Setelah hari ulang tahun Kayla berlalu dengan cukup
kacau, kini Kayla dipusingkan oleh dua hal. Pertama, ia pusing harus menghadapi ayahnya setelah mengacaukan acara perjodohan yang ia atur. Lalu yang kedua, ia sibuk menenangkan Raka yang marah. Sebab rupanya Naomi juga ikut serta dalam rencana Bayu untuk merencanakan tipuan acara makan bersama untuk merayakan ulangtahun Kayla. Singkat cerita, Raka bisa ditenangkan oleh Kayla, dan pada akhirnya memberikan hadiah yang telah ia persiapkan. Singkat cerita, setelah hampir seminggu berlalu dari hari ulang tahunnya, Kayla mendapatkan telepon dari Bayu. Dengan mempersiapkan diri untuk menghadapi kemarahan ayahnya, Kayla mengangkat telepon dari ayahnya itu. "Kamu harusnya beritahu Ayah kalau kamu sudah punya pacar. Apalagi kalau pacarmu itu adalah Yuda,"ucap Bayu membuat Kayla seketika terperanjat. la sungguh tidak bisa memproses situasi ini. "Ayah kenal sama om--maksudku, Ayah kenal Mas Yuda?" tanya Kayla. "Tentu kenal. Dia salah satu teman dari kakak kamu yang sukses dan berasal dari keluarga terhormat. Makanya Ayah setuju kalau kamu sama dia. Seminggu lagi kita akan mengadakan pertemuan keluarga. Lalu membahas rencana pertunangan dan pernikahan kalian," balas Bayu membuat Kayla terkejut bukan main. Dada Kayla bergemuruh, dan ia segera berkata, "Kok tiba- tiba bahas pernikahan? Kami belum lama memulai hubungan, kami masih dalam proses saling kenal. Jelas terlalu cepat untuk bahas pernikahan." "Kalau kalian udah saling sayang dan kedua keluarga sudah sama-sama setuju, ya hal selanjutnya adalah pernikahan. Asal kamu tau, ibunya Yuda itu teman sekolah mendiang ibumu. Jelas dia setuju kalau kamu nikah sama Yuda," balas Bayu. Ucapan Bayu itu menambah kebingungan Kayla. Kenapa situasinya malah menjadi lebih runyam? Lalu Bayu mematikan sambungan telepon setelah berkata, "Jangan mengacau, pertemuan keluarga akan berlangsung satu minggu kemudian." Tentunya kini Kayla merasa pikirannya kacau. la ingin bertemu dengan Yuda untuk membahas hal ini. Rupanya itu bertepatan dengan Raka yang baru tiba sepulang kerja. Wajah Raka tampak tegang, dan sorot matanya tampak tajam menatap Kayla. Lalu Raka bertanya dengan nada tinggi, "Apa maksudnya ini? Kenapa tiba-tiba ayah ingin menikahkan kamu dengan Yuda?" Kayla merasa jengkel karena rupanya ayahnya juga sudah memberitahu Raka. "Memangnya sejak kapan kamu dekat dengan Yuda? Kamu bahkan belum lama berpisah dengan Aidan dan punya pengalaman pahit. Terus sekarang kamu mau nikah sama om-om yang bahkan belum lama kamu kenal itu?" tanya Raka lagi. "Kok Abang marah banget? Bukannya Abang sendiri ngerasa kalau om Yuda orang baik dan bisa dipercaya? Enggak masalah dong kalau aku punya hubungan sama dia," balas Kayla. Raka menggeleng dan menjawab, "Dia mungkin orang baik, tapi Abang enggak bakal restuin hubungan kalian." Sebelum Raka sempat menyelesaikan kalimatnya, suara langkah kaki terdengar. Raka yang sadar bahwa yang datang adalah Yuda, ia segera bersikap protektif pada Kayla. Seakan-akan takut adiknya dicuri oleh Yuda. "Si Bangsat ini berani banget ya ngegoda adek temennya sendiri?! Apa nikah? Jangan mimpi!" seru Raka. "Justru sebaliknya, aku yang tergoda oleh adikmu, Raka," balas Yuda membuat Raka menjadi sangat jengkel. "Si Bangsat, sadar diri! Kayla itu masih kecil, dan beda usia kalian bahkan beda sepuluh taun!" seru Raka tampaknya sangat emosi. Namun, Yuda masih tetap tenang. Yuda menjawab, "Kayla sudah dewasa, dia tau apa yang dia lakukan. Lalu untuk masalah usia, bukannya usia adalah angka? Hal yang terpenting adalah perasaan kami satu sama lain." Jelas saja jawaban Yuda itu membuat Raka semakin marah, bahkan terdorong untuk melemparkan pukulan untuk Yuda, dan untungnya dengan mudah dihindari Yuda. Kayla segera menengahi dan berseru pada Raka, "Kalau Abang pukul Om