แชร์

Masih Saja Mengganggu

ผู้เขียน: Aldra_12
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-28 09:55:29
Anna berada di ruang kerja saat Kai rapat. Dia memilih mengecek dan memilah berkas yang sudah bertumpuk di meja.

Saat Anna masih fokus dengan berkas di meja, dia kembali mendapat panggilan dari Mila.

Anna memandangi layar ponselnya. Dia tidak berniat menjawab karena Kai sudah memperingatkan.

Anna berpikir, bagaimana kalau diblokir saja? Lagi pula hubungan Anna dan Kai sudah jelas, Anna tidak perlu cemas kalau Mila mengancamnya.

Saat Anna berniat memblokir nomor Mila, dia sudah lebih dulu mendapat pesan dari ibu tirinya itu.

Anna penasaran dengan kalimat pertama yang dilihatnya pada push notifikasi, membuat Anna akhirnya membaca pesan itu.

[Bagaimana bisa kamu melakukan ini? Meski ayahmu sudah meninggal, tapi bukan berarti kamu bisa mengusir kami seperti ini, Anna! Bahkan kamu mengabaikan panggilan dariku, kamu memang durhaka!]

Anna mengerutkan alis, apa maksudnya ini? Siapa yang mengusir Mila?

Anna semakin penasaran, sampai akhirnya dia memilih menghubungi wanita itu.

Tak membutuhkan
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
apa yg ga bisa di selesaikan oleh Kai Anna cukup Kamu percaya sama suamimu aja...
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Menyingkirkan Satu Persatu

    Alvian dan Kirana berada di rumah. Mereka benar-benar menjadi pengangguran dan sekarang hanya bisa duduk di sofa seraya menonton televisi tanpa melakukan pekerjaan yang berarti.“Kita harus mencari pekerjaan setelah ini, kita tidak mungkin terus diam begini, kan?” Kirana menatap pada Alvian yang sedang asyik mengunyah camilan.“Kita pikirkan saja nanti. Lagi pula baru sehari dipecat,” balas pria itu dengan santainya.Kirana menegakkan badan mendengar ucapan Alvian. Dia merasa kalau Alvian terlalu santai.“Kita tidak tahu kapan bisa dapat pekerjaan, jadi lebih baik segera mencari lowongan dan mendaftar, buat jaga-jaga karena sekarang susah mencari pekerjaan,” ucap Kirana lagi.Kirana tidak mau jika mereka benar-benar menjadi gelandangan karena menganggur.Alvian menghela napas kasar karena kesal Kirana begitu cerewet, tapi saat melihat ekspresi wajah Kirana yang berubah, Alvian langsung mencoba tersenyum.“Iya, nanti pasti aku akan mencari pekerjaan. Tapi untuk sekarang, aku mau istira

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-28
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Gosip Kembali Beredar

    Anna melihat pria yang di depannya hanya diam dan tak segera masuk lift. Anna sampai kembali menekan tombol buka agar lift tidak tertutup sebelum pria di depannya masuk.“Anda tidak masuk?” tanya Anna seraya kesusahan memeluk berkas di dada.Justin tersadar dari lamunan. Dia melangkah masuk tepat saat Anna tak sengaja menjatuhkan berkas-berkas yang dipegang.“Ah, jadi berantakan.” Anna segera berjongkok lalu memungut kertas-kertas yang berserakan di lantai lift.Justin ikut membantu memungut kertas itu, lalu memberikan pada Anna.“Terima kasih,” ucap Anna saat Justin membantunya merapikan kertas-kertas itu. Dia bicara tanpa menatap pada Justin.Justin memperhatikan wajah Anna. Dia hanya tahu kalau Anna adalah staff yang direkrut khusus dan belum tahu kalau Anna adalah istri Kai.“Kamu staff baru?” tanya Justin berpura-pura tidak tahu.Anna mengalihkan pandangan dari berkas di tangan ke arah Justin. Dia lalu mengangguk kecil.“Ah … pantas saja aku tidak pernah melihatmu sebelumnya,” uc

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-01
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Penuh Dusta

