Share

189. Tak Ada Yang Bisa Memisahkan

Jingga tidak bisa melupakan kata-kata yang diucapkan Lucy pagi itu. Ucapan tajam ibu mertuanya selalu terngiang-ngiang. Membuatnya tak berselera makan. Tak bisa tidur nyenyak. Semakin kuat Jingga berusaha melupakannya, semakin keras pula suara Lucy terngiang di telinga.

Jingga tidak menceritakan pertemuannya dengan Lucy kepada Davin. Ia memendamnya seorang diri. Sebab, Jingga yakin, jika Davin tahu mengenai apa yang Lucy ucapkan padanya, Davin akan marah besar pada ibunya. Jingga tidak mau membuat Davin bersikap tak wajar pada ibunya sendiri.

Ponsel Jingga berdering, membuyarkan lamunannya. Jingga mengalihkan pandangannya dari makanan di hadapannya yang belum ia sentuh sama sekali—karena selera makannya benar-benar buruk, ke arah ponsel yang tergeletak di samping gelas.

Panggilan dari Davin.

Jingga tidak bisa menahan senyumnya kala membaca nama pria itu terpampang di layar. Dengan cepat ia mengangkat panggilan tersebut.

“Halo?” sapa Jingga sambil beranjak dari meja makan.

“Sayan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nia
Omomgan nenek lampir ga usah di gubris. Namanya orang setres. Ya gt kelakuan si nenek
goodnovel comment avatar
Valenka Lamsiam
kasian jingga. sampe sakit gegara kata² jahat si nenek sihir
goodnovel comment avatar
elsa
gak usah dipikirin jingga...ntar lagi Mak lampir bakalan di santet ma kak ocha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status