Istri Mungil Sang Penguasa

Istri Mungil Sang Penguasa

Oleh:  Mirielle  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
16 Peringkat
150Bab
56.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Valerie Riven tidak sengaja menolong adik Emrys Lysander saat akan menjadi korban penculikan. Namun, Valerie tidak menyadari jika tindakannya tersebut membuat nyawanya terancam. Emrys pun menawarkan pernikahan demi keamanannya. Tanpa disadari, perasaan mulai timbul di antara keduanya. Hanya saja, belum sempat mengatakan, mantan kekasih Emrys kembali muncul dan berusaha memisahkan keduanya. Lantas, bagaimana kelanjutan rumah tangga keduanya? Sanggupkah mereka bertahan.

Lihat lebih banyak
Istri Mungil Sang Penguasa Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Nda Alzinda
ceritanya bagus dan semua peran nya pura pura.valeri korban dari semuanya...
2024-04-19 18:22:11
0
user avatar
trias avriliacp
SERUU!!!!!!!!
2024-04-08 02:54:52
0
user avatar
Nda Alzinda
ceritanya bagus
2024-04-06 17:34:33
0
user avatar
Cinta Carissa J Marbun
aku suka yg begini, gk panjang & berbelit² ceritanya, jangan kaya sinetron indosiar .........
2024-03-20 14:23:03
2
user avatar
trias avriliacp
BAGUSS!!!!!!!!
2024-03-19 22:02:57
1
user avatar
Adilah Ismail
terlalu cepat ending nya...semoga ade extra part untuk Isabelle rick ky dan lucy
2024-03-19 13:50:06
1
user avatar
Mirielle
Terimakasih sudah menemani kisah Emrys dan Valerie ya. Kalian hebat ......
2024-03-18 22:53:17
5
user avatar
Adilah Ismail
hiduplah valerie............sakitnya dada sedih sangat
2024-03-16 03:59:53
1
user avatar
Cinta Carissa J Marbun
updatenya dikit², tambahin dong thor, biar gk bosen bacanya
2024-03-07 15:44:36
1
user avatar
Mighty Mouse
sangat bagus. crritanya, susunan katanya. pokoknya bagus
2024-02-05 17:12:04
1
user avatar
Alya Feliz
Bikin penasaran ceritanya. yang kuat ya Valerie
2024-02-04 09:56:07
1
user avatar
Ikabelatrix
Menarik.. ini beneran bikin penasaran.. ditunggu lanjutan ceritanya, ya..
2024-02-02 16:43:54
1
user avatar
Sang_Dewi
waduh, semoga aja Emrys tidak berpaling dari Valerie ya Thor
2024-02-02 11:37:23
1
user avatar
simon
ceritamya bagus, susunan katanya juga bagus
2024-01-29 17:02:11
1
user avatar
Desy Ariedz
bagus ceritax
2023-12-17 22:20:38
1
  • 1
  • 2
150 Bab
Menolong Korban Penculikan
“Tolong aku!”Valerie Riven terpaksa berhenti menulis di buku hariannya lalu menengok ke sebelah kanan saat seorang gadis seumurannya duduk di sebelah kursinya secara tiba-tiba. Dia mengangkat alisnya kebingungan saat gadis itu terlihat siaga, sesekali menengok ke arah belakang. Mau tak mau, Valerie pun setengah berdiri mengikuti arah pandangannya, namun dia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan."Ada apa?"Gadis itu menggenggam tangan Valerie dengan mimik wajah ketakutan. “Tolong! Jika mereka menemukanku, mereka akan menyakitiku.”“Mereka siapa?” Valerie tidak mengerti.“Orang-orang yang menculikku.” Gadis itu terengah-engah dan terlihat menelan ludah. “Aku tahu kamu tidak percaya padaku, namun aku benar-benar minta tolong padamu.”“Apa yang bisa ku lakukan?” Valerie ikut panik. Gadis itu melihat-lihat sekitar Valerie, lalu menunjuk koper besarnya. “Apa kopermu kosong?”Mana ada orang yang bepergian dengan koper besar yang kosong? “Koper itu berisi pakaianku. Memangnya kenapa
Baca selengkapnya
Nyaris Ketahuan
Di sisi lain, Valerie belum bergerak, namun bola matanya berputar menatap gerombolan laki-laki berpakaian hitam itu. Takut gadis yang ditolongnya mungkin tidak bisa bernafas karena Valerie mengunci rapat sleting kopernya, pelan-pelan Valerie melonggarkannya dan membuat jalur udara. Saat salah seorang dari gerombolan itu menengok ke arah Valerie lagi, dia segera menarik tangannya dari koper dan berusaha bersikap normal.Beberapa orang penumpang terlihat kesal saat gerombolan itu secara sengaja memeriksa di sekitar tempat duduk. Sebagian bersikap kasar dan membentak ketika penumpang menolak digeledah. Peluh makin membanjiri wajah Valerie seiring dengan warna wajahnya yang berubah pucat. Bagaimana kalau mereka kembali dan memaksa memeriksa barangnya seperti yang mereka lakukan pada penumpang lain?Tubuh Valerie bergetar hebat saat laki-laki yang menanyainya kembali berbalik. Dia menelan ludah, berpura-pura memejamkan matanya seolah-olah dia sedang istirahat. Dengan erat dia memeluk buku h
