LOGINSore itu Kayla dan Yuda kembali makan bersama. Namun,
itu di luar janji Yuda mentraktir Kayla karena sudah membantu mengurus Monalisa. Ini adalah ajakan spontan saat Yuda melihat Kayla yang tampak sangat bersedih. Kini, mereka makan di warung satai yang memang langganan Kayla. Di atas meja, piring-piring berisi tusuk satai menjadi saksi betapa lahapnya mereka menikmati makanan bersama. Tepatnya Kayla yang menghabiskan sebagian besar satai ayam tersebut. Kayla menatap dua puluh lima tusuk sate yang telah ia habiskan. Lalu Kayla berkata, "Kayaknya aman deh nambah lima belas tusuk lagi." Yuda yang tengah menyeka sudut bibirnya tampak terkejut membalas, "Kalau memang mau tambah, ya pesan aja. Tapi pastiin jangan berlebihan. Kalau mau, kita bisa bungkus untuk bawa pulang." "Pantes Bang Raka percaya banget sama Om Yuda sampai kasih izin aku pulang sama Om," balas Kayla yang memang memberitahu Raka terlebih dahulu saat akan pergi dengan Yuda. Kebetulan, Yuda memang tengah ada acara di dekat area vila dan mampir karena Raka memintanya. "Tidak perlu memuji seperti itu, pesan apa pun yang kamu mau,' ucap Yuda. Kayla tertawa senang dan segera memesan satai lagi. Kali ini Kayla akan menggadonya tanpa nasi. Sembari menunggu pesanannya dibuat, Kayla menatap yuyda dan bertanya, "Om enggak malu makan sama cewek yang porsi makannya kayak kuli begini?" Yuda menatapnya sejenak, lalu menggeleng. "Mungkin karena aku bekerja di bidang kuliner, jadi secara alami aku malah senang lihat seseorang yang makan dengan lahap," jawab Yuda. Kayla agak terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Yuda, lalu ia berkata, "Wah beruntung yang jadi pacarnya Om. Dan aku enggak seberuntung itu. Karena selama aku pacaran sama Aidan, aku enggak bisa makan leluasa selagi kami jalan. Aidan bilang malu kalau aku makan seperti biasa. Jadi, aku harus nahan diri." Yuda mengernyit seolah tak percaya mendengar kalimat itu. "Kalau begitu, dia bukan pasangan yang tepat untuk kamu. Selain masalah cinta, hal yang terpenting dalam menjalin hubungan adalah kamu harus mencari seseorang yang bisa menghargai dirimu dan menerima diri kamu apa adanya. Menjalin hubungan dengan seseorang yang tau nilai kamu dan menghargai kamu, akan membuat kamu bahagia," balas Yuda. "Makasih sarannya ya, Om. Tapi untuk saat ini, aku masih belum terpikir untuk memulai hubungan lagi. Hatiku belum sembuh," ucap Kayla. "Apa mungkin karena itulah, tadi kamu menangis? Kamu sedih gara-gara mantan pacar kamu itu?" tanya Yuda yang secara garis besar sudah mendengar dari Raka terkait kisah putusnya Kayla dan Aidan. Kayla menggeleng. "Manusiawi aku ngerasa sedih. Aidan bilang cinta sama aku, tapi gara-gara aku enggak mau menuhin nafsunya selama kami pacaran, dia malah jadikan itu alasan untuk selingkuh. Sekarang aku udah enggak sedih karena dia lagi, karena aku tau dia bukan orang yang tepat buat aku. Orang bilang, aku beruntung karena melihat sifat asli dia sebelum hubungan kami benar-benar serius." "Cara pikir yang bijak. Kamu memang beruntung berpisah dari pria yang tidak bisa mengendalikan selangkangannya sendiri. Lalu kenapa tadi kamu menangis?" tanya Yuda lagi. "Tadi Om enggak dengar pembicaraan bang Raka sama pacarnya? Aku nangis gara-gara denger pembicaraan mereka. Aku ngerasa bersalah. Selama ini aku enggak sadar sudah jadi beban buat bang Raka." Pada akhirnya Kayla menceritakan apa yang membuatnya merasa terganggu, dan Yuda mendengarkan dengan seksama. Setelah itu barulah Yuda bertanya, "Sebenarnya, aku rasa Raka tidak pernah merasa bahwa kau itu bebannya. Tapi terlepas dengan benar