Share

Bab 4. Pembalasan dari Elena

Setelah berucap demikian, Kenneth keluar ruangan, sedangkan wanita itu melakukan aktivitas yang sudah seharusnya atau akan disiksa lagi. Dia menitikkan air mata begitu mengingat kejadian sebelum dia menginjakkan kaki di Phoenix.

Saat itu di Michigan, seorang wanita berpenampilan mewah melangkah cepat mendekati rumah kecil di ujung jalan di mana ada sosok wanita lugu di sana. Begitu sampai, dia langsung berteriak, "Claire, kau harus ikut denganku!"

"Chloe?"

Wanita angkuh bernama Chloe adalah saudari kembar Claire Dakota. Mereka sudah lama berpisah karena sifat keras kepala wanita itu. Dia tidak mau hidup sederhana bersama ayahnya yang sudah sakit-sakitan sementara ibunya menikah lagi.

"Kau tidak perlu terkejut, sekarang ikut denganku!" geram Chloe menarik paksa lengan Claire.

Mereka melangkah sedikit menjauh dan berhenti di tempat yang sepi. Wajah keduanya begitu mirip seolah manusia yang berdiri di depan cermin. Hal yang membuat mereka terlihat berbeda hanyalah polesan make up Claire yang natural karena sifatnya yang lugu.

"Kau, lakukan sesuatu untukku!"

"Lakukan apa, Chloe?"

Chloe pun menjelaskan kalau saudari kembarnya harus pergi ke Phoenix untuk menggantikan dirinya sebagai istri Kenneth Wilson dengan tujuan mengambil hati lelaki itu agar memudahkan Chloe merebut Nicholas kembali.

Tentu saja Claire menolak tepat ketika dia melihat foto suami Chloe sekeluarga. Walau belum pernah bertemu, dia tetap bisa merasakan bagaimana kejamnya mereka semua. Namun, wanita licik itu tetap memaksa saudarinya dengan dalih kalau suaminya sekeluarga tidak sekejam itu.

"Kalau mereka mencintaimu, maka lakukan tugasmu sendiri. Kenapa aku harus menurut? Kau tidak tahu aku sedang menjaga ayah yang sakit? Apalagi selama ini kau tidak pernah menjenguk kami!" ketus Claire memalingkan pandangan.

Wanita licik itu tersenyum miring. "Kalau kau tidak pergi ke Phoenix, maka kau harus siap melihat ayah meregang nyawa!"

Claire tersentak. Dia sangat tidak menyangka kalau saudarinya tega melakukan hal itu. Wanita lugu itu yakin kalau ucapan Chloe barusan bukan sekadar ancaman.

"Bagaimana, Claire? Kau akan ke Phoenix dan berpura-pura menjadi aku agar bisa mengambil hati Kenneth dan Nicholas atau tetap di Michigan dan melihat Jonathan meninggal?"

"Jangan memanggil ayah dengan namanya!" sentak Claire. Matanya memerah melihat tingkah Chloe yang kurang ajar.

Sejak kecil, wanita itu sudah sangat licik. Dia bahkan tidak pernah mau menjaga perasaan ayah dan ibunya. Dia benar-benar iblis yang menjelma sebagai manusia dan selama ini Claire merasa hidup tenang dengan kepergiannya.

Sekarang dia kembali dengan ancaman, hal itu membuat Claire tidak bisa berkutik. Dia setuju untuk mengikuti permainan saudari kembarnya. Bagaimana pun juga, nyawa sang ayah jauh lebih berharga.

"Baiklah, hanya merebut hati suamimu, kemudian kita bertukar peran, bukan? Asal kau berjanji bisa menjaga ayah!"

Chloe tersenyum menang, dia mengulurkan tangan yang langsung disambut baik oleh saudarinya. "Deal!"

Sejak saat itu mereka bertukar peran. Claire berangkat ke Phoenix, sementara Chloe tinggal di Michigan bersama orang kepercayaannya untuk merawat Jonathan. Semua berkas telah dia persiapkan jauh sebelum menemukan Claire.

