Share

Upaya Penyelamatan

Author: Mirielle
last update Last Updated: 2023-12-01 23:03:33

Valerie menatap tajam mata Cassiel dengan berani saat laki-laki itu duduk di depannya. Seolah ingin memberitahu Valerie jika hidupnya berada di tangannya, Cassiel terlihat menyibak jasnya, menampakkan senjata api di pinggangnya dengan sengaja.

“Untuk ukuran seseorang yang baru mengenal Isabelle, kamu cukup ikut campur terlalu banyak.” serunya lagi.

“Aku hanya berniat menolongnya.” sahut Valerie.

Cassiel tersenyum mengejek. “Memangnya kamu siapa? Kenapa kamu menolongnya?” Dia berbisik tepat di wajah Valerie.

“Walau dia bukan Isabelle, jika seseorang meminta tolong padaku, aku akan menolongnya.” balas Valerie lagi.

Cassiel tertawa terbahak-bahak, menoleh ke belakang hingga dua orang dibelakangnya juga ikut tertawa “Benarkah?” serunya. Saat tawanya selesai, maka tawa dua orang di belakangnya juga selesai. “Kamu merusak semua hal yang sudah ku susun dengan rapi.”

“Berapa usiamu?” tanya Valerie kemudian. “Isabelle hanya gadis berusia sembilan belas tahun. Tidakkah kamu merasa kamu terlalu keterlaluan memaksa dia untuk hidup bersamamu?”

Satu-satunya harapan Valerie adalah menyuruhnya terus bicara dan berharap Isabelle mengetahui jika dia diculik. Dia harus mengulur waktu sebanyak mungkin hingga seseorang datang menyelamatkannya, atau membuat Cassiel kehilangan hasrat untuk membunuhnya.

“Wow, kamu ternyata tahu cukup banyak.” Dia tersenyum tipis. “Sepertinya sesi bicara kita akan cukup panjang.”

Cassiel mengangkat kakinya dan menyandarkan tubuh. Dia menatap Valerie tajam lalu perlahan-lahan raut wajahnya berubah menjadi sedikit bersahabat. Namun hal seperti itulah yang ditakutkan Valerie. Dia takut, tiba-tiba saja emosi Cassiel akan berubah dan menembak kepalnya hingga hancur.

“Tapi aku tidak ingin bicara dengan manusia rendahan sepertimu.”

Cassiel berdiri, mengeluarkan senjatanya dan membidik Valerie. Dia memiringkan kepalanya dan bersiap menembak tepat di tengah kening Valerie. Dan saat benda dingin itu menempel di kulitnya, tubuh Valerie mendadak panas dan jantungnya memompa tidak karuan.

Mata Valerie mengerjap berkali-kali hingga air matanya menetes turun melewati wajahnya. Saat mendengar bunyi klik dari pengaman pistol yang digenggam Cassiel, Valerie pun menutup kedua bola matanya.

Ekspresi di wajah Cassiel tidak menyisakan keraguan sedikitpun walau Valerie sudah memasang wajah mengiba. Saat itulah Valerie menyadari jika waktunya sudah habis.

Valerie sempat berpikir jika mengenal Isabelle akan membawa keberuntungan dalam hidupnya. Bagaimana pun juga, ini kali pertama dia memiliki teman dari kalangan atas. Tidak tanggung-tanggung, Isabelle Lysander lah yang menjadi sahabatnya. Tapi sepertinya semua angan itu akan menguap begitu saja karena saat ini dia justru sedang berjuang untuk nyawanya sendiri.

Dan saat dia merasa kehidupannya sudah selesai, Valerie memejamkan matanya dan pasrah. Toh dia selalu berusaha hidup dengan lurus. Mungkin Tuhan akan menyediakan satu buah kursi baginya di dalam surga.

“Aku menipumu ...” Cassiel tertawa terbahak-bahak, begitu menikmati momen dimana Valerie nyaris pingsan karena ketakutan.

Valerie membuka matanya, menatap Cassiel dengan nafas menderu. Sial. Laki-laki sialan. Kenapa dia memperlakukanku seperti hewan buruan?

“Kamu tegang sekali.” Cassiel menunjuk wajah Valerie. “Lihat, dia terlihat sangat ketakutan.” Dia kembali tertawa kencang.