    Mila dan Nindy masuk ke restoran. Mereka masuk ke salah satu private room yang diarahkan oleh pelayan.“Sepertinya wanita itu sangat kaya,” bisik Mila saat melihat penampilan wanita yang duduk di ruangan itu.“Sangat kaya, Bu. Pokoknya jangan sampai Ibu menyinggungnya,” balas Nindy.Mila mengangguk.Rachel tersenyum melihat kedatangan Mila dan Nindy. Dia bersikap ramah meski itu hanyalah sebuah kedok.“Silakan duduk!” Mila dan Nindy duduk berhadapan dengan Rachel.Rachel memanggil pelayan, lalu meminta Nindy dan Mila memesan makanan apa pun yang diinginkan karena dia yang akan membayarnya.Mila dan Nindy sangat senang, mereka memesan makanan mahal tanpa mendapat komplain dari Rachel.Setelah pelayan pergi untuk menyiapkan pesanan. Rachel mulai memandang pada Mila dan Nindy.“Ada apa sampai kalian ingin bertemu denganku?” tanya Rachel dengan sikap seolah dia wanita yang begitu baik.Mila melirik pada Nindy. Dia tiba-tiba ragu karena merasa kalau Rachel sangat baik, mana mungkin mau me

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-01
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Jadi Pebinor

    “Sebenarnya, apa yang terjadi di perusahaan?” tanya Anna saat dia dan Kai sudah pulang.Kai sedang melepas dasi. Dia membalikkan badan lalu menoleh pada Anna.“Kenapa kamu tanya lagi? Apa ada yang menyinggungmu?” tanya Kai menebak.“Tidak ada yang menyinggungku, hanya saja sepertinya keberadaanku di perusahaan kembali dipermasalahkan,” ucap Anna seraya sedikit menunduk.Kai langsung bisa menangkap maksud dari sikap Anna. Dia mendekat pada Anna, lalu berdiri seraya memegang kedua pundak istrinya itu.“Anna, kamu percaya padaku, kan?” tanya Kai meyakinkan.Anna memandang suaminya itu, lalu berkata, “Percaya, tapi kalau kamu saja tidak jujur dengan apa yang terjadi, bagaimana bisa aku seratus persen percaya?”Kai terdiam.Sedetik kemudian Kai menggandeng Anna untuk duduk di tepian ranjang.“Rapat tadi memang membahas soal perusahaan, tapi ada pembahasan tentang dirimu juga. Sepertinya ada yang melaporkanmu,” ucap Kai akhirnya jujur pada Anna.Kai sengaja tak menceritakan itu karena tahu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-02
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Masih Waswas

    Hari berikutnya. Anna dan Kai berangkat seperti biasa.Anna sebenarnya masih waswas, tapi dia juga tidak bisa meninggalkan tanggung jawabnya.“Apa pun yang nanti orang katakan, biarkan saja karena mulut mereka akan terbungkam sendiri begitu undangan pernikahan kita disebar,” ujar Kai seraya menggenggam telapak tangan Anna yang ada di pangkuan.Anna menoleh pada Kai. Dengan seulas senyum dia mengangguk pelan.“Iya, aku akan tutup telinga,” balas Anna.Kai mengusap lembut rambut Anna. Dia masih menggenggam telapak tangan Anna selama perjalanan menuju perusahaan.Sesampainya di perusahaan. Kai turun bersama Anna, tapi saat Kai ingin menggandeng Anna, istrinya itu memilih menggeleng.Kai tidak memaksa karena tahu kecemasan yang sedang Anna rasakan. Dia memilih menuruti keinginan istrinya itu.Mereka berjalan masuk lobby. Tian sudah menanti di sana seperti biasa, lalu berjalan di belakang Kai bersama Anna.Tian memandang pada Anna yang tegang, sepertinya atasannya itu sudah menceritakan ya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-02
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Keributan

    “Apa yang kamu katakan?” tanya Kai terkejut.Tian menoleh Anna yang sudah berdiri karena kepanikan.“Ibu tiri Anna membuat keributan di bawah, dia mau menuntut Anna karena sudah mengusirnya,” kata Tian mengulang apa yang tadi dikatakan.“Apa?” Anna sangat syok.Anna bergegas ingin turun, tapi Kai langsung mencegahnya dengan cepat.“Kamu di sini saja, biar aku yang mengatasinya,” kata Kai.“Tapi aku yang dia permasalahkan, harusnya aku yang menemuinya,” balas Anna, “aku hanya tak mau dianggap sembunyi dan bersalah karena tak berani bertemu dan menyelesaikan masalah dengannya,” imbuh Anna.“Benar, Pak. Jika Anna tetap di sini, dia malah akan dianggap bersembunyi,” timpal Tian, “apalagi dia berkata kalau Anna memiliki hubungan dengan salah satu petinggi di sini.”Kai memandang Anna yang sangat cemas. Apa yang dikatakan keduanya memang benar.“Baiklah, aku dan Tian akan melindungimu,” ucap Kai pada akhirnya.Anna mengangguk. Mereka keluar dari ruangan bersama untuk turun ke lobi.Di lobi.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-03
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Cukup Lihat Aku

