"Kau benar-benar sudah tidur."
Miguel tersenyum lebar saat melihat Keyra yang berbaring tenang di atas ranjang, tebakannya benar.
Toh ini sudah dia atas pukul dua belas malam, istrinya tersebut pasti juga kelelahan karena seharian bekerja.
Miguel melepaskan jas dan menaruhnya di sandaran kursi, kemudian berganti melepas dasinya.
Pria itu menggulung lengannya sampai siku setelah melepas jam tangan, lalu beranjak naik ke atas ranjang.
Dengan gerakan sedikit tak sabar, Miguel menyingkap selimut yang menutupi tubuh istrinya, saat ini Keyra hanya memakai gaun tidur tipis yang menampakkan dengan jelas lekuk tubuhnya yang indah dan menggoda.
Miguel naik ke atas tubuh istrinya, membelai lembut bagian atas dada sang istri yang tertutupi gaun tidur tipis.
Perlahan dia menyelipkan tangannya ke gundukan yang kenyal sekaligus lembut tersebut, meremasnya pelan, sementara tangannya yang lain mulai melucuti gaun tidur Keyra.
"Kau selalu cantik
"Kau boleh memarahiku nanti, tapi sekarang, biarkan aku klimaks dulu." Miguel mengatakan hal itu di sela-sela kesibukannya mengaduk-aduk tubuh bagian bawah Keyra dengan barangnya yang sudah sangat tegang. Dengan telapak tangannya yang besar, Miguel membelai pipi mulus sang istri untuk meredam kemarahan wanita cantik tersebut. "Maafkan aku," bisik Miguel, mempercepat tempo gerakannya sehingga pinggul Keyra terpantul-pantul di ranjang yang empuk. Cairan kental milik Miguel meluber keluar dari pintu masuk Keyra, tubuh pria itu basah oleh keringat, rambutnya yang tertata rapi kini berantakan. Miguel yang sudah mencapai klimaks, menjatuhkan tubuhnya yang kekar ke atas Keyra dan memeluk istri kontraknya tersebut. Dia sudah mengantisipasi akan diomeli panjang lebar oleh sang istri karena membangunkan tidurnya dan memerkosa Keyra tanpa izin. Namun, reaksi Keyra benar-benar tak terduga, wanita yang kini tak memakai sehelai benang pun di
Keyra segera menggeleng atas tawaran suaminya tersebut."Tidak, tidak. Jarak kantormu dan butik terlalu jauh, aku tak mau membuat dirimu semakin lelah karena keegoisanku ini, El," jawab Keyra, menolak jika Miguel menghabiskan waktunya untuk menjemput Keyra.Hanya karena dia yang mengatakan susah untuk bertemu Miguel, bukan berarti Keyra akan membiarkan Miguel yang sibuk, bertambah sibuk.Miguel tampak berpikir keras bagaimana agar mereka sering bertemu di sela kesibukan masing-masing.Jarak antara kantor Miguel dan butik Keyra memang lumayan jauh, keduanya yang merupakan orang sibuk, tidak mungkin dengan mudah meluangkan waktu untuk saling bertemu.Tiba-tiba Miguel seperti menemukan sebuah ide bagus, matanya berbinar cerah."Bagaimana kalau kita saling menjemput saja? Jika kau ada waktu luang, kau boleh datang ke kantorku dan kita pulang bersama, begitu juga sebaliknya dengan aku."Keyra sedikit terkejut atas tawaran dari Miguel terse
"Apakah kau marah?"Keyra memberanikan diri untuk menyentuh lengan Miguel, menatap sendu pada sang suami yang diam seribu bahasa sejak mereka keluar dari restoran."Tidak."Suara Miguel benar-benar terdengar dingin, hal itu membuat Keyra langsung tahu bahwa dia saat ini sedang marah.Keyra sendiri tak paham kenapa hanya dengan kehadiran Jackson, mood Miguel langsung hancur seperti ini.Wanita cantik itu berusaha mengingat lagi apakah tadi dia melakukan kesalahan seperti menatap Jackson penuh kasih atau bagaimana, tapi sekuat apa pun dia mengingat, Keyra tak merasa melakukan itu semua."Kau marah," bisik Keyra dengan hati sesak.Dia menunduk dalam, menahan rasa sakit di dada.Keyra paling benci dimarahi, dari remaja dia sudah sering mendapatkan kemarahan tanpa sebab dari ibunya, karena itu jika ada seseorang yang marah, hatinya
