Ya tunggu sebentar" 

Kreekeekk

Aku membuka pintu dan ternyata itu Lastri. 

"Mama!! Jam segini baru pulang, kemana aja seharian? Ini udah jam berapa? Astaghfirullah hal adzim mama" cecarku bertanya seraya menunjukan jam yang ada di tangan ku.

"Maaf pa,  tadi taxi nya mogok. Jadi kemaleman deh pulang nya" ucap Lastri dengan entengnya mengatakan, seolah dia tak melakukan kesalahan. 

Apa dia tak khawatir kalau anak - anaknya nungguin di rumah, malah keluyuran gak jelas. Bu Ana bawa pengaruh buruk buat istriku. Ya Allah kapan Lastri berubah. 

"Hmmm ya udah lain kali kalau pulang nya malam kasih tahu, kabari papa atau telfon kek. Kalau mama di jalan kenapa - napa gimana? jangan buat papa dan anak - anak khawatir. Anak - anak sampai nungguin kamu loh di luar"

"Ya pa, mama minta maaf ya. Mama janji gak akan ulangi lagi dan lain kali kasih tahu papa kalau mama pulang telat" ucapnya dan memonyongkan bibirnya, pengen aku iket tuh bibir.

Itu tuh kebiasaan Lastri, kalau di kasih tahu malah bibir nya di monyong - monyongin. Baru saja minta maaf tapi di belakang begiti. Maunya apa sih. 

Punya istri kaya Lastri harus extra sabar ngadepinnya, lama - lama capek juga ngadepin sifat istriku. Seolah - olah aku bukan suaminya, kurang sabar apa aku ini. Ya Allah sadarkanlah Lastri, bukan nya berubah malah makin jadi. Capek ngasih tahu nya.

Seandainya ya seandai nya, kalau Lastri sifatnya kaya Sri, pasti seneng banget. Sederhana, sopan, baik lagi. Tapi lah mana mungkin Sri mau jadi istri ku. Aku kan tua tapi masih ganteng sih gak jelek - jelek amat. 

"Ya udah sekarang masuk kamar, mandi terus tidur" 

@@@@@@@@@@

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status