    Anna melihat para karyawan di sekitar lobi sedang saling berbisik. Sudah bisa ditebak kalau mereka pasti menggunjing dirinya karena semua tuduhan dari Mila.Anna tidak bisa mengabaikan apa saja yang didengarnya, semua tertampung di otak meski tidak diminta.Kedua tangan Anna gemetar, bahkan kedua kakinya mendadak lemas memikirkan akibat setelah ini.“Kamu tega merebut pria milik orang lain! Apa karena kita ini sejak dulu hidup susah, makanya kamu jadi begini? Rakus dan tak punya hati!” amuk Mila seraya menunjuk pada Anna.“Cukup!” bentak Kai, “usir dia dari sini!” perintah Kai pada satpam.Kai sudah geram dan emosi karena ucapan Mila.“Lihat, kamu bahkan mengusirku! Kamu sudah diguna-guna oleh Anna, karena itu pria cerdas dan bermartabat sepertimu bisa menyukai wanita seperti Anna!” Mila berteriak semakin menjadi-jadi.Dua satpam sudah memegang kedua lengan Mila, siap membawa wanita itu pergi.“Lihat, Anna! Hal buruk yang kamu lakukan, akan kembali padamu! Ingat itu! Kamu memang jahat

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-03
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Jadi Masalah Lagi

    Kai melihat Anna yang melamun siang itu. Bisa ditebak kalau Anna pasti memikirkan soal kejadian tadi.Kai bangun untuk menghibur Anna, tapi belum sempat dia melakukannya, Tian masuk ke ruang kerjanya dan segera menghampirinya.“Pak, Anda harus ke ruang rapat lagi,” kata Tian.Kening Kai berkerut halus.Tian agak mendekat pada Kai, lalu berbisik, “Para pemegang saham melakukan rapat dadakan lagi karena masalah tadi.”Kai mengepalkan telapak tangan, geram. Sepertinya para pemegang saham lebih suka mengurus hal pribadinya ketimbang bisnis.Kai menatap pada Anna. Dia lantas menghampiri istrinya itu lebih dulu sebelum pergi.“Aku ada rapat. Tetaplah di sini.”Anna menatap pada Kai yang berdiri di depan meja kerjanya. Dia mengangguk.Setelah berpamitan dengan Anna, Kai akhirnya pergi bersama Tian menuju ruang rapat.Kai benar-benar tak mengerti, kenapa para pemegang saham terus menerus mengganggunya dengan masalah ini.Bahkan meski dia tetap mempertahankan Anna, hal itu tidak akan menggang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04

บทล่าสุด

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Tak Seperti Yang Dipikirkan

    Alex menipiskan senyum.“Apa kamu sedang besar kepala?”Rania mengerutkan alis. Dia melihat Alex mengulurkan tangan, Rania pikir Alex hendak menyentuhnya, tapi ternyata pria itu mencolek meja, lalu mengusap telunjuk dengan jempol.“Belum bersih,” kata Alex lalu melirik tajam pada Rania, “bersihkan ulang,” perintahnya kemudian.Setelahnya, Alex sedikit mundur dari Rania tapi tatapannya terus tertuju pada wanita itu. Dia lagi-lagi tersenyum miring, lalu pergi ke sofa.Rania menghela napas lega. Dia melirik pada Alex yang sekarang berjalan santai menuju sofa. Pria ini, benar-benar ingin mengerjainya setiap hari.**Saat jam istirahat, Rania pergi ke rooftop lagi untuk melepas beban yang dipikulnya. Dia menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan kasar berulang kali.“Kamu di sini lagi.”Rania terkejut. Dia menoleh dan melihat Arion datang menghampirinya.“Tidak makan siang lagi?” tanya Arion sambil menatap pada Rania.Rania tidak menjawab, lalu melihat Arion mengulurkan roti.“Makanlah,

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Mengerjai

    Setelah selesai memilah jagung dan memastikan tidak ada satu pun yang tertinggal. Rania mendorong tempat makan ke hadapan Alex lagi.“Itu sudah semua saya pisah, apa ada lagi yang Anda perlukan?” tanya Rania dengan nada malas.Rania melirik pada Alex, pria itu membuat gerakan mengusir menggunakan tangan. Ekspresi wajah Rania begitu masam, pria di depannya ini benar-benar sombong.Rania segera bangun, lalu dia pergi dari ruangan itu sebelum semakin kesal melihat sikap Alex.Alex tersenyum tipis melihat Rania kesal. Dia memandang salad yang ada di meja, lalu mengambil alat makan dan mulai menyantap salad miliknya.Dia juga mengambil jagung yang tadi dipisah oleh Rania. Bukannya Alex tak suka, dia hanya ingin mengerjai wanita itu.“Dasar terlalu lugu,” gumam Alex lalu kembali memasukkan suapan ke mulut.**Saat sore hari. Rania membuat patahan leher dan memijat pundaknya. Akhirnya sehari ini bisa dia lalui dengan baik meskipun harus ada drama mengurus atasannya yang memberi perintah tak