Yuda, aku enggak mau ketemu sama Abang lagi!" Raka tampak tidak percaya dengan apa yang ia lihat dan sengar. Lalu Raka bahkan bertanya, "Sekarang kamu bahkan membela dan melindungi si Bangsat yang tua bangka ini?" Kayla menghentakkan kakinya dan berseru, "Jangan panggil Om Yuda begitu! Emang bener dia udah tua, tapi dia bukan bangsat!" *** Kayla dan Yuda duduk berhadapan di beranda rumah Yuda. Raka tentu tidak ada di sana, karena Kayla berkata ingin berbicara secara serius berdua saja. Kayla tentunya menceritakan rencana Bayu dan Eva. Karena semua ini terjadi karena sandiwara mereka tempo hari, maka sekarang Kayla menanyakan cara menghentikan antusiasnya orangtua mereka menikahkan mereka. Namun, dengan nada santai Yuda malah berkata, "Karena sudah seperti ini, bagaimana kalau kita menikah saja?" Kayla terperangah sejenak. la mengira Yuda hanya bercanda, tetapi tatapan pria itu serius. "Om gila ya?" Kayla mengulang kata-kata itu dengan suara ragu. "Justru aku tengah mencegah untuk tidak sampai menjadi gila. Aku tahu situasinya rumit, tapi kita sama-sama memiliki tujuan. Aku ingin membuat ayahku berhenti menggangguku dengan semua ekspektasinya, dan kamu ingin menghindari perjodohan sekaligus membuat Raka bisa berhenti mengurus dirimu dan mulai hidup untuk dirinya sendiri. Bukannya ini adalah kesepakatan yang menarik?" tanya Yuda. "Ya, itu kesepakatan yang menarik. Tapi, aku enggak mau nikah kalau akhirnya nanti pisah. Itu malah bakal buat bang Raka makin tertekan untuk ngurusin aku. Ayah juga pasti bakal manfaatin situasi itu buat sepenuhnya nyetir kehidupan aku. Lagian, niat awal Om udah jelek. Cuma mau ngebuat ayah Om kesel, kayaknya kalau kita nikah, itu malah nambah masalah," balas Kayla. Yuda tersenyum kecil sebelum menjelaskan, "Terlepas dari niatku untuk membuat ayahku kesal, aku tetap melihat pernikahan sebagai hal yang sakral. Ketika kita menikah nanti, aku akan menjagamu menggantikan Raka, dan kamu hanya perlu jadi diri kamu sendiri. Kita harus bekerjasama untuk menjadi partner hidup untuk hidup bersama dalam waktu yang panjang. Karena kalau kita berpisah setelah satu dua tahun bersama, itu hanya akan membuat ayah kita semakin bertekad untuk menjodohkan dan menyetir kehidupan kita." Kayla menunduk, memikirkan kata-kata Yuda. Menikah dengan Yuda memang terdengar gila, tapi di saat bersamaan gagasan tersebut juga menjadi solusi untuk lepas dari tekanan ayahnya. "Jadi, bisa dibilang aku akan melakukan usaha terbaik untuk mempertahankan pernikahan kita. Jika bukan kau yang memintanya, jelas aku tidak akan membuatmu menjadi seorang janda. Jadi, sekarang kamu pikirkan saja penawaranku ini baik-baik," tambah Yuda. Kayla menghela napas. Pertama, dia memang tidak ingin melakukan pernikahan yang diatur oleh ayahnya. Kedua, menikah berarti bisa membuat Raka tak akan merasa terus-menerus harus melindunginya. Ketiga, menikah dengan Yuda sepertinya pilihan terbaik dalam situasi ini. Tidak hanya memiliki latar belakang yang telah diakui oleh Bayu, Yuda memiliki penampilan menawan, dan juga sikap baik. Sikapnya bahkan lebih baik daripada Aidan. Pada akhirnya, Kayla pun terbujuk dan berkata, "Oke, kayaknya emang enggak ada pilihan lain. Ayo kita nikah. Tapi gimana sama bang Raka? Dia kayaknya enggak setuju banget sama hubungan ini." Yuda tersenyum penuh percaya diri. "Tenang saja, Raka pasti akan memberikan restu," balas Yuda yang memang sudah merencanakan semuanya dengan rapi. "Oke masalah bang Raka jadi urusan Om, nah sekarang kita beralih ngomongin kesepakatan pernikahan kita. Aku punya syarat," ucap Kayla. "Apapun syaratnya, aku akan memenuhinya," jawab Yuda, meyakinkan. "Om udah memenuhi dua syarat dari calon suami idaman aku. Menawan dan tampan, jadi tinggal satu lagi. Yaitu, setia. Om harus janji, enggak bakalan selingkuh apa pun situasinya. Kalau