atautidaknya hal itu, sekarang apa yang kamu pikirkan?" Kayla menerima pesanannya terlebih dahulu sebelum menjawab, "Karena aku enggak mau jadi beban bang Raka lagi, jadi aku kepikiran apa lebih baik aku nikah aja? Aku rasa kalau aku nikah, bang Raka bisa fokus sama hidupnya sendiri tanpa harus terus mikirin dan jagain aku." Yuda teringat dengan cerita Raka tempo hari dan bertanya, "Berarti kamu mau menerima perjodohan yang ayahmu rencanakan?" Mendengar pertanyaan itu, Kayla langsung menggeleng. "Justru aku malah bertekad untuk nikah sama lelaki pilihanku sendiri. Lelaki yang memenuhi tiga syarat." Yuda mengangkat alisnya penasaran sebelum bertanya, "Tiga syarat? Apa saja syaratnya?" "Menawan, mapan, dan setia," jawab Kayla dengan tegas. Yuda hanya tersenyum saat mendengar apa yang dikatakan oleh Kayla sebelum membalas, "Sepertinya situasi kita hampir mirip. Ayahku juga akan menjodohkanku dengan wanita pilihan yang sesuai dengan kriteria menantu idamannya. Tapi, aku tidak berniat untuk menurutinya." "Kalau Om sih pantes dijodohin. Udah tua, boro-boro nikah, pacar aja enggak ada," balas Kayla membuat Yuda jengkel. "Jangan mengejek, situasi kamu juga tidak lebih baik. Lengah sedikit saja, kamu mungkin akan benar-benar dinikahkan secara paksa. Sekarang, lebih baik kita bicara serius. Bisa dibilang situasi kita sama-sama terdesak. Jadi, apa kamu bekerjasama saja?" tanya Yuda tampak mengabaikan terlebih dahulu tingkah menyebalkan Kayla barusan. Kayla spontan membeo, "Kerja sama?" Yuda mengannguk. "Ayo bekerjasama untuk menghadapi ayah kita. Menikah jelas terlalu ekstrim, tapi menjadi pasangan kekasih untuk menghindari perjodohan masing- masing terdengar masuk akal, kan?" tanya Yuda. Hanya saja, Kayla malah bertanya dengan penuh drama, "'Apa sekarang Om nembak aku? Jangan bilang karena enggak bisa dapetin bang Raka, sekarang Om beralih sama aku? A-Aku jadi pelarian?" Yuda menyentil kening Kayla dan berkata, "Jangan drama, sekarang pikirin baik-baik tawaranku itu, Kayla. Aku rasa, Raka juga tidak akan cemas jika kamu menjalin hubungan dengan sahabat yang ia percaya." *** Kayla menatap pantulan dirinya di cermin. Saat ini dirinya tampak manis dengan setelah dress warna pastel dan rambut yang ia gerai bergelombang. Hari ini, Kayla ulang tahun dan ayahnya sudah mengatur acara makan malam bersama di sebuah restoran. Namun, ia harus pergi sendiri ke restoran karena Raka diminta untuk mengajak Naomi, hingga kini pergi menjemput pacarnya itu. Mereka akan bertemu di restoran yang telah ditentukan. "Padahal aku kira ayah marah karena aku nolak rencana perjodohan yang dia buat, tapi ternyata enggak. Kayaknya karena sekarang Fio dan Aidan udah menikah, jadi rencana perjodohan itu batal" ucap Kayla yang memang sudah kepalang senang dengan pemikirannya sendiri. Sayangnya, begitu sampai di restoran, kebahagiaan Kayla buyar begitu saja. Tidak ada acara makan keluarga untuk merayakan ulang tahunnya. Lalu yang paling membuat Kayla kecewa adalah pesan ayahnya yang baru saja masuk, "Ayah sudah mengatur kencan untuk kamu dan calon suami yang sudah ayah pilihkan." Jelas, Kayla merasa sangat kecewa. Bayu sama sekali tidak peduli dengan Kayla, dan tetap memaksakan kehendaknya. Pelayan resto mengantarkan Kayla menuju meja yang telah dipesan Bayu, dan terlihat seorang pria muda yang tampaknya datang bukan atas kehendaknya sendiri. Kayla merasa enggan untuk menghabiskan waktu dengan pria asing itu. Rupanya pemilik resto sekaligus chef utama resto tersebut, diam-diam mengamati Kayla dari ambang pintu. Orang itu tidak lain adalah Yuda. Bayu rupanya memang mengatur