Home / Romansa / Istri Kontrak Tuan Nick / Bab 2. Kontrak Dimulai

Share

Bab 2. Kontrak Dimulai

Author: MRS LEE
last update Last Updated: 2024-02-21 13:18:08

Pagi ini sangat cerah. Seorang perempuan itu masih saja tertidur pulas di atas ranjang empuknya itu. Tiba-tiba terbangun karena ada seseorang yang menelponnya, 

“Astaga, siapa sih,” lirihnya. Dengan mata terpejam, Oliv segera mengambil ponsel yang kini berada di meja dan mengangkatnya tanpa melihat nama. 

“Hallo, siapa?”

‘Maaf Nona Oliv. Saya asisten pribadinya Tuan Nick. Saya sudah di depan rumah Nona untuk menjemput Noona.’

Oliv terdiam sejenak. Sedetik pula ia membulatkan matanya dan bangun dari tidurnya. “Bentar, Pak? Di depan rumah saya?” tanyanya kembali untuk memastikan. 

‘Iya, Nona.’

Oliv segera bangkit dari kasur dan mengintip dari sela horden. Ternyata benar, ada sebuah mobil mewah di depan rumahnya. “Astaga, kenapa mendadak sih? Kan bisa kirim pesan dulu si Nick,” batinnya.

“Engh–baik, Pak. Tunggu di depan ya. Saya siap-sial dulu,” katanya sebelum mematikan panggilan di sana. 

Oliv merasa bingung. Kemudian ia buru-buru untuk mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan ritual mandi di dalam sana. 

Setelah rapi dengan memakai dress dan makeup naturalnya itu. Oliv segera keluar dari kamarnya. Ia melirik ke kamar mamanya itu, sepertinya mamanya belum bangun. Papanya? Sudah pisah dengan mamanya sejak satu tahun yang lalu.

Perempuan itu segera keluar dan mendekat ke pria masih muda yang masih menunggu di depan sana. “Tuan Nick, di mana ya, pak?”

“Dia masih di kantor, dia akan ke sana setelah selesai tugas di sana. Nona akan dikenalkan keluarga Tuan di sana. Silakan masuk, Nona.” Pria yang bernama Mark itu membuka pintu mobil untuk Oliv. 

Oliv mengangguk paham. Seperti pria itu tidak seperti pria diluar sana. Sangat penting, pantas saja pria itu mengirimkan asisten untuk menjemputnya. Perempuan itu masuk ke dalam mobil itu, tepatnya di belakang. Dan Mark masuk juga di jok pengemudi, sebelum menjalankan mobil itu. 

Di sana Oliv hanya diam dan menatap punggung Mark. Beberapa menit kemudian, mereka akhirnya sampai di kediaman Nick. 

Oliv segera menuruni mobil dan melihat rumah megah. “Rumahnya bagus banget,” gumamnya. 

“Makasih Mark. Ayo masuk, jangan menghabiskan waktu saya.”

Oliv menyadarkan lamunannya. Ia menatap punggung Nick. “Kalau gitu, kenapa harus asistennya yang menjemput? Gila ya dia?” gumamnya, kemudian ia mengikuti pria itu dari belakang. 

Oliv nampak gugup saat sudah masuk ke dalam rumah itu. Tangannya terasa dingin kali ini. 

“Tenangkan dirimu, orang tuaku tidak akan menggigitmu,” kata Nick setelah melihat gelagat Oliv. 

Oliv melirik ke samping dan menghela napas kasar. “Siapa juga yang bilang mereka mau gigit?” ucapnya sambil mendesis pelan. 

Pertemuan antara dirinya dan orang tua Nick cukup menggugupkan. Apalagi, orang tua Nick menyuruh mereka menikah Minggu depan. 

“Mau minum?” tawar Nick sambil memberikan segelas wine ke Oliv. 

Oliv menautkan alis saat pria itu menawarkan alkohol untuknya. “Nggak, minum aja sendiri. Aku nggak minum kayak gituan.”

Nick mendesis pelan. “Begitu? Saya tidak yakin kalau kamu tidak akan minum minuman alkohol,” kata pria itu sambil meneguk minuman itu. 

Oliv menatap Nick dengan sinis. Dia melihat ke sekitar halaman rumah itu. Dekor yang sangat cantik. Sepertinya orang tua Nick benar-benar niat untuk ini. 