emang suatu hari nanti tiba saatnya Om udah enggak butuhin kesepakatan ini dan ada niat buat mulai hubungan dengan wanita lain, jangan selingkuh di belakang aku. Mari akhiri hubungan kita lebih dahulu," nalas Kayla. Yuda menatapnya dengan tatapan lembut. Seakan-akan Yuda menmang paham bahwa Kayla masih dipengaruhi trauma atas apa yang terjadi dalam hubungan terakhirnya. Lalu Yuda membalas, "Aku tidak tau tentang masa depan. Bisa dibilang, aku tidak bisa mengatur takdir yang sudah Tuhan tetapkan. Tapi, saat ini aku bukankah pernikahan sendiri adalah sebuah janji? Janji pada Tuhan untuk saling mencintai, menghormati, dan menjaga satu sama lain dalam kesetiaan? Apa itu belum cukup bagimu? Kalau begitu, aku akan mengucapkannya lebih awal. Aku berjanji setia padamu, Kayla." Kayla merasa dadanya berdebar kencang dalam keheningan. Entah bagaimana, perasaan hangat mulai muncul dalam dirinya. "Oke makasih, Om," cicit Kayla agak malu. Yuda sendiri tersenyum, lalu mendekatkan wajahnya pada Kayla sembari bertanya, "Jadi sekarang kita sepakat? Bagaimana kalau kita resmikan kesepakatan kita?" "Dengan cara apa?" tanya Kayla gugup setengah mati. "Dengan seperti ini," balas Yuda sembari mengecup bibir Kayla. Tentu Kayla mematung karena terkejut. Namun, Kayla tidak menarik diri dan malah membalas kecupan ringan yang berubah menjadi ciuman lembut yang terasa sangat mendebarkan. Kayla bisa mengakui bahwa itu adalah ciuman paling menyenangkan yang paling menyenangkan di antara semua ciuman yang pernah ia dapatkan. Namun, tiba-tiba Yuda menjeda ciumannya dan mengelus lembut bibir merah merekan Kayla yang tampak basah. Lalu ia berbisik, "Stop di sini ya. Lebih dari ini, bisa-bisa aku bukannya menjagamu, tapi malah melahapmu, Kayla.""Jangan tegang begitu, nanti malah rasanya lebih sakit,"ucap Yuda sembari mencium leher Kayla hingga membuatbulu kuduknya meremang.Saat ini Kayla dan Yuda sudah berada di aras ranjang.Pencahayaan kamar sengaja dibuat remang agar Kaylatidak merasa terlalu malu ketika mereka melakukankegiatan ranjang perdana mereka sebagai pasangan suamiistri. Bagi mereka berdua, ini adalah pengalaman pertamamereka yang jelas sangat bersejarah. Karena itulah,mereka berusaha untuk melakukannya dengan penuhkehati-hatian dan perhitungan."ih Om geli," rengek Kayla ketika tangan Yuda sudahmenyusup ke dalam baju tidur yang Kayla kenakan danmulai mengelus lembut setiap inci kulit mulus istrinya itu."Jangan panggil om begitu disaat kita tengah di atasranjang, rasanya aneh sekali," balas Yuda masih belummenghentikan sentuhannya.Lalu sebelum sempat mendapatkan kesempatanmersepons, Kayla sudah lebih dulu kembali dibuat terkejutkarena Yuda melepaskan pakaian yang Kayla kenakanhingga menyisakan p
Singkat cerita, dua bulan kemudian Kayla dan Yuda benar-benar memulai serangkaian acara untuk pernikahanmereka. Semuanya berjalan dengan mulus, bahkan Rakayang sebelumnya marah, kini mendukung pernikahantersebut. Pernikahan diselenggarakan dalam serangkaiantradisi jawa kental. Alih-alih Bayu dan Resa yang mengurussemua keperluan pernikahan Kayla, malah Eva dankeluarga dari pihak ibu kandung Kayla yang mengurussemuanya. Termasuk acara langkahan hingga siraman.Setiap detail disiapkan dengan teliti agar acara ini menjadimomen yang istimewa. Tradisi demi tradisi dijalankandengan seksama, membawa Kayla dalam perjalananmenuju hari pernikahan yang sakral. Di setiap tahapanprosesi, Kayla selalu ditemani oleh Bela. Sahabatnya itutak pernah bisa menyimpan rasa penasaran pun akhirnyabertanya pada Kayla di tengah persiapannya untuk prosesiakad nikah."Emang sih aku yang kasih saran buat mepet tetangga hotkamu, tapi bukannya ini terlalu ugal-ugalan? Maksud aku,kamu baru pisah sam