kencan untuk putrinya di restoran fine dinning milik Yuda. Yuda sendiri baru tau, karena rupanya reservasi dilakukan atas nama orang lain. Lalu Yuda tiba-tiba teralihkan karena kedatangan kedua orang tuanya. Namun, mereka tidak datang berdua, tetapi diikuti oleh seorang wanita muda yang Yuda yakini sebagai calon menantu pilihan ayahnya. Dengan cepat, Yuda segera menuju ke arah Kayla yang masih terpaku di tempatnya berdiri. Lalu Yuda berbisik, "Aku akan membantumu keluar dari situasi ini, jadi ikuti alurnya." Sejujurnya, Kayla terkejut bukan main. Mengingat beberapa hari ini, ia berusaha untuk menghindari Yuda karena ajakan tidak masuk akal pria itu tempo hari. Sebelum Kayla tersadar dari rasa terkejutnya, Yuda tiba- tiba merengkuh lembut pinggang ramping Kayla. Lalu Yuda mencium pipi Kayla dengan begitu alami sembari berkata dengan suara lantang, "Selamat ulang tahun, Sayang." Kayla menegang dan menatap Yuda dengan kedua matanya membulat tak percaya. Lalu Yuda memberikan isyarat yang membuat Kayla segera menyadari apa yang harus ia lakukan. "Ma-Makasih ya ... Mas," jawab Kayla sembari menarik sebuah senyuman manis. Sementara Eva dan Suryo yang melihat hal itumematung di tempat mereka. Lalu Eva tampak memeluk tangan suaminya dan berkata,"Calon mantu kita cantik ya."Hari itu, udara di vila terasa segar, ditemani suara burung-burung dan gemerisik angin di pepohonan. Sagara dan Savira, yang kini sudah berusia satu setengah tahun, tengah bermain bersama Kayla dan Yuda di halaman belakang vila keluarga. Saat ini, keluarga mereka memang tengah berlibur bersama. Termasuk Eva, Suryo dan Bayu yang ikut serta menghabiskan waktu di vila keluarga.Hanya Raka dan Bela yang tidak ikut. Sebab keduanya memang tengah berada di Surabaya karena urusan pekerjaan. Keduanya sekarang sudah resmi menikah, dan Bela sudah resmi menjadi kakak ipar Kayla. Tentunya hal itu membuat Kayla dan Bela menjadi semakin akrab dan dekat saja. Terlebih dengan Bela yang saat ini tengah mengandung. Bela dan Kayla selalu saling bertukar kabar serta tips untuk melalui kehamilan.Saat ini, Kayla dan Yuda tengah menikmati suasana piknik sederhana bersama anak-anak. Si kembar memang tengah asyik bermaik sembari menikmati kudapan yang memang sudah disiapkan oleh Kayla dan Yuda. Si kembar mema
Halo guysss lama tak jumpa yah, bdw cerita ini akan saya lanjutkan yah.Dikarenakan kemarin Orang Tua saya sakit jadi saya sempat memutuskan buat end cerita ini. Sebenarnya sih part Om Yuda dan Kayla sudah selesai, Tetapi kita akan lanjut kan Part Raka dan Bella yah Guys....ikutin Ceritanya....Malam itu, Kayla duduk di ranjang sembari menyelonjorkan keduakakinya di atas bantal. Kakinya membengkak, tanda-tanda umum darikehamilan yang kini memasuki trimester terakhir. Yuda sendiri dudukdi tepi ranjang, dengan kedua tangan yang bekerja dengan penuhperhatian. Yuda memang tengah memijat lembut kedua kaki istrinyayang bengkak."Apa terlalu kuat? Atau ini sudah cukup enak?" tanya Yuda,memandang wajah Kayla yang tampak tersenyum.Kayla pun mengacungkan kedua jempolnya dan menjawab, "Ini udahpas, dan enak banget Mas. Kayaknya Mas emang ada bakat di bidangini."Sambil menikmati pijatan, Kayla membuka album khusus yang baru iasiapkan. Di dalamnya, ia mulai menyusun foto-foto hasil USG
