Share

Bab 4

Penulis: Awan
Brandon membaringkan tubuh Yuna di atas sofa, kemudian berbalik untuk mengambil obat salep dan kapas alkohol. Brandon membersihkan area sekitar luka dengan kapas dan mengoleskan obat setelahnya.

Sebenarnya luka sekecil itu sudah tidak mengeluarkan darah lagi selama perjalanan kemari, makanya permukaan kulit Yuna terasa adem saat kakinya diolesi oleh obat tersebut.

Brandon begitu fokus mengoleskan obat dengan santai. Sekilas hal itu memang terlihat sangat sepele, tapi hal sesederhana itu pun tidak pernah Logan lakukan selama dia hidup bersama dengan Yuna. Maka itulah ada ungkapan yang mengatakan bahwa bukannya pria yang bersikap kasar pada wanita, tapi mereka memang tidak tertarik.

Setelah mengoleskan obat itu, Brandon menatap Yuna yang sedang melamun dan bertanya padanya, “Kenapa?”

“Nggak apa-apa,” bantah Yuna seraya menggelengkan kepalanya, lalu dia pun menurunkan kakinya dan berkata, “Makasih, ya.”

“Kamu istriku, jadi nggak perlu berterima kasih. Tapi ada satu hal yang aku harap bisa kamu ingat,” kata Brandon sambil menutup kembali obat yang ada di tangannya.

“Apa itu?” tanya Yuna.

“Aku nggak peduli apa masa lalu kamu, tapi karena sekarang kamu sudah menikah sama aku, aku nggak mau kamu masih berhubungan sama ….”

“Nggak bakal!” sela Yuna sebelum Brandon sempat menyelesaikan kata-katanya, “Kamu tenang saja, aku bakal tetap setia sama kamu, dan aku harap kamu juga begitu.”

Kedua alis mata Brandon spontan terangkat, mungkin karena dia tidak menyangka Yuna punya nyali untuk menuntut sesuatu darinya.

“Aku tahu pernikahan kita ini cuma sebatas perjanjian bisnis, dan aku juga nggak tahu apa tujuan kamu, tapi aku harap kita bisa saling menjaga prinsip dari pernikahan kita. Kalau suatu hari nanti kamu suka sama cewek lain, kita cerai saja. Tapi kalau kamu selingkuh, aku nggak bisa toleransi lagi.”

Yuna sudah pernah dikhianati sebelumnya, jadi dia tidak akan membiarkan dirinya dikhianati untuk kedua kalinya.

“Kebetulan, aku juga sepemikiran sama kamu,” ujar Brandon tersenyum.

Seketika itu Yuna termangu melihat senyuman di wajah sang suami. Brandon sungguh sebuah mahakarya yang diciptakan oleh Sang Pencipta. Dia tidak hanya luar biasa cerdas dalam berbisnis, tapi juga memiliki paras yang sempurna. Awalnya Yuna hanya berharap bisa menjalin kerja sama dengannya, tapi siapa sangka dia malah menjadi istrinya. Apakah ini berarti kesialan Yuna selama bertahun-tahun akhirnya berubah menjadi nasib baik?

Pukul tujuh malam di hari itu juga, Yuna pergi ke tempat di mana kompetisi diadakan bersama dengan Brandon. Yuna masih tidak menyangka Brandon mau datang ke kompetisi kecil seperti ini. Uniasia adalah perusahaan yang sangat besar, dan level mereka tentunya sudah berada di level internasional.

Sesampainya di tempat tujuan, kebetulan mereka berdua melihat mobil Logan yang terparkir tepat di depan pintu masuk. Logan mengenakan jas biru tua dengan rambut yang tertata rapi. Begitu Logan turun dari mobilnya, dia langsung menuntun Valerie yang juga hendak turun dari mobilnya.

Yuna terlihat menunjukkan senyuman menghina, tapi yang dia hina adalah dirinya sendiri karena selama ini dia dibutakan atas apa yang sesungguhnya terjadi.

“Mau turun sekarang?” tanya Brandon seraya menggenggam tangan Yuna.

Akan tetapi Yuna hanya menggelengkan kepalanya. Kalau dia turun sambil menggandeng tangan Brandon tepat di hadapan Logan, hal ini pasti akan menjadi berita hangat, dan mereka berdua pasti akan gelagapan. Bukan itu yang diinginkan oleh Yuna, atau lebih tepatnya … itu masih jauh dari kata cukup.

Yuna ingin mendapatkan balasan berkali-kali lipat lebih tinggi atas jerih payah dan perasaan yang selama ini dia berikan!

Kompetisi kali ini memang tidak bisa dibilang sebagai acara besar, tapi prosedur acara tetap berlangsung ketat dan sesuai dengan ketentuan yang ada. Demi menjamin acara berlangsung dengan seadil-adilnya, para juri yang diundang merupakan pakar industri dari berbagai macam provinsi. Selain itu, semua parfum yang akan diikutsertakan dalam kompetisi ini juga sudah diberikan oleh masing-masing perwakilan kepada para juri tiga jam sebelum acara dimulai.