“Bagaimana? Rumah saya sangat bagus kan? Nanti kamu akan tinggal di tempat ini. Jika kamu mau. Tapi, sepertinya saya akan membawamu ke apartemen pribadi saya setelah sebulan pernikahan.”

Oliv memutarkan bolamatanya sekilas. “Terserah kamu sih, aku nggak ikut campur. Yang penting kamu nggak macem-macem saja sama aku,” katanya. Kemudian ia melangkahkan kakinya ke meja makan dan mengambil cake yang sudah disediakan. Lalu memakannya dengan pelan. 

“Meskipun rumahnya sangat mewah dan juga besar. Tapi rumahnya terlihat sepi. Sayangnya orang tua Nick langusng balik, sesibuk itukah mereka,” gumamnya. 

Oliv menghela napas kasar. Ia mengambil ponsel untuk mengambil selfienya sendiri. “Astaga, cantik sekali.”

“Sopan banget foto di rumah orang tidak izin yang punya dulu,” sindir pria itu. 

Perempuan itu menoleh ke sumber suara. Keningnya mengkerut ketika melihat pria itu sudah berada di sampingnya. 

“Dih, apa urusannya sama kamu?”

“Tapi ini rumah saya. Jadi, saya berhak untuk bicara seperti itu.”

Oliv memincingkan matanya. “Setres ya nih anak?” batinnya. 

“Saya habis ini tidak bisa menemanimu, kalau mau balik, balik saja.”

Oliv terdiam dan menatap pria itu dengan wajah tidak percaya. “Are you serious?”

Nick berdehem pelan. 

“Ah ya, pernikahan kita akan dilakukan seminggu lagi. Jadi, jangan sampai kamu tidak merawat diri kamu. Jangan pernah mempermalukan saya di depan orang banyak,” kata Nick sebelum pergi dari tempat itu. 

Oliv mencerna omongan pria itu barusan. Dia menatap punggung pria itu yang semakin menghilang dari pandangannya. “Sumpah, ngeselin banget sih tuh orang! udah disuruh balik sendiri bawel lagi,” gerutunya. 

Perempuan itu mengambil jus jeruk di sana dan meneguknya sampai habis. “Please, Oliv. Kamu harus sabar, ini demi mama kan? Biar Mama benar-benar sembuh dan aku nggak bakalan susah payah buat ngumpulin uang karena ada tabungan,” batinnya. 

Oliv menerjapkan mata sekilas dan mengatur napas untuk menenangkan pikirannya saat ini. “Okey, lanjutkan apa yang diinginkan Nick,” gumamnya. 

Perempuan itu melihat kanan-kiri. Sepertinya ia sudah saatnya untuk pergi. Dia segera melangkahkan kakinya keluar dari kediaman rumah Nick. Dia melihat sekeliling rumah itu, ternyata banyak pria gagah yang memakai seragam hitam di sana. “Bodyguardnya banyak banget ya,” batinnya. 

Perempuan itu bergidik ngeri. Dia mengambil ponselnya untuk memesan grab dan menunggunya di depan. 

“Gila emang, dia yang ngambil aku dari rumahku. Tapi nggak dibalikin,” gerutunya dengan wajah kesal. 

Tak lama kemudian, sebuah mobil pesanannya datang di hadapannya. Tak mau berpikir panjang, akhirnya Oliv masuk ke dalam mobil tersebut. 

Di setiap perjalanan, Oliv hanya diam sambil memainkan ponselnya di sana. Tak ada percakapan apapun dengan supir mobilnya. “Nguras emosi sama tenaga banget ternyata berurusan sama orang kaya,” gumamnya. 

Suara dering ponsel itu membuat Oliv menatap ke notifikasi. Beberapa deretan nama temannya terpampang di sana. Ternyata ada nama Nick juga di notifikasi itu. Oliv meringis kecil, kemudian membuka notifikasi dari pria tersebut. 

[Nick]

Apa kamu sudah balik?

Kalau kamu di kirimi pesan dari mamaku, kamu harus hati-hati membalasnya

Oliv menghela napas pelan, kemudian ia mengetik beberapa kata di sana untuk membalas calon suami kontraknya itu. 

[Oliv]

Iya, tenang saja

Nggak udah khawatir

“Emang apa yang dikhawatirin sih? Lagian aku cuma balas apa adanya kan?” desisnya. 