Setelah hari ulang tahun Kayla berlalu dengan cukupkacau, kini Kayla dipusingkan oleh dua hal. Pertama, iapusing harus menghadapi ayahnya setelah mengacaukanacara perjodohan yang ia atur. Lalu yang kedua, ia sibukmenenangkan Raka yang marah. Sebab rupanya Naomijuga ikut serta dalam rencana Bayu untuk merencanakantipuan acara makan bersama untuk merayakan ulangtahunKayla.Singkat cerita, Raka bisa ditenangkan oleh Kayla, dan padaakhirnya memberikan hadiah yang telah ia persiapkan.Singkat cerita, setelah hampir seminggu berlalu dari hariulang tahunnya, Kayla mendapatkan telepon dari Bayu.Dengan mempersiapkan diri untuk menghadapikemarahan ayahnya, Kayla mengangkat telepon dariayahnya itu."Kamu harusnya beritahu Ayah kalau kamu sudah punyapacar. Apalagi kalau pacarmu itu adalah Yuda,"ucap Bayumembuat Kayla seketika terperanjat. la sungguh tidak bisamemproses situasi ini."Ayah kenal sama om--maksudku, Ayah kenal Mas Yuda?"tanya Kayla."Tentu kenal. Dia salah satu teman
Sore itu Kayla dan Yuda kembali makan bersama. Namun,itu di luar janji Yuda mentraktir Kayla karena sudahmembantu mengurus Monalisa. Ini adalah ajakan spontansaat Yuda melihat Kayla yang tampak sangat bersedih. Kini,mereka makan di warung satai yang memang langgananKayla. Di atas meja, piring-piring berisi tusuk satai menjadisaksi betapa lahapnya mereka menikmati makananbersama. Tepatnya Kayla yang menghabiskan sebagianbesar satai ayam tersebut.Kayla menatap dua puluh lima tusuk sate yang telah iahabiskan. Lalu Kayla berkata, "Kayaknya aman dehnambah lima belas tusuk lagi."Yuda yang tengah menyeka sudut bibirnya tampak terkejutmembalas, "Kalau memang mau tambah, ya pesan aja.Tapi pastiin jangan berlebihan. Kalau mau, kita bisabungkus untuk bawa pulang.""Pantes Bang Raka percaya banget sama Om Yuda sampaikasih izin aku pulang sama Om," balas Kayla yang memangmemberitahu Raka terlebih dahulu saat akan pergi denganYuda. Kebetulan, Yuda memang tengah ada acara di dekat
Pagi itu, Yuda mengunjungi rumah orang tuanya sepertiyang diminta oleh sang ibu. Mengingat memang setelahdirinya kembali ke Indonesia, Yuda sudah disibukkan olehbanyak hal hingga belum sempah menghabiskan waktudengan kedua orangtuanya. Sebenarnya, selain sibuk,Yuda memang sengaja menghindari ayahnya, Suryo.Hubungan Yuda dan Suryo, memang tidak terlalu baikkarena berselisih paham terkait banyak hal.Walau begitu, Yuda tetap menghormati keduaorangtuanya. Di ruang keluarga Eva-ibu Yuda-sudahmenunggunya. la tentunya menyambut putranya denganhangat. "Sayang, gimana kabarmu?" tanya Eva setelahmereka duduk berhadapan di beranda rumah yangmenghadap taman indah yang terawat dengan sangatbaik."Baik, Ibu. Lalu bagaimana dengan kabar Ibu? Maaf akubaru datang, restoran memang sangat sibuk," ucap Yuda."lbu dan ayah baik-baik aja kok. Eh tentang restoran kamu,apa semuanya lancar, Nak?" tanya Eva dengan penuhantusias karena kini putranya sudah membuka restoransendiri. Hal yang pali
Kayla menghela napas dalam-dalam sambil menatap layarponselnya. Setelah gangguan Aidan sudah berkurang, kinimalah Bayu yang mengganggu Kayla. Bayu menggangguKayla dengan mengirim daftar profil-profil calon menantuyang Bayu pilih sendiri. Nama, pekerjaan, latar belakang,semua tercatat rapi. Kayla merasa tercekik. Kayla memangingin diperhatikan oleh ayahnya, tetapi tidak dengan caraseperti ini."Oke, aku abaikan aja. Bang Raka juga udah bilang kalauaku enggak perlu mikirin perjodohan ini. Aku enggak mauberantem lagi sama Ayah," ucap Kayla lalu keluarrumahnya dan dudukdi depan gerbang menunggupesanan makanannya datang.Saat ini Kayla sendirian di rumah, karena Raka lagi-lagiharus pergi ke luar kota karena urusan pekerjaan.Sejujurnya, suasana hati Kayla saat ini sangat buruk seiringdengan isi kepalanya yang kacau. Kayla mendongakmenatap langit malam yang terlihat gelap pekat, tidak adasatu pun bintang yang terlihat. "Boro-boro ada bulan,bintang aja enggak ada," gumam Kayl