Sejak mendapat ancaman pembunuhan yang terakhir kali, Miguel menjadi sangat posesif pada Keyra.Dia benar-benar takut jika ancaman yang dilayangkan itu akan membuat Keyra dalam bahaya.Yah, semakin kenal dekat dengan Keyra, menghabiskan malam-malam berdua, Miguel menyadari bahwa saat ini dia paling takut kehilangan wanita itu.[Kau akan selalu sendirian, pada akhirnya.]Kata-kata itu sangat membekas dalam hati Miguel, dia memang selalu sendirian selama ini.Mamanya lebih berat pada Milo, sedangkan Miguel hanya seperti bayangannya saja.Cinta pertamanya kandas karena dia menyukai gadis yang merupakan kekasih saudara kembarnya sendiri.Dia tak keberatan sendirian, tapi saat membayangkan Keyra kehilangan nyawa karena dia, Miguel benar-benar tak bisa menerima.Miguel duduk terpekur di sofa kamar dengan laptop menyala, memandang foto-foto Keyra yang dikirim oleh orang misterius itu melalui pesan WhatsApp di ponsel ataupun surat kale
"El, nanti sepulang dari butik, aku berencana ke kota ibuku."Keyra mengatakan hal itu sambil membenahi riasannya sebelum berangkat bekerja ke butik."Apakah ada sesuatu yang telah terjadi?" tanya Miguel, menunduk di depan Keyra dan membenahi anting-anting istrinya yang sedikit miring.Kebiasaan di pagi hari yang seperti bernapas, semenjak mereka menikah adalah bersama-sama bersiap pergi bekerja seperti ini."Ehm, tidak, tidak. Sebenarnya Luna mengundang aku ke apartemennya," jawab Keyra yang malu-malu karena suaminya berjarak begitu dekat dengannya.Miguel yang selesai melakukan apa yang dia ingin lakukan, berdiri sambil menatap Keyra melalui pantulan cermin.Kedua tangannya kini sibuk membenahi dasi miliknya sendiri."Ohya? Ada acara apa?""Pesta lajang, dia hendak menikah beberapa hari lagi, El. Jadi dia mengundang aku untuk menghadiri acara itu."Keyra menjelaskan, menatap Miguel dan berharap untuk mendapat izin dari
"Bukankah mereka pasangan yang sangat romantis?"Salah satu pegawai butik Keyra yang dulunya merupakan pembantu di rumah besar Miguel tak tahan untuk berkomentar saat melihat kemesraan Miguel dengan istrinya.Pegawai yang lain mengangguk setuju dengan senyum memenuhi bibirnya, dia ikut senang dengan kebahagiaan salah satu majikannya tersebut setelah akhir-akhir ini mengalami kehilangan yang begitu menyakitkan."Aku bahkan sudah tak sabar menunggu makhluk kecil yang hadir di antara mereka, pasti dia akan sangat imut," ucap pegawai perempuan yang berusia sekitar tiga puluh tahunan tersebut."Ahhh, aku juga. Aku harap pernikahan mereka langgeng."Perempuan yang berkomentar pertama setuju dengan pernyataan temannya, mengangguk dan mendoakan agar pasangan tersebut segera mempunyai anak dan langgeng dalam pernikahan mereka."Mereka tampak serasi satu sama lain."
Keheningan meliputi mereka berdua.Keyra melepas pelukan Luna dengan canggung dan tersenyum hambar."Sudahlah, kenapa kita membahas hal itu, kau kuminta ke sini untuk bersenang-senang."Luna tiba-tiba menggeleng dan tertawa seakan tak ada apa-apa, sorot sendu di matanya juga telah hilang tak berbekas."Ahhh, benar."Keyra mengangguk dengan canggung, merasa bersalah telah menuduh sepupunya ini yang tidak-tidak, dia membalas senyuman Luna dan mengikut wanita tinggi semampai itu menuju ke dalam apartemen."Aku sudah menyiapkan banyak makanan, kita bersenang-senang malam ini!" seru Luna sambil menunjukkan pada Keyra meja dekat sofa yang penuh dengan makanan.Ada beberapa makanan berat dan cemilan ringan, juga bertumpuk bir dingin.Nafsu makan Keyra muncul melihat semua jenis makanan yang merupakan kesukaannya dan Luna sewaktu dia belum menikah, kini terhidang di atas meja.Keyra dengan antusias duduk di depan meja dan memand
Wanita ramping dengan kulit putih mulus dan wajah sedikit oriental itu menatap Keyra dengan tatapan putus asa, lalu menghela napas panjang. "Hidupmu enak, Key. Kau selalu mendapatkan apa yang kau inginkan, kau juga punya keluarga yang menyayangi dirimu. Hahkan kini menikah dengan pria yang begitu setia denganmu. Aku sangat iri, hidupku berantakan." Luna berkali-kali mengatakan iri pada kehidupan sempurna yang dijalani Keyra. Dia seperti menyangkal bahwa selama ini Luna telah mengambil semua perhatian ibu Keyra, dia bahkan tak sadar bahwa sering merebut pria yang disukai Keyra saat dia masih remaja, dengan terus mengatakan bahwa kehidupan yang dijalani Keyra adalah sempurna. Tak tahan dengan ucapan Luna yang terus meng klaim kehidupan Keyra sempurna padahal tidak, Keyra pun keceplosan bicara. "Luna, kau tahu tidak? Pernikahanku ini tidak sebahagia yang kau lihat." Nam