Setelah sampai di lokasi di mana standnya itu di pasang. Oliv segera menuruni mobil itu dan segera melangkahkan kakinya ke arah kedainya itu. 

Namun, nahasnya ada orang yang tiba-tiba mengambil ponselnya yang berada di tangannya tadi. “Astaga, copet!” 

Oliv reflek berteriak sekeras mungkin dan mengikuti pria itu dari belakang. “Tolong! Dia mengambil ponsel aku! woi! Berhenti nggak!” 

Tiba-tiba saja ada mobil yang menyerempet orang itu sehingga membuat orang yang mengambil ponselnya itu tersungkur. Tak lama ada seseorang pria yang keluar dan  mengambil ponselnya itu terjatuh di sana. 

“Cepat pergi, jangan terlalu lama di sini. Sebelum saya telpon polisi.”

Oliv nampak shock dan menghentikan langkahnya sambil menutup mulut. “Astaga,” gumamnya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 50. Takut Laut

    Oliv menghentikan langkah di ambang pintu. Kapalnya ternyata sudah jalan di tengah laut. Spontan dirinya menahan tubuhnya agar tidak terjatuh karena tidak seimbang. Namun, tiba-tiba saja ada seseorang yang menahan tubuhnya itu dari belakang. “Are you okay?” Suara serak itu, membuat Oliv menoleh ke samping. Dia menatap pria itu yang nampak khawatir. “Aku, nggak papa kok,” ucapnya, kemudian dia menjajarkan tubuhnya. Nick tertawa miris. “Oliv, jangan bodohi saya bisa? Saya juga pernah melihat orang seperti kamu. Orang itu takut menaiki kapal, tapi tidak tau dengan kamu. Apa kamu juga begitu, heum?” Perempuan itu terdiam sambil menundukkan kepala dan memainkan jari-jarinya di bawah sana. Nick berjalan dan berdiri di hadapan perempuan tersebut. Pria itu menggenggam kedua tangannya lembut. “Tanganmu yang sangat dingin dan wajah kamu sangat pucat. Sudah pasti kamu tidak terbiasa menggunakan kapal.” Oliv menghembuskan napas pelan. “Ya, aku ... takut sama laut.” Pria itu terdiam se

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 49. Bulan Madu

    Besoknya, Oliv sudah siap dengan memakai pakaian santai, tidak lupa juga memakai cardigan panjang untuk menutupi tubuhnya. “Sudah siap? Saya menyuruh Mark menjemput kita ke sini. Mumpung dia punya waktu,” ucap Nick yang kini masih memakai jam tangan di sana.Oliv menoleh ke pria itu, kemudian ia mengangguk kecil. “Kopernya aku bawa ke luar ya?”Baru saja perempuan itu menyeret koper itu. Namun sebuah tangan menahan koper itu juga. Oliv menatap ke tangan itu, kemudian menatap ke arah pria itu. “Kamu keluar saja dulu. Biar saya yang membawanya. Kamu bawa tas selempang kamu saja.”Oliv menelan salivanya, jujur saja degup jantungnya saat ini tidak bisa dikendalikan. Perempuan itu mengangguk dan segera mengambil tas selempangnya. Kemudian bergegas untuk keluar dari apartemen itu.“Astaga, jantung aku kenapa nggak bisa diatur sih?” gumamnya sambil memegang dadanya sendiri. Oliv menghela napas kasar dan masuk ke dalam lift. Kemudian memencet tombol untuk membawanya pergi ke lantai bawah.

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 48. Prepare

    Setelah selesai, mereka memutuskan keluar dari tempat itu. Dan ya, Oliv menggenggam bingkisan pakaian itu dengan erat sambil melihat ke sana kemari. Melihat itu, Nick nampak bingung. “Are you okay? Apa ada yang ketinggalan?” tanya pria itu sambil melihat ke belakang. Perempuan itu menatap ke pria itu, kemudian menggelengkan kepala cepat. “Nggak, cuma–” ucapannya tergantung. Di menggigit bibirnya sendiri. ”Cuma apa?” Nick nampak menghentikan langkahnya. Oliv-pun ikut berhenti. “Aku nggak nyaman aja sama orang-orang yang bilang aku perebut pacar orang?”Pria itu nampak mengkerutkan, tak lama tertawa miris. “Hei? Tumben sekali kamu peduli sama ucapan orang disana?”Nick memegang pundak perempuan itu. “Kamu tau semuanya kan? Dan mereka tidak tau bagaimana otak Kimberly? Jadi, kamu tidak perlu memikirkan ucapan mereka, oke?”Oliv menghembuskan napas kasar, kemudian mengangguk kecil dan tersenyum lebar. “Okey, thanksyou.”Pira tersebut mengulas senyuman dan mengaitkan jari-jemari ke jar