Baca selengkapnya
Awal Persahabatan
Kediaman keluarga Lysander.“Tuan Emrys ... Tuan Emrys ... "Ky Alexander, asisten sekaligus kaki tangan Emrys berlari memasuki ruang tengah dengan nafas tersenggal. Dia menatap Emrys, lalu menganggukkan kepalanya.“Nona Isabelle menghubungiku. Aku sudah meminta orang-orang kita yang paling dekat dengan lokasinya untuk menyusulnya segera.”“Benarkah? Di mana dia sekarang?”“Stasiun kereta api Hawe, Tuan.”Emrys menyambar jas hitam dan kaca mata hitamnya. Dia langsung meninggalkan kediamannya begitu Ky menyampaikan kabar tentang keberadaan Isabelle. Mengendarai Mercedes-Maybach Exelero miliknya, dia langsung bergerak menembus lalu lintas yang memadati kota. Dia mencoba tetap tenang, walau kenyataannya sedari tadi, Emrys nyaris pingsan saat mengetahui kabar penculikan Isabelle.Isabelle adalah satu-satunya saudaranya. Terpaut usia hampir enam belas tahun membuat Emrys merasa akan sangat gagal jika terjadi sesuatu pada Isabelle. Isabelle adalah tuan puteri kesayangan Emrys. Dia akan mela
Baca selengkapnya
Pertemuan Pertama
Puluhan –atau mungkin ratusan laki-laki bertubuh tegap dan mengenakan atasan hitam senada dengan bawahannya terlihat memenuhi stasiun. Mereka membentuk sebuah lingkaran dan seorang dengan tubuh kekar dan menjulang terlihat berjalan di tengah. Sebuah bross berbentuk sulur putih tampak disematkan di sebelah kanan atasan yang mereka kenakan.Emrys mempercepat langkahnya saat dia mengetahui akan segera bertemu Isabelle. Anak buahnya sudah memberi tahu mereka jika Isabelle aman dan masih berada di dalam stasiun, dekat dengan sebuah ruangan bekas staff yang tak lagi digunakan. Namun walau mereka mengatakan Isabelle aman, tetap saja Emrys tidak bisa menutupi bias bersalah dari wajahnya.Orang-orang segera menyingkir begitu melihat kerumunan berpakaian serba hitam melintas di dekat mereka. Penduduk di kota Norfolk sudah mengetahui jika ada beberapa kelompok atau geng tertentu di kota mereka, yang biasanya dipimpin oleh orang-orang yang berpengaruh. Persaingan demi persaingan membuat hanya kel
Baca selengkapnya
Aku Menemukannya
“Aku pulang.”Valerie membuka pintu rumah dan seperti biasa dia disambut oleh pemandangan yang setiap hari dilihatnya sejak dia kecil. Barang-barang berserak di lantai, pakaian tercampak ke mana-mana. Setiap sudut rumah itu penuh dengan benda-benda yang seharusnya tidak berada di sana. Valerie menarik nafasnya, kelelahan.Dia baru saja keluar dari masalah pelik yang hampir saja membuat nyawanya melayang. Seharusnya dia bisa istirahat di kamarnya dan meminum teh camomile untuk menenangkan pikirannya. Namun bukannya ketenangan yang didapatnya setiba di rumah, melainkan pekerjaan yang menumpuk.“Minta uang!”Momnya, Lissa Stuart berdiri di depannya dengan penampilan urakan. Rambut sebahunya berantakan karena nyaris tak pernah disisir atau dibersihkan. Sebatang rokok yang masih menyala terselip di antara kedua sudut bibirnya. Dia mengenakan atasan tank top dan celana pendek di atas lutut yang membuat Valerie sedikit tidak nyaman.“Aku baru saja kembali dari pemakaman Granny. Aku tidak pun
Baca selengkapnya
Mereka di Sini!
Setelah selesai mengerjakan seluruh pekerjaan rumahnya dan juga membersihkan dirinya sendiri, jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam saat Valerie merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia menatap langit-langit kamarnya, merenung dengan kehidupan yang seolah tidak berpihak padanya. Saat masuk ke dalam keluarga Riven, usianya hanya enam tahun. Dan sekarang dia sudah berusia sembilan belas tahun. Itu artinya dia sudah kurang lebih tiga belas tahun menjalani hidup yang tak manusiawi seperti ini.Valerie memejamkan matanya saat tiba-tiba wajah Emrys membayang di otaknya. Valerie segera membuka mata, duduk sembari menggelengkan kepalanya.Astaga, kenapa aku bisa membayangkan wajahnya begitu aku memejamkan mata? Aku hanya sekilas menatapnya, bagaimana bisa dia langsung diam dalam memoriku?Saat ponsel yang diletakkannya di atas nakas berbunyi, Valerie hampir saja melompat karena kaget. Dia sedang terhanyut dalam angannya sendiri tentang Emrys saat benda pintar itu berdengung.