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Banyak Sabar

    Setelah jam istirahat usai. Rania kembali ke divisi untuk mulai bekerja lagi. Saat baru saja sampai di pantry, Rania terkejut melihat lampu merah menyala.“Sepertinya hari ini Pak Alex berulang kali memanggil,” gumam Herman.Rania menatap lampu itu terus berkedip. Mau tidak mau dia harus pergi ke ruangan Alex untuk melihat, apalagi yang pria itu inginkan.Rania mengetuk pintu ruangan Alex, lalu dia masuk dan melihat Alex duduk di sofa sambil menyapukan jari di atas tablet pintar.“Anda butuh sesuatu, Pak?” tanya Rania tetap sopan meski jiwanya ingin memberontak.“Bersihkan mejaku!” perintah Alex.Rania menoleh ke meja Alex, alangkah terkejutnya dia melihat meja Alex yang sangat berantakan.Berkas-berkas dibiarkan tergeletak begitu saja tak tertatap rapi, lalu ada tumpangan kopi yang dibiarkan sampai agak mengering.Rania benar-benar harus bersabar. Dia berjalan ke arah meja untuk mulai membersihkan, tetapi Alex kembali berkata.“Bersihkan sampai benar-benar bersih. Jika tidak, kamu ti

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Bertahanlah

    Rania memandang pada Alex, lalu tatapannya tertuju pada kertas dan pulpen yang berserakan di lantai.“Pungut semua!” perintah Alex.Rania tidak bisa mengelak karena sekarang bekerja untuk Alex. Dia berjalan mendekat lalu berjongkok di sisi kertas-kertas berserakan dan meletakkan nampan di lantai, setelahnya dia memunguti satu persatu kertas itu.Tanpa diduga, Alex ikut berjongkok, tapi bukan untuk membantu Rania memunguti kertas itu, melainkan untuk memberikan senyum ejekan pada wanita yang sudah menolaknya.“Tidak disangka, kamu menolak kerja di rumahku tapi malah bekerja di perusahaanku,” cibir Alex.Rania terdiam sesaat. Dia tak membalas atau menatap pada Alex. Rania fokus memunguti kertas-kertas itu, setelah selesai dia segera berdiri lalu meletakkan semua kertas itu di meja.“Apa kamu pikir harimu akan tenang dengan bekerja di sini?” Alex sudah berdiri dan kini menatap tajam pada Rania.Rania masih menurunkan pandangan, lalu berkata, “Jika sudah tidak ada yang perlu saya lakukan,

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Akan Sulit

    Rania benar-benar panik luar biasa melihat pria yang kini menatapnya dengan ekspresi wajah dingin. Dia masih mematung di tempatnya, sampai salah satu teman OB-nya menarik lengan Rania agar menyingkir dari jalan.“Selamat pagi, Pak.” Dua OB lain langsung membungkuk pada Alex dan Arion yang baru saja keluar dari lift.Alex berjalan dengan ekspresi wajah dingin tanpa menoleh Rania sama sekali, sedangkan Arion melirik pada Rania. Jadi, ini OB baru yang kemarin dipermasalahkan oleh atasannya itu.Rania masih bergeming dengan perasaan campur aduk. Di hari pertamanya bekerja, kenapa dia bertemu dengan pria yang membuat hidupnya kacau.“Siapa dia?” tanya Rania menoleh pada teman kerjanya.“Itu tuh, Pak Alex. Dia cucu pemilik perusahaan ini dan direktur di sini. Ya, meski dia masih direktur, tapi katanya sebentar lagi akan diangkat jadi presdir karena kemampuannya memimpin perusahaan,” jawab Herman–OB teman Rania.Rania merasakan jantungnya berdegup sangat cepat. Jadi, dia bekerja untuk pria b