“Lalu kenapa kamu menolongnya saat itu?” tiba-tiba tawanya berubah menjadi teriakan yang mengerikan hingga membuat Valerie terkejut bukan main.

Cassiel mendekatinya, menatap wajahnya hingga mereka nyaris tak berjarak. “Seharusnya kamu tidak perlu ikut campur.” Dia mengelus wajah Valerie dan menatapnya liar.

Valerie terengah-engah. Seketika rasa jijik langsung memenuhinya saat jemari laki-laki keparat itu menyentuh kulitnya. Air mata Valerie menetes semakin deras dan dia menangis sesenggukan karena ketakutan.

“Jangan menangis.” Cassiel memukul wajah Valerie hingga rasanya tulang rahang Valerie bergeser.

Valerie menelan ludah dan berusaha mengumpulkan tenaganya untuk bisa bertahan. Tinju Cassiel hampir saja membuatnya tersungkur, jika saja tubuhnya tidak diikat ke tiang kayu. Rasanya sangat sakit dan Valerie mau tak mau harus menahannya jika dia masih ingin hidup.

Cassiel berdiri. Dia menatap dua anak buahnya dengan tajam. “Lepaskan dia. Bawa dia ke luar.”

Valerie berusaha meronta saat dua orang suruhan Cassiel membuka ikatannya, namun pada saat yang bersamaan mereka masih menyempatkan diri untuk menyentuh bagian sensitif tubuh Valerie sambil tertawa nyaring. Air mata Valerie menetes semakin deras dan dia berusaha melepaskan dirinya.

Bos yang bertemu dengannya di stasiun menampar Valerie setelah dia terus bergerak. “Berhentilah, bodoh. Kamu menyulitkan kami.”

Valerie merasa jika wajahnya saat ini pasti sangat bengkak dan tak berbentuk. Tinju dan tamparan terus melayang pada wajahnya berkali-kali dan bahkan membuat Valerie tidak bisa merasakan wajahnya lagi.

Dengan kasar mereka menyeret Valerie ke luar. Valerie tertegun saat menyadari jika dia berada di tengah-tengah hutan. Saat melihat sekitarnya gelap gulita, Valerie pun menyadari jika kemungkinan seseorang menemukannya sangatlah kecil. Mungkin saja, ini harga yang harus dibayarkan atas upaya untuk menolong seseorang.

Apa mungkin seharusnya dia tidak perlu berbuat baik?

*

“Tuan Emrys, ke mana kita sebenarnya?”

Ky terlihat bingung saat dia harus mengikuti langkah panjang Emrys untuk masuk lebih dalam menuju hutan. Semakin ke dalam, hawa dingin semakin terasa dan aroma daun-daun yang membusuk menguar ke mana-mana. Beberapa kali Ky harus tersandung urat kayu yang menyembul, tersembunyi di antara tumpukan daun yang mengering.

Namun Emrys berjalan seolah-olah dia sudah mengenal daerah itu dengan sangat baik. Dia bahkan tahu di bagian mana dia harus melangkahkan kakinya lebih jauh, di tempat mana dia harus melompat, di bagian mana dia harus menunduk. Dia benar-benar mengerti daerah ini.

Bahkan dalam gelap seperti ini dia masih bisa melihat dengan baik.

“Persembunyian Cassiel berada tak jauh dari sini. Kita akan segera tiba. Kalian harus bersiap.” Perintah Emrys.

“Baik Tuan Emrys.”

Dia mendengar sahutan melalui earpiecenya. Dulu, Emrys juga pernah melakukannya. Dia menyelamatkan seorang wanita yang menjadi penghuni hatinya saat itu. Wanita itu diculik oleh kelompok keluarga Clement, namun saat itu pelakunya bukanlah Cassiel.

Anak pertama keluarga Clement lah yang menjadi dalang penculikan saat itu. Dan mereka sudah salah berurusan dengan Emrys. Emrys memusnahkan semua hal dan membunuh orang-orang yang sudah menculik wanitanya, termasuk membunuh anak pertama keluarga Clement.

Keluarga Lysander dan keluarga Clement akhirnya terlibat perang dingin selama bertahun-tahun hingga akhirnya Dex Clement datang sendiri untuk meminta maaf pada Emrys. Tidak mudah memaafkan mereka, terlebih karena wanitanya memilih meninggalkan Emrys dengan alasan tidak ingin hidup dalam bayang-bayang bahaya.

