Mendadak dipinang Ustaz Idaman

Mendadak dipinang Ustaz Idaman

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-12-16
Oleh:  Ranum AksaraBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
7Bab
7Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Ketika satu skandal, mampu menghancurkan reputasi seorang ustaz muda dalam semalam. Birru, ustaz muda yang terkenal nyaris sempurna sebagai calon suami idaman. Mendadak menjadi bahan cemoohan orang karena munculnya video seorang perempuan mengaku sudah menikah siri dan kini tengah hamil. Disaat semua orang menunggu klarifikasi, yang Birru lakukan justru hal yang tidak diperkirakan sama sekali. Menikah. Bukan dengan wanita tersebut tapi dengan Chalya, seorang dokter di klinik pesantren yang sangat membenci pria agamis karena hidupnya pernah dihancurkan oleh mantan tunangannya dengan mengatasnamakan agama. Apakah pernikahan ini akan menjadi penyelamat, atau justru awal dari ujian mereka yang sesungguhnya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Skandal sang Ustaz

“Orangnya tampan, mapan, kaya raya. Paham agama pula. Yang seperti itu masa kamu tolak?”

Chacha menghela napas panjang mendengar bujuk rayu ibunya. Sekali lagi, wanita paruh baya itu menghubunginya untuk pulang, sekaligus menyampaikan lamaran yang datang. Kali ini dari pria pemilik usaha toko baju yang cukup besar di kampungnya.

Namun, dari foto yang dikirimkan sang ibu pun Chacha tahu kalau standar “tampan” menurut wanita yang melahirkannya itu cukup rendah. Istilah kaya raya dan mapan pun sama saja.

Chacha mungkin akan hidup berkecupan, benar. Tapi ia enggan melepaskan pekerjaannya sebagai dokter–sesuatu yang dituntut oleh pria itu. Dan, lagi Chacha belum siap membangun hubungan baru lagi.

Jika Chacha tidak bekerja, bagaimana ia bisa bertahan jika sewaktu-waktu suaminya meninggalkannya–sama seperti ibunya dulu?

“Nduk? Pulang ya?” bujuk ibunya lagi lantaran Chacha tidak kunjung menjawab. “Percaya sama Ibu. Kamu tidak akan hidup susah kalau menikah.”

“Aku belum bisa pulang, Bu.” Akhirnya Chacha menjawab. “Belum sempat. Banyak kerjaan.”

“Sempatkanlah buat bicara pernikahan. Kamu sudah 25 tahun. Mau menunggu sampai kapan?”

“Aku masih muda, Bu–”

“Setiap hari kamu sibuk di klinik. Bekerja. Kapan dapat jodohnya?” Suara sang ibu terdengar frustrasi. “Pokoknya, kamu harus pulang akhir minggu depan kalau kamu masih mau jadi anak Ibu. Titik!”

Telepon langsung ditutup setelahnya. Membuat Chacha menghela napas.

Dia bukannya tidak mau memenuhi tuntutan sang ibu, tapi pengalaman percintaannya terakhir kali membuat Chacha enggan.

Bagaimana jika calon suami yang dipilihkan oleh sang ibu nanti tahu rahasia Chacha dan turut meninggalkannya seperti mantannya dulu?

Chacha tidak mau dicampakkan sekali lagi. Sudah cukup betapa hancur hidupnya dulu, dicampakkan oleh pria yang ia anggap sebagai imam.

Gadis itu kemudian menatap lorong klinik yang sepi. Seringnya, hampir tidak ada pasien saat ia berjaga. 

Fokusnya kemudian kembali ke ponsel, lalu membuka media sosialnya yang belum sempat ia buka seharian.

Ia melihat teman-temannya mengunggah video trending yang sama. Penasaran, Chacha membuka postingan salah satu akun dakwah yang memiliki puluhan ribu pengikut. 

Postingan itu berisi video seorang perempuan muda mengenakan masker hitam yang tengah berbicara sambil menangis memegangi perutnya.

“Aku nggak bakal minta tolong di depan umum seperti ini kalau dia mau tanggung jawab. Kami memang belum menikah secara resmi, tapi pernah menikah siri. Dia harusnya mau mengakui anak ini, kan? Ini anak kita, Ustaz Birru.”

Pengakuan dan Isak tangis perempuan itu terdengar terbata-bata. 