***

"Sekarang kau akan menghukumku seperti apa?" tanya Claire begitu selesai. Kini dia merasa pasrah dan tentu saja ada banyak penyesalan yang menyelimuti hatinya.

"Kau harus melakukan sebuah tugas baru dan kau tidak berhak untuk menolak." Lelaki itu berdiri hendak melangkah pergi, tetapi tangannya sudah dicekal lebih dulu oleh Claire.

Wanita yang tengah memakai pakaian mewah itu bertanya, "beritahu aku, kau akan membawaku ke mana?"

"Tenang saja, Nyonya Chloe, kau tidak usah risau." Kenneth menjeda kalimatnya dengan tawa. "Kau tentu bangga mengenakan pakaian itu bukan? Semua orang akan kembali menunduk hormat jika kau berjalan di dekatku. Bagaimana, kau tertarik untuk kembali ke tempat di mana orang-orang ketakutan melihatmu?"

Claire membuang pandangan begitu mendengar jawaban Kenneth. "Tempat apa? Apa kau akan menjadikanku seorang nyonya?"

Menjadikan Chloe seorang nyonya setelah melakukan banyak kesalahan besar? Omong kosong apa itu. Semut pun akan tertawa jika mendengar lelucon dari Chloe, pikir Kenneth.

Tidak ada jawaban membuat wanita itu terpaksa mengikuti langkah Kenneth karena protes pun tidak akan membuahkan hasil. Dia jadi penasaran dengan tempat yang dimaksud lelaki kejam tadi.

Mobil mewah yang mereka tempati membelah jalan. Kenneth terus memandang Claire yang menatap ke luar jendela seperti tidak merasa nyaman duduk berdua dengan lelaki. Pikiran Kenneth kacau, dia secara tidak sadar mengagumi kecantikan wanita itu.

"Kau begitu profesional, Chloe. Aku bahkan tidak menduga dengan kejutan ini!"

"Apa maksudmu?" tanya Claire tanpa mengalihkan pandangan.

"Tentu saja aku terkejut dengan perubahan namamu yang mendadak. Bahkan kau harus pura-pura kehilangan kartu identitas. Hanya orang bodoh yang percaya bahwa kau bukan Chloe. Wajah dan tinggi badanmu begitu sama seperti dulu."

"Bagaimana jika aku bisa lebih baik dari Chloe yang selalu kau bicarakan?" Kini Claire kembali berani menatap tatapan menusuk dari Kenneth.

Percayalah, saat ini Kenneth ingin meledakkan tawa mendengar Claire ingin terlihat lebih baik. Ternyata sampai sekarang wanita itu tidak mau mengakui dirinya sebagai Chloe Dakota.

Para pelayan saja saling berbisik begitu melihat kedatangan wanita malang itu bahkan ketika Kenneth lewat, dia tidak sengaja mendengar salah seorang dari mereka berkata kalau sebentar lagi mansion akan kembali terasa seperti di neraka.

"Kau mungkin bisa mengubah namamu, tetapi sikapmu tidak. Kalau kau bisa lebih baik dari sebelumnya, maka aku yakin itu hanyalah trik agar kau kembali ke dalam keluarga Wilson, bukan? Kau begitu menyedihkan, Chloe. Apa kekasihmu sudah membuangmu?"

"Hinaan yang kau beri sama sekali tidak melukai hatiku, Ken. Kau sendiri sudah mendengar berulang kali kalau aku ini Claire, tetapi sepertinya kau sangat merindukan Chloe sehingga menganggap aku adalah dirinya." Wanita itu tersenyum licik.

Kenneth ingin marah, tetapi berusaha menyimpannya dalam hati. Sekarang bukan waktunya mengomel pada wanita itu karena sebentar lagi dia juga akan mengemis memohon ampun.

Ketika mereka turun dari mobil, Claire terpukau melihat sebuah bangunan yang sangat megah dan besar. Hatinya mengaku kagum, tetapi berusaha dia tepikan ketika melihat seorang anak kecil sedang menatap mereka tanpa senyum.