Kayla berdiri di depan cermin besar di kamarnya, menatap bayangannya sendiri dengan mata berkaca-kaca. Tubuhnya yang membesar karena kehamilan, perut yang membuncit, tangan dan kaki yang sedikit bengkak, hingga dagu yang kini tampak berlipat, membuatnya merasa jauh dari versi dirinya yang ia kenal. la menghela napas panjang, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang. Namun, usahanya sia-sia saat ia melihat Yuda masuk ke kamar, sudah rapi berwarna pastel yang dipadukan dengan celana bahan berwarna cream. Pakaiannya tampak serasi dengan gaun yang dikenakan oleh Kayla. Berbeda dengan Kayla yang tampak tidak percaya diri dengan penampilannya, maka Yuda terlihat sangat percaya diri dan bersahaja. Hal itu membuat Yuda menjadi terlihat lebih tampan. "Kayla, sudah siap atau belum? Atau kamu perlu bantuanku?" tanya Yuda dengan senyum hangat sambil melangkah mendekat. Namun, senyum itu pudar saat ia melihat mata Kayla yang mulai memerah. "Ada apa? Ken
Pagi itu, Kayla ditemani oleh Yuda pergi ke rumah sakituntuk pemeriksaan rutin kehamilan. Selama, Kaylamenjalani pemeriksaan Yuda selalu setia di sampingnya.Sesekali Yuda menatap layar monitor USG dengan mataberbinar-binar melihat perkembangan calon anak-anakmereka. Setelah selesai, mereka berjalan beriringanmenuju pintu keluar. Namun, langkah mereka tiba-tibaterhenti saat melihat seseorang di depan.Di ujung lorong, Aidan tampak berdiri bersama seorangwanita. Wanita itu tampak mengenakan pakaian yangmemperlihatkan perutnya yang membesar--ia juga sedanghamil besar. Kayla bisa dengan mudah menebak hubungankeduanya. Sebab Bela yang memang sudah resign,ternyata masih menjalin hubungan dengan orang-orang dikantor lamanya. Jadi, Bela masih mendapatkan banyakkabar termasuk kabar mengenai Aidan dan sesekali Belamemberitahu Kayla.Karena itu pula, Kayla bisa tahu kabar terbaru mengenaiAidan. Pria itu rupanya sudah dipecat dari perusahaankarena terus saja lalai dalam pekerjaan
Setelah beberapa minggu berlalu, usia kandungan Kaylapun mencapai tujuh bulan. Tentunya karena itulah, Evayang menjadi satu-satunya anggota keluarga yang dekatdengan Kayla, menekankan untuk menyelenggarakanacara tujuh bulanan dengan benar. Baik dari segi tradisi,maupun dari segi acara keagamaan di mana acarasyukuran diselenggarakan dengan khidmat.Acara tujuh bulanan Kayla diselenggarakan dengan adatJawa yang kental. Mulai dari prosesi siraman hingga doabersama, semuanya berlangsung dengan khidmat. Kayla,yang mengenakan kebaya berwarna pastel, tampakanggun meski kelelahan mulai terlihat menghiasiwajahnya. Di sisi lain, Yuda tampak lega dan penuhsemangat sepanjang acara, tentunya alasannya tidak lainadalah ia tidak jadi botak.Setelah berjuang cukup lama untuk meyakinkan Kayla,pada akhirnya Raka berhasil menyelamatkan Yuda darikeinginan impulsif Kayla untuk membuatnya botak.Dengan menggunakan filter dari media sosial, Rakamenunjukkan kepada Kayla simulasi Yuda dengan k
Kayla duduk di sofa ruang keluarga, memandangisemangkuk sup ayam hangat yang beraroma menggoda. BiAyu memang membuatkannya karena pernmintaan Kaylasendiri. Namun, saat sudah jadi, kini perut Kayla malahtiba-tiba terasa mual hanya dengan melihatnya. lamenghela napas panjang, merasa lelah dengan kondisitubuhnya yang terus saja mengajaknya berperang.Padahal kondisinya sempat membaik. la bisa makan apapun yang ia inginkan setelah melewati periode mualpaginya. Namun, sekarang kondisinya kembali tidak bisadiajak kompromi. Karena bisa saja, makanan yang sangatia inginkan tiba-tiba akan membuatnya mual saat sudahtersaji di depannya. Situasi ini sudah lebih dari cukupmembuat Kayla merasa frustrasi, apalagi ia biasanyamemiliki nafsu makan besar dan bisa menikmati makananapa pun tanpa halangan."Kenapa, kok tidak dimakan? Bukannya tadi kamu mausop ayam bikinan bi Ayu, ya?" suara lembut Yuda sembarimeletakkan gelas berisi air putih yang dicampur denganperasan lemon di atas meja.