Kening Chacha mengernyit. “Bodoh! Mau-maunya nikah siri. Nggak ustaz nggak player sama aja, kalau udah gini laki-laki seperti apa yang bisa dipercaya?” gumam Chacha sendiri. 

Penasaran dengan pendapat netizen yang lain, Chacha menggulir kolom komentar.

[Paham sih kenapa mau-maunya nikah siri. Ceramah Ustaz Birru kan sering bikin baper. Ganteng lagi.]

[Laki-laki semuanya sama, sekelas ustaz yang setiap hari membahas kemuliaan wanita saja ternyata menghamili anak orang. Tanggung jawab, Gus.]

[Cari dong ke pesantrennya, kenapa koar-koar di sini?]

[Modus ini mah, biar jadi istrinya Ustaz Birru.]

Di bawahnya masih ada ratusan komentar lain dari yang pedasnya menggila sampai yang membela, semuanya ada. Chacha tidak mau ambil pusing. 

Rasanya ia pernah mendengar nama ustaz itu tapi tidak terlalu mengingatnya. Ia tidak suka dengan pria yang terlalu agamis. Masa lalu mengajarkan dia kalau yang berkedok agama justru orang yang paling menyakitinya sejauh ini. Terbukti lagi dengan video barusan.

Tiba-tiba, terdengar keributan di depan klinik. Membuat perhatian Chacha teralihkan.

“Dokter, tolong!” seru salah seorang pria muda. Tangannya memapah pria yang terlihat sangat kacau. “Ada pasien!”

Wajah pria yang dipapah itu tampak pucat, sementara seluruh tubuhnya basah kuyup dan ada beberapa luka berdarah di dahi dan pipinya. kakinya juga kesulitan untuk berjalan.

Langsung saja, Chacha menyimpan ponselnya.

“Bawa masuk,” titah Chacha segera.

“Kejadiannya bagaimana?” tanya Chacha sembari meraih stetoskop dan kotak obatnya.

“Ustaz Birru kecelakaan, dok. Di jalan besar, persimpangan bawah. Mungkin beliau capek terus mengantuk, kebetulan sedang menyetir sendiri.” 

Degh! Ustaz Birru? 

Bukankah itu nama ustaz yang lagi viral tadi? Yang katanya meninggalkan wanita setelah menghamili?

Namun, ia tetap bersikap profesional.

Di bawah cahaya terang lampu neon, Chacha mulai cekatan mempersiapkan kain kasa, cairan pembersih luka dan plester. 

“Permisi, ustaz. Maaf, izin periksa,” kata Chacha ketika ingin menempelkan stetoskop pada dada Birru.

Pria itu mengangguk pelan. Satu per satu luka di wajahnya Chacha bersihkan, kemudian menutupnya dengan perban.

Sepanjang prosesnya, pria itu hanya menatap lekat wajah Chacha, seolah sedang memikirkan sesuatu–atau mencoba mengingat sesuatu. Namun, Chacha tidak banyak berpikir mengenai hal itu. 

Hujan mengguyur makin deras, tapi dari jendela kaca Chacha melihat beberapa orang tengah melongok ke dalam. 

Sepertinya mereka orang-orang yang butuh berita. Sialnya, saat itu hanya ada dia dan sang ustaz di dalam karena santri yang mengantar tadi sedang mengambilkan baju ganti di pesantren yang letaknya tidak jauh dari klinik.

Mereka berada di ruangan yang berbeda, Chacha di ruang pendaftaran sementara ustaz Birru ada di ruang periksa. 

Namun, beberapa menit kemudian Chacha terpaksa masuk lagi ke ruang periksa karena ponsel yang tergeletak di lantai berdering terus menerus sejak tadi. Pasti saat membawa Birru masuk tidak ada yang sadar kalau ponselnya jatuh.

“Maaf, Ustaz, ponselnya jatuh,” Chacha meletakan ponsel di samping sang ustaz. “Dari tadi bunyi terus, siapa tahu penting.”

Birru melirik sekilas, “Dok, boleh minta tolong?”

“Ya, ada yang sakit?”

“Dokter sudah menikah?”

Chacha mengernyit. “Belum.”

“Ada calon?”

“Kenapa Anda bertanya?”

Albirru membetulkan posisinya di tempat tidur, sebelum berkata, “Menikahlah dengan saya.”

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Tidak ada komentar
7 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status