Tapi demi kedamaian kedua belah pihak, terpaksa Emrys mengikhlaskan semuanya dan memilih berdamai. Dan sekarang, anak kedua keluarga Clement kembali berulah. Bahkan Emrys sempat merasa jika ini semacam kebiasaan buruk keluarga Clement yaitu melakukan penculikan jika keinginan mereka tidak tercapai.

“Bersiap dan ambil posisi.” ujar Emrys pelan.

Dia bersembunyi di balik pohon besar saat melihat anak buah Cassiel melintas tak jauh darinya. Jarak antara lokasinya ke lokasi Cassiel berjarak sekitar seratus meter. Namun Cassiel sudah menempatkan anak buahnya berjaga sangat jauh dari lokasinya menyekap Valerie. Itu artinya dia sudah memperkirakan Emrys akan datang padanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sovi Iswanta
kok ngak berlanjut ya....maless
goodnovel comment avatar
Ardiyanti Kristen Bess Analise
seru Ceritanya mau lanjut terhalang Koin...
goodnovel comment avatar
Indah Syi
ooow jadi begitu ceritanya sampai Emyrs blm mau menikah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Mungil Sang Penguasa   ENDING SCENE

    Hal pertama yang dilakukan Isabelle adalah memeluk erat Valerie ketika dia turun dari sedan yang membawanya kembali ke rumah. Dalam diam, dia menangis sesenggukan, menumpahkan semua rasa sakit hati dan penyesalan yang tak terukur dalam dirinya. Isabelle tidak bisa menggambarkan betapa terlukanya perasaannya dan sedalam apa rasa sakitnya.Rasa sakit itu bukan hanya karena dia berpikir jika dia kehilangan Valerie, namun juga karena rasa cinta yang sudah menggebu-gebu dalam dirinya untuk Rick. Tapi keadaan ini membuat dirinya sendiri tidak mengizinkan cinta itu berbalas. Dia sangat sakit hati hingga dia membatasi dirinya untuk tidak mencintai.“Heh, berikan Grandpa kesempatan.” Isabelle melepas pelukannya. Dia berdiri di sisi Valerie, menyeka air matanya dan membiarkan Grandpa memeluk sosok yang sangat dirindukannya itu.Tangisan Grandpa pecah saat memeluk Valerie. Dia terus mengelus punggung Valerie dan mengatakan maaf, bukan hanya sekali dua kali, namun berkali-kali hingga Valerie pun

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Valerie, Maafkan Aku

    “Emrys bunuh diri.” Lucy tergesa-gesa masuk ke dalam rumah Karlis ketika Valerie sedang menonton televisi.Valerie berdiri, kedua bola matanya membulat tak percaya, namun dia kembali duduk dengan santai. "Jangan membohongiku. Aku tidak akan percaya.""Valerie...""Aku tahu kamu selalu memaksaku pulang. Tapi jangan menggunakan cara seperti ini." ujar Valerie."Aku tidak berbohong. Emrys benar-benar bunuh diri." Lucy membuka ponselnya, menunjukkan pesan yang dikirim oleh Ky padanya. “Apa katamu?” desis Valerie.“Setelah mengirim pesan padaku, dia menghubungiku juga. Dia bertanya dimana aku sekarang dan aku berbohong jika aku sedang diluar kota untuk urusan pekerjaan. Dia memintaku untuk menenangkan Isabelle dan memberitahu jika Emrys bunuh diri.”“Ke-kenapa bisa...”“Dia melompat dari tebing yang sama dengan tebing tempatmu nyaris dibunuh. Dalam suratnya yang dia letakkan di meja kamar, dia mengatakan jika dia ingin mengalami sendiri apa yang kamu alami.”“Tapi ini sudah satu setengah

