Share

Bab:8. Pov Yadi

Sebelum membaca subscribe, tap love dan follow,  cerita ku yaa πŸ™πŸ˜˜

Lastri langsung ngeluyur masuk kamar. Aku memperhatikan dia dari belakang, badan nya gendut, pendek, item. Ya lumayanlah gak cantik - cantik amat. Sekarang dia jadi rajin ke salon dan nge-gym. Katanya pengen nurunin berat badan. Sebelum nge-gym BB nya hampir 90 kg, gak kebayang kan besar nya, apalagi dia pendek.

Dulu gadis nya langsing, setelah punya anak badan nya langsung melar, katanya karena efek KB. Sekarang sedikit berkurang sekitar 80 kg an. Ikut seneng juga sih, tapi kalau sudah begini kasihan anak - anak gak keurus, terlalu sibuk di luar.

Aku gak pernah melarang Lastri untuk keluar, tapi inget waktu. Pergi pagi pulang nya malam, semua nya udah berubah. Tapi ya sudahlah terserah dia, lagian juga aku udah terpikat dengan wanita lain.

Lusa aku akan kesana, ke rumah pak Imam. Untuk melamar Sri, putrinya. Aku takut keduluan yang lain. Poligami kan gak dilarang, yang penting adil sama istri - istrinya. Mudah - mudah an keluarga nya setuju dan Sri mau menerima untuk jadi yang kedua.

****

Pulang kondangan aku gak sengaja bertemu pak Imam. Kebetulan yang punya hajat gak jauh dari rumah pak Imam. 

"Pak Imam" aku menyapanya lebih dulu.

"Eh nak Yadi, habis dari mana?" tanyanya padaku.

"Habis kondangan pak di rumah Yudi, rekan kerja saya di kantor, acara sunatan pak, gak enak kalau gak hadir. Aku pake motor biar bisa masuk lewat gang kecil ini" ucapku.

"Oh ya, trus ini nak Yadi mau kemana? Mampir dulu yuk ke rumah bapak?" 

" Ya pak, sebenarnya saya mau ke rumah bapak, tapi gak enak kalau secepat ini. Saya ingin ngobrol sama bapak, penting. Tapi bukan disini tapi di tempat lain pak, gak pa - pa kan?"

"Maksudnya secepat ini apa? Ada apa ya nak Yadi?"

"Begini saja pak, besok kan hari minggu. Nanti saya jemput bapak. Kita makan di restoran sambil ngobrol. Sekalian ada yang perlu saya bicarakan pak"

 "Oke, ya sudah kalau begitu, terserah nak Yadi saja" 

"Kalau gitu, saya pamit pulang ya pak, udah mau maghrib. Assalamu 'alaikum"

"Wa'alaikum salam, nak Yadi" 

"Mari pak"

Setelah pamitan aku langsung gas motor matic ku, pelan - pelan aku menyetir motor ku ini, karena ini gang sempit. Harus pelan - pelan biar gak nabrak orang.

****

Keesokan pagi nya aku siap - siap buat menjemput pak Imam di rumah nya, karena ini udah jam delapan pagi. Sekitar jam sembilan perginya. Sebelum pergi aku pamit ke anak - anak dan Lastri.

"Ma, papa pergi dulu ya. Ada urusan penting sama rekan kerja" seruku.

"Loh ini kan hari minggu, hari libur, waktu nya kumpul sama anak - anak, kita jarang loh ngumpul di rumah, papa kan sibuk. Mama aja batalin ngumpul sama temen - temen, lah ini papa malah pergi. Urusan apa sih, urusan kerjaan?" 

"Sebentar doang kok ma. Ya udah papa pergi dulu, kalau ngobrol terus kapan pergi nya. Nanti sore kita pergi ke mall ya, ajak anak - anak juga" sahutku beralasan biar di bolehin pergi dan mengajak mereka ke mall biar istri gak ngambek.

"Asiikk" seru Dila anak bungsuku.

"Serius pa?. Waahh mau maen game ah sepuas nya, mumpung ada papa, ya gak dek" seru Dani anak sulungku antusias dan kepalanya menoleh lalu menyenggol lengan Dini adeknya. Dini langsung tersenyum dan manggut - manggut, tanda mendukung ucapan kakaknya. 

"Hmmm, bener ya pa nanti sore jalan - jalan ke mall" sahut istriku Lastri dan tersenyum senang.

Senang rasanya melihat istri dan anak - anakku tersenyum gembira. 

"Oke, papa pergi dulu ya. Assalamu 'alaikum"

"Wa'alaikum salam pa" ucap Lastri.

"Hati - hati pa di jalan" seru Dani. 

"Ya nak" ucapku dan tersenyum pada Dani.  

Bergegas aku keluar dan menaiki mobil. Langsung tancap gas melajukan mobil ku menuju rumah pak Imam. Setelah hampir sampai gang, ternyata pak Imam sudah menunggu disana. Di ujung gang terlihat pak Imam, ternyata sudah menungguku dari tadi.

@@@@@@@@

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status