"Hai, Nicholas. Apa kau tertarik dengan wanita yang berdiri di sana?" Tunjuk Kenneth pada Claire yang berdiri kikuk.

"Aku bahkan tidak peduli jika ada wanita yang datang bersamamu," jawab Nicholas lantas berlalu diikuti seorang pengasuh.

Anak itu sangat cuek dengan siapapun termasuk ayahnya sendiri. Bagaimana tidak, selama ini dia hidup dalam tekanan dari keluarga sendiri. Tidak ada pula yang mau berteman dengannya karena Nicholas terlalu pemarah.

Seperti anak broken home pada umumnya, Nicholas sangat mudah marah sekalipun pada hal kecil. Dengan sifatnya yang dingin itu membuat para pengasuh mengundurkan diri. Namun, bukan itu pekerjaan penting yang dimaksud Kenneth sebelumnya.

"Ikut denganku!" perintah Kenneth pada Claire.

Wanita itu menurut, dia melangkah mengekori Kenneth sampai melewati pintu utama. Para pelayan yang sibuk bekerja melongo bersamaan melihat kehadiran wanita yang mereka anggap adalah Chloe. Bahkan Keily juga Elena yang sedang berbincang di dekat tangga sama terkejutnya.

"Ken, kau sudah gila?" tegur Elena marah. "Kenapa kau membawa Iblis ini kembali, hah?"

"Kau tidak harus membawanya ke sini kalau memang merindukannya, Ken. Aku curiga dirimu sudah di bawah kendalinya!" tambah Keily.

"Diamlah karena ini bukan urusanmu!" sentak Kenneth sambil melangkahkan kakinya menaiki anak tangga. Kembali Claire mengikutinya di belakang.

Beberapa pelayan memutar badan menghindari Claire, mereka begitu takut sehingga tanpa sadar kedua kakinya sudah gemetaran di bawah sana.

"Ken, kenapa kau membawa Chloe kembali? Kau tidak takut ayahmu akan marah?" teriak Elena.

Kenneth menerima telepon, kemudian pergi begitu saja. Claire yang semula berani mendadak gemetaran begitu berhadapan dengan Elena dan Keily. Tatapan kedua wanita di hadapannya sangat tidak bersahabat sehingga tanpa aba-aba, Claire mundur satu langkah.

"Hey, Manusia Iblis. Apa kau tidak malu kembali ke sini setelah melakukan banyak dosa?" tanya Elena.

"Apa kau sudah tuli, Chloe?!" bentak Keily.

Amarah Elena langsung memuncak. Dia kemudian meminta dua pelayan untuk menyeretnya ke sebuah taman di mansion itu. Claire menjerit meminta tolong, tetapi sekali lagi tidak ada yang berani mendekat.

Elena berpikir ini adalah saat yang tepat untuk membalaskan dendam pada Chloe yang selalu menentang dan mematahkan argument-nya di mansion itu. Elena berpikir bahwa Chloe sudah kehilangan sebagian ingatannya sehingga takut melawan.

Claire dilempar ke kursi panjang, kemudian ditampar berulang kali oleh Keily atas perintah Elena. Mereka berdua tertawa keras setelah harus menyimpan dendam selama tujuh tahun.

"Kenapa kau menamparku? Apa kau begitu bodoh sehingga tidak bisa menghormati orang lain?" teriak Claire menahan perih di pipinya.

"Menjijikkan!" umpat Elena, "apa kau tahu cara menghormati orang, Chloe?"

"Siapapun kau, kau tidak punya hak menyentuhku, maka enyahlah dari sini!"

Keily dan Elena kembali tertawa bersama. Mereka berpikir bahwa wanita itu sedang bercanda. Sejak kapan dia memiliki hak untuk membela diri? Selama ini, siapa yang lemah akan selalu berakhir menyedihkan.

"Aku hanya keluar sebentar dan kalian sudah mengambil alih tugasku?" Tiba-tiba Kenneth kembali bagai seorang dewa penolong.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status