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Emrys Bunuh Diri

    Lucy berguling menghadapkan tubuhnya pada Valerie yang masih terlentang menatap kosong langit-langit kamar. Setiap akhir pekan, Lucy selalu menyempatkan diri untuk melihat Valerie dan bermalam di sana. Valerie selalu mengalami mimpi buruk, berteriak dalam tidurnya untuk diselamatkan. Lucy tahu sahabatnya itu terluka sangat dalam hingga dalam mimpi pun dia masih bergulat. Namun, Lucy juga tidak bisa melakukan apa-apa.“Belum mengantuk?” bisik Lucy.Valerie menggeleng, menarik selimut menutupi dadanya. Dia mendesah panjang. “Bagaimana kondisi perusahaan Emrys?”“Sudah lebih baik.” Lucy memilih duduk. “Sejak aku memutuskan untuk menarik semua produk yang kami luncurkan dan mengembalikan apa yang seharusnya milik Lysander Kingdom berikut hak ciptanya, perusahaan mereka semakin membaik.”“Bagaimana dengan Isabelle?”“Isabelle?” Lucy mengingat-ingat. “Aku tidak terlalu sering bertemu dengannya karena aku sibuk di perusahaan. Tapi Rick mengatakan jika Isabelle masih marah dan menolak dirinya

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Kamu Tidak Mau Kembali?

    Sebulan kemudian.Sepasang bola mata yang indah dan teduh itu menatap layar televisi yang ukurannya nyaris seukuran dengan kardus pembungkus mie instan yang biasa dimakannya. Kedua bola mata itu bergerak mengikuti arah gambar yang menayangkan acara komedi. Dia tidak tertawa saat tokoh dalam acara itu menjatuhkan dirinya ke dalam kubangan lumpur. Apapun adegannya, dia tidak tersenyum.Seorang wanita paruh baya masuk ke ruanganya. Dia membawakan semangkuk bubur yang masih mengepul panas dan meletakkannya di atas meja. Dengan lembut wanita itu menarik remote dari tangannya dan mematikan saluran televisi. “Sudah malam, Nak. Makanlah dulu. Kamu perlu tetap hidup demi janin dalam perutmu.”Pemilik mata teduh itu adalah Valerie. Ketika wanita yang menemukannya dan menyelamatkannya itu menyebut janinnya, dia secara naluri memegang perutnya. Di keningnya ada beberapa bekas luka goresan yang belum hilang, begitu pula di tangannya.Dia ingat. Ketika tubuhnya dihempas oleh arus, seseorang tiba-t

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Apakah Valerie Benar-Benar Pergi?

    “Bagaimana Grandpa, Belle?” Rick dan Zach menghampirinya bersamaan.Isabelle tidak menyahut, pun tidak melirik mereka. Dia melengos begitu saja lalu pergi mengambil beberapa kaleng alkohol dari dalam kulkas dan membawanya ke taman belakang rumahnya. Hati Isabelle benar-benar kacau dan dia masih sakit hati. Semua kebohongan yang mereka lakukan di depannya membuat dia tidak bisa memaksakan diri untuk berbicara pada keduanya.Dia membuka kaleng alkoholnya dan langsung menenggaknya. Dalam sekali tegukan panjang, dia menghabiskan seisi kaleng itu hingga tumpah ke pakaiannya. Isabelle menghela nafas, menyeka sisa alkohol yang membanjiri dagunya. Isabelle mengingat Valerie. Dia menunduk, air matanya jatuh dan dia menangis sesenggukan hingga dadanya terasa sangat sesak. Dia memukul-mukul dadanya yang seolah terhimpit oleh beban berat, berusaha mencari oksigen agar bisa bernafas lebih leluasa. Namun sesak itu bukan karena jantungnya kekurangan oksigen, melainkan karena semua kekacauan dalam h

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Kita Pasti Akan Menemukannya

    Angin malam yang kencang membuat tubuh Victoria yang terayun-ayun merasakan kengerian yang teramat besar. Dia berteriak meminta agar Emrys menurunkannya. Rasanya dia nyaris pingsan melihat betapa tingginya posisinya berada hingga benda-benda di bawahnya terasa sangat kecil. Victoria menangis, kembali memohon agar Emrys bermurah hati padanya.Hati Emrys tidak tergugah. Dia sama sekali tidak tergerak. Tekadnya sudah bulat sekalipun dia akan membayar apa yang dilakukannya dengan nyawanya sendiri.Dia akan melakukan apa pun, dia sanggup menukar apa pun, hanya jika Valerie bisa kembali.Ketika Emrys hendak melempar tubuh Victoria dari lantai enam belas bangunan itu, tiba-tiba beberapa anggota kepolisian menghampirinya dan berusaha menahannya.“Emrys, jangan.” Sosok kapten yang ditemuinya di villa tadi malam berdiri di sana. “Jangan kotori tanganmu, ini bukan gayamu.”Air mata Emrys mengalir terus dan dia benar-benar tidak berdaya. Bayang-bayang bagaimana Valerie jatuh menari-nari di kepala