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 47. Sebulan Pernikahan

    Sebulan lebih lamanya, Oliv bertahan di kontrak ini. Tapi, untuk saat ini Nick memutuskan membawa Oliv ke apartemen pribadi sendiri. Seperti janji pria itu dari awal. Oliv melihat ke sekeliling apartemen tersebut. Dia nampak terkesima melihatnya. “Ini apartemen kamu sendiri?” Nick mengangguk kecil dan meletakkan dua koper di sana. “Iya, sebelumnya saya minta maaf kalau sudah memisahkan kamu dengan mama kamu. Tapi, kamu tidak perlu khawatir. Mama kamu akan aman di sana. Bibi sama supir di sana bakalan menjaganya di sana.” Perempuan itu menatap pria yang sedang membuka jaket di sana. Dia mengangguk pelan dan mengulas senyuman kecilnya. “No problem, aku percaya sama kamu.” “Oh, ya. Kalau mau berendam, kamu berendam saja. Pasti perjalanan tadi sangat lama dan tubuh kamu berkeringat kan?” Oliv menerjapkan mata pelan. “Engh–okay.” “Besok kita bulan madu, kamu siapkan semuanya.” Nick menghempaskan tubuh ke kasur empuk itu sambil menutup mata untuk menghilangkan rasa lelah. Oliv terd

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 46. Terluka

    Oliv segera mengalihkan pandangan, kemudian menjajarkan duduknya kembali. “Ng–nggak, aku kaget aja. Tadi musiknya terlalu keras.” Nick mendesis pelan. “Dih, bilang saja takut.” Perempuan itu hanya diam dan mencoba fokus dengan film yang terpampang di layar besar tersebut. Mereka menonton film layar lebar dengan menikmati popcorn dan juga minuman yang dibeli tadi. Ternyata film-nya semakin seram, sehingga membuat Oliv semakin mendekat ke Nick sambil meremas lengan pria tersebut. “Astaga, apa itu!” “Teman kamu tadi, cepat agak geseran sedikit bisa? Saya tidak muat di sini.” Oliv menerjapkan matanya pelan, dia melihat posisinya kembali. Kemudian bergeser sedikit. “Maaf, tadi ... reflek,” ucapnya. Setelah itu. Mereka kembali menonton dengan serius. Meskipun Oliv sangat ketakutan, perempuan itu terus menahan rasa takutnya dengan menutup matanya sendiri. Oliv mengambil popcorn dan memakannya sesekali untuk menghilangkan rasa takutnya. Tak lama, dia mengambil lagi. Namun, ternyata d

  • Istri Kontrak Tuan Nick   Bab 45. Menyelidiki

    “Jangan banyak omong.” ucap pria itu menyuruhnya untuk ke belakang. Oliv melirik ke pria itu sesekali melihat dua pasangan kekasih yang sedang mencari meja makan di sana. “Are you okay?” tanyanya pelan. Nick menoleh ke samping. “Menurutmu? Kamu bawa kacamata hitam? Buat kita ke sana?”Oliv menggelengkan kepala pelan. “Nggak bawa.”Nick menghela napas pelan, sesekali memastikan dua orang tersebut masih berada di sana. “Kita beli terlebih dahulu, habis itu kita ikuti mereka,” ucap pria itu, kemudian menarik lembut tangan Oliv untuk pergi dari tempat itu. Di dalam salah satu toko. Oliv mencari dua kacamata dan juga Nick yang masih mencari topi. “Lama banget sih? Kamu ini nyari topi atau nyari istri lagi?”Pria itu meliriknya dengan datar. “Apa kamu keberatan?” ucap Nick, kemudian menuju ke kasir untuk membayar beberapa barang yang berada di sana. “Kita cari pakaian santai dan sekalian beli sepatu buatmu.”Oliv melirik ke bawah sekilas. “Hmm, yaudah. Aku juga udah nggak betah lagi pa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status