Dalam waktu tiga jam ini, para juri akan melakukan analisis dan penilaian terhadap aroma di setiap tiga tingkatan aroma. Dengan kata lain, para juri sudah menentukan siapa pemenangnya, hanya saja mereka masih belum mengumumkannya.

Yuna dan Brandon tidak masuk ke dalam aula utama, tapi mereka menunggu di ruang tunggu khusus VIP. Di dalam ruang tunggu tersebut terdapat sebuah monitor besar yang bisa digunakan untuk melihat semua yang terjadi di aula utama dengan sangat jelas.

Baik Logan ataupun Valerie merasa begitu bangga pada mereka sendiri, seolah-olah mereka yakin akan membawa pulang piala dari kompetisi hari ini. Yuna yang melihat tingkah laku mereka pun berpikir dalam hati, “Ketawa saja sepuasnya sana, karena sebentar lagi kalian nggak bisa ketawa bahagia kayak begini.”

Lampu-lampu yang menerangi aula perlahan meredup, menandakan pemenang dari kompetisi hari ini tak lama lagi akan diumumkan. Para tamu yang sedang saling bercengkerama satu per satu mengalihkan perhatian mereka menuju panggung.

Sesuai dengan tradisi yang berlaku selama ini, pengumuman pemenang akan diawali dari penghargaan yang paling kecil. Logan tentunya tidak peduli dengan penghargaan kecil, makanya dia juga santai saja ketika nama VL belum disebut. Masih tetap dengan gayanya yang penuh percaya diri, dia menggenggam tangan Valerie sembari menatap ke arah panggung.

“Berikutnya akan kami umumkan tiga pemenang utama dari kompetisi hari ini,” ucap sang pembawa acara dengan suara yang lantang. “Sebelum mengumumkan pemenangnya, kami selaku panitia ingin menegaskan sekali lagi bahwa kompetisi ini berlangsung secara transparan dan adil. Tidak peduli dari perusahaan besar atau kecil, siapa pun bisa menang selama produk yang diikutsertakan memenuhi kriteria. Namun ada satu hal lagi yang ingin kami tegaskan kepada para hadirin, bahwa tabiat dari pembuat parfum lebih penting daripada kualitas produk yang mereka bawakan. Kami dengan keras memerangi kegiatan plagiarisme!”

Yuna yang sedang berada di ruang VIP mengamati Logan dan Valerie dari balik monitor sambil memegang erat gelasnya. Jelas sekali mereka tidak menyadari bahwa peringatan itu ditujukan kepada siapa, bahkan mereka sampai memberikan tepuk tangan tanpa ada rasa malu sedikit pun.

“Setuju! VL memang perusahaan kecil, tapi kamu selalu mengedepankan inovasi dan orisinalitas. Plagiarisme itu hal yang tabu terutama di industri parfum ini, dan kami menentang keras perilaku tercela seperti itu,” kata Logan dengan bangga dan penuh rasa percaya diri.

Valerie yang berdiri di sampingnya juga ikut menambahkan, “Iya. Biarpun aku ini cuma pembuat parfum amatir dan masih belum ada apa-apanya dibandingkan para senior di sini, tapi aku selalu mengingatkan diri sendiri untuk kerja yang teguh dan tulus untuk membuat karya yang bisa aku banggakan.”

Suara tepuk tangan yang meriah menggemuruh di dalam aula utama, dan para wartawan yang ada di lokasi juga menangkap momen indah tersebut. Akan tetapi, pembawa acara yang berada di atas panggugn terlihat begitu serius dan balik bertanya, “Kalau begitu, apa VL berani menjamin bahwa produk yang kalian bawakan ini asli?”

“Oh, jelas!” kata Logam.

Seusai berkata demikian, Logan merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia sudah banyak menghadiri berbagai macam pameran dan kompetisi, dan tidak pernah ada yang menanyakan pertanyaan seperti itu. Semua parfum yang Logan bawakan dalam setiap kompetisi merupakan hasil buatan tangan Yuna sendiri, jadi dia bisa menjamin keaslian produknya.

“Haha….”

Yuna melepaskan tawanya yang penuh dengan keyakinan terhadap dirinya sendiri.

Lantas, pembawa acara mengalihkan pandangannya kepada tamu lain dan berkata, “Terjadi situasi di kompetisi kali ini. Ada dua perusahaan yang membawakan produk yang sama, bahkan namanya juga sama.”

Meski tidak langsung menyebutkan nama, sang pembawa acara telah bertanya langsung kepada Logan, jadi para peserta dan tamu lainnya sudah tahu siapa yang dimaksud, tapi mereka semua masih tidak tahu siapa perusahaan satu lagi yang dimaksud.

Raut wajah Logan pun langsung berubah seketika. Kejadian ini bahkan lebih memalukan daripada tidak memenangkan penghargaan. Kalau sampai produknya dituduh melakukan plagiarisme di hadapan banyak media serta perusahaan lain, nama baik VL pasti akan hancur begitu beritanya tayang besok pagi.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2399

    Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.“Kamu butuh apa?” tanya Ratu. Berhub

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2398

    Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2397

    Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2396

    Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2395

    Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2394

    Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status