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Aku Akan Memberitahumu Dimana Valerie

    “Siapa yang mengganggu malam-malam begini?” Victoria menggerutu kesal saat mendengar bunyi bel pintu terus berdering. Dengan malas dan setengah pusing dia melangkah dan membuka pintu. Namun begitu melihat Emrys berdiri dengan murka di sana, dia membelalak dan buru-buru menutup kembali pintu kamarnya. Dengan kasar Emrys menendang pintu hingga membuat Victoria terpelanting. Wanita itu beringsut mundur dengan gugup dan gemetar.“Di mana Valerie?” Emrys menunduk, meraih kerah baju Victoria dengan kasar dan tatapan dingin mematikan. Rick dan Ky ada di belakangnya. Ketika Emrys mengabari Ky, Ky juga langsung memberitahu Rick. Ky hanya berpikir mungkin Rick melihat keberadaan Valerie, namun karena Rick juga tidak tahu dimana Valerie, dia memutuskan ikut.“Ada apa, Vic?” Cassiel berseru dari dalam kamar mandi ketika dia mendengar saura ribut-ribut.Victoria hendak berteriak, namun dengan cepat Emrys meninju mulutnya hingga berdarah. Victoria tergeletak di lantai, kesakitan dan berlumuran dar

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Aku Menyesal

    Lembaran hitam putih itu membuat jantung Emrys memacu. Tangannya gemetar, wajahnya memutih, dan sekujur tubuhnya gemetar luar biasa. Dia melihat nama Valerie tertera di foto USG itu dan hal itu membuktikan jika kertas foto itu adalah benar milik Valerie. Buru-buru Emrys membuka buku harian Valerie dilembaran dimana kertas foto itu jatuh.Air matanya langsung mengalir begitu membacanya, merasakan kepedihan yang teramat besar dan juga rasa penyesalan. Emrys menggeleng, menolak jika Valerie menyiratkan jika dia sudah menyerah dalam tulisan itu. Dan ketika dia membaca tulisan Valerie yang mengatakan dia hamil, buku harian di tangannya langsung jatuh.“Ha-hamil?” Gumam Emrys kaget. “Anakku? Dia hamil anakku?”Emrys berdiri, memegang kepalanya yang berdenyut karena bingung. Foto USG dan tulisan di buku Valerie sangat mempengaruhinya. Dia tidak menyangka bahwa dalam tubuh Valerie ada janin dimana darahnya mengalir. Janin itu adalah bukti pencapaian tertinggi rasa cinta diantara mereka. Tang

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Apakah Aku Mati?

    “Dia akan mencariku segera ketika mengetahui aku tidak ada di rumah. Apa kamu tidak takut?”Cassiel tertawa. “Takut? apa yang harus ditakuti?”“Jika kamu tidak takut, kenapa kamu bersembunyi selama ini?”Valerie terus bicara, berharap Cassiel kehilangan hasrat untuk membunuhnya. Hanya itu yang bisa dia lakukan saat ini. Dia harus memancing Cassiel terus bicara dan sebisa mungkin tidak menyinggungnya. Jika tidak, meski dengan kekuatan kecil, tubuhnya akan langsung meluncur ke bawah jika Cassiel mendorongnya.“Itu karena perintah pria itu, tahu?” jawab Cassiel santai.“Maksudmu, Dex?” tebak Valerie.Cassiel mengangguk. “Aku harus menuruti ayahku, bukan?”Angin menerbangkan rambut Valerie. Kuncirannya berantakan diterpa angin dan dia kedinginan. Kakinya kaku saat dia menginjak sebuah batu dan batu itu langsung longsor jatuh ke bawah. Valerie memberanikan diri menengok ke bawah. Buih-buih putih terlihat memecah dinding jurang hingga membuat Valerie menelan ludahnya.“Aku tidak ingin mengh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status