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Ternyata

    Rania pergi ke rumah sakit dengan perasaan lega. Dengan bekerja di perusahaan itu, Rania bisa mendapatkan uang lebih banyak di siang hari dan bisa menjaga Abi saat malam hari.Rania berjalan di koridor rumah sakit menuju ruang inap Abi. Saat hampir sampai di kamar sang putra, Rania melihat dokter dan perawat masuk ke ruangan sang putra dengan sangat terburu-buru.Tentu saja hal itu membuat Rania sangat panik. Dia segera berlari ke kamar Abi, saat masuk sudah melihat dokter sedang menangani putranya.“Apa yang terjadi pada anakku?” tanya Rania sangat panik.“Kondisi Abi baru saja drop, Bu. Dokter sedang mengecek dan memberikan penanganan yang tepat,” jawab perawat.Rania menutup mulut dengan kedua telapak tangan. Dia benar-benar ketakutan dan panik jika terjadi sesuatu dengan Abi.“Kumohon, Abi. Mama akan mengusahakan kesembuhanmu, tolong jangan terjadi apa-apa padamu, Sayang.”Rania terus memandang dokter yang sedang mengecek kondisi Abi. Bola matanya sudah berkaca-kaca, ketakutan memb

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Diterima tapi Hampir Dipecat

    Hari berikutnya. Rania pergi ke perusahaan tempat Silvi bekerja. Dia datang lebih awal dan bertemu dengan Silvi yang ternyata menunggunya di depan perusahaan.“Syukurlah kamu datang awal,” ucap Silvi lalu menengok ke arloji yang melingkar di pergelangan tangan.“Aku tidak mungkin mengecewakanmu. Kamu sudah sejauh ini mau membantuku, jadi aku harus berjuang,” balas Rania.Silvi tersenyum lebar, lalu dia mengajak Anna segera masuk ke perusahaan karena kepala HRD ternyata sudah datang.Mereka masuk ke ruang HRD, lalu Silvi meninggalkan Rania bersama kepala HRD agar bisa diwawancarai.Rania memberikan surat lamarannya. Dia berdiri di depan meja kepala HRD sambil menunggu wanita itu membaca surat lamarannya.“Ternyata kamu sudah banyak pengalaman kerja di usiamu sekarang,” kata kepala HRD.Rania tersenyum dan mengangguk. “Iya, dan saya ahli menjadi cleaning service.”Kepala HRD tersenyum. “Terakhir kali kamu menjadi petugas kebersihan di klub malam, kenapa kamu keluar? Apa gajinya tidak mu

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Alex : Merasa Terhina

    Alex berada di ruangannya menandatangani berkas-berkas yang bertumpuk di meja. Dia tidak fokus dalam bekerja, sampai beberapa kali membaca ulang berkas yang diserahkan padanya.“Apa ada masalah, Pak?” tanya Arion–sekretaris Alex.Alex melirik pada Arion, tapi tidak menjawab pertanyaan sekretarisnya itu. Dia segera membubuhkan tanda tangan, lalu menyerahkan berkas yang ditunggu oleh sekretarisnya itu.“Mana lagi yang butuh diserahkan hari ini?” tanya Alex sambil menatap satu persatu berkas yang ada di meja.“Stopmap merah, Pak,” jawab Arion sambil menunjuk ke stopmap yang dimaksud.Alex segera mengambil lalu membuka stopmap itu dan menandatangani berkas di dalamnya.Arion mengamati atasannya itu, sikap Alex beberapa hari ini memang sangat aneh. Jika mudah emosi itu sudah biasa, yang tak biasa itu karena Alex sering sekali melamun bahkan tidak fokus saat menghadiri rapat.Setelah Arion pergi dari ruangan Alex. Alex meletakkan pulpen yang dipegang lalu sedikit melonggarkan dasi yang tera

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Mendapat Bantuan

    Saat sore hari. Anna duduk di teras sedang makan camilan bersama Stefanie. Dia terlihat sangat bahagia, di masa kehamilan bisa bersama orang-orang yang menyayangi dan memberinya banyak perhatian.“Suamimu pulang,” ucap Stefanie saat melihat mobil Kai memasuki halaman rumah.Anna tersenyum lebar, dia kembali memasukkan potongan semangka ke mulut lalu berdiri untuk menghampiri suaminya.Kai turun dari mobil yang baru saja terparkir sempurna di depan garasi mobil. Dia membuka bagasi mobil, lalu mengambil sesuatu dari dalam sana.Anna mengamati apa yang Kai bawa, suaminya membawa satu kantong plastik besar.“Itu apa?” tanya Anna penasaran.“Pesananmu,” jawab Kai lalu membuka plastik itu agar Anna melihat isinya.Mata Anna berbinar. Dia langsung mengambil kantong plastik berisi banyak mangga muda itu dari tangan Kai.“Terima kasih.” Anna mencium pipi Kai, lalu pergi meninggalkan suaminya tanpa mengajaknya masuk.Kai terkejut, bisa-bisanya dia diabaikan karena mangga muda.“Anna! Hati-hati

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status