Baca selengkapnya
Undangan Makan Malam
"Aku juga merasa ada yang mengikutiku sore itu saat aku kembali naik ke kereta api.”Lewat sambungan telepon, Valerie dan Zach bertukar kabar dan Valerie segera memberitahu Zach soal apa yang dialaminya tadi malam. Valerie menuang susu segar yang diambilnya dari dalam kulkas ke dalam sebuah gelas. Dia kembali mengintip dari celah jendela ruang tengah dan orang-orang suruhan Emrys masih di sana. Sambil menumpukan pinggulnya ke sisi meja, dia meminum susu di gelasnya beberapa teguk.“Lalu, bagaimana caramu menghindar?” tanya Valerie penasaran.“Apa lagi? Aku berhenti di pemberhentian yang bukan tujuanku. Aku buru-buru keluar secepat mungkin, berusaha berbaur dengan kepadatan penumpang lalu kembali naik ke kereta api di arah yang berlawanan.”“Berarti kamu harus naik turun sebanyak empat kali?”“Benar sekali.”Valerie tersenyum. Ide yang sangat bagus. Dibandingkan dirinya yang langsung melengos pulang, Zach jauh lebih mempersiapkan semuanya. Selama hidup Valerie memang tidak pernah berhu
Baca selengkapnya
Malam Penculikan
“Aku sudah meminta seseorang menjemputmu.” ucap Isabelle lewat sambungan telepon pada Valerie. “Zach juga sudah ku hubungi. Karena dia sekalian ada urusan di luar, dia menolak untuk dijemput. Dia akan datang sendiri dan aku sudah memberi alamatku.”Valerie tidak menyahut saat mendengar suara Isabelle lewat speaker yang dinyalakannya. Dia menatap isi lemarinya, memilah-milah mana pakaian yang tepat yang bisa digunakannya ke jamuan khusus keluarga Lysander. Namun kapan dia membeli gaun terakhir kalinya? Mungkin sekitar tiga atau empat tahun yang lalu, dan semua isi lemarinya hanyalah pakaian kasual yang jelas tidak pantas digunakannya.Kehabisan ide, Valerie membawa ponselnya ke kamar Lissa. Senja seperti ini, Lissa sudah keluar menuju cafe. Itu sebabnya Valerie bisa masuk ke kamarnya dan mengecek isi lemari Lissa, siapa tahu dia menemukan pakaian yang bisa digunakannya.“Hei, apa kamu mendengarku?” Valerie mendengar suara teriakan Isabelle. Dia tersenyum, lalu menggumam pelan.“Aku se
Baca selengkapnya
Malam Penculikan (II)
“Aku tidak bisa menghubunginya.” Isabelle menaiki anak tangga dan nyaris menangis di hadapan Emrys. Dia, Emrys dan Ky berdiri di teras kediaman Lysander saat supir yang diperintahkan oleh Ky memberitahunya jika rumah Valerie kosong. Isabelle menunjukkan isi pesan yang dikirim Valerie padanya yang memberitahu dia jika Valerie sudah di jalan.“Ke mana dia sekarang? Siapa yang membawanya?” Isabelle terlihat sangat panik. “Emrys ...” Dia memegang lengan Emrys yang berdiri diam layaknya patung.“Belle, tenanglah,” ujar Emrys pendek. “Kita akan menemukannya.”“Belle.”Zach yang baru saja tiba berlari menaiki anak tangga dan bergabung dengan Isabelle, Emrys dan Ky di teras. Dia menundukkan kepalanya menyapa Emrys dengan nafas tersengal. Saat Isabelle mengabarinya jika Valerie dijemput oleh orang yang bukan suruhan keluarganya, perasaan Zach langsung tidak enak. “Bagaimana? Apa sudah ada kabar dari Valerie?” ujarnya lagi.Isabelle menggeleng. “Tidak ada. Tapi orang-orang Emrys sudah bergerak
Baca selengkapnya
Upaya Penyelamatan
Valerie menatap tajam mata Cassiel dengan berani saat laki-laki itu duduk di depannya. Seolah ingin memberitahu Valerie jika hidupnya berada di tangannya, Cassiel terlihat menyibak jasnya, menampakkan senjata api di pinggangnya dengan sengaja. “Untuk ukuran seseorang yang baru mengenal Isabelle, kamu cukup ikut campur terlalu banyak.” serunya lagi.“Aku hanya berniat menolongnya.” sahut Valerie.Cassiel tersenyum mengejek. “Memangnya kamu siapa? Kenapa kamu menolongnya?” Dia berbisik tepat di wajah Valerie.“Walau dia bukan Isabelle, jika seseorang meminta tolong padaku, aku akan menolongnya.” balas Valerie lagi.Cassiel tertawa terbahak-bahak, menoleh ke belakang hingga dua orang dibelakangnya juga ikut tertawa “Benarkah?” serunya. Saat tawanya selesai, maka tawa dua orang di belakangnya juga selesai. “Kamu merusak semua hal yang sudah ku susun dengan rapi.”“Berapa usiamu?” tanya Valerie kemudian. “Isabelle hanya gadis berusia sembilan belas tahun. Tidakkah kamu merasa kamu terlalu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status