Share

4. Diculik

last update Last Updated: 2022-03-23 13:21:57

Mobil Kijang biru tua yang dikemudikan Lek Dirman merayap menembus malam pekat dan kabut yang dingin keluar dari kota Purworejo menuju arah timur.

Pak Bima sudah bertekad akan pergi sejauh mungkin agar Seno tidak bisa menemukan mereka. Terutama Alena, gadis itu harus disembunyikan.

Di bagian bangku jok belakang, Alena dan Ibunya duduk meringkuk berpelukan. Sedang Arman duduk sendiri di bangku tengah dengan pandangan kosong melihat pemandangan luar yang gelap dan penuh kabut.

Pukul tiga pagi kendaraan mereka memasuki kota Yogyakarta. Masuk kota ini, jalan sudah mulai ada aktifitas meski masih pagi buta. 

 Bima memutuskan untuk beristirahat sejenak di pinggir jalan sambil membeli sarapan nasi gudeg. Mereka duduk berjejer sambil menikmati suasana jalan raya yang masih lengang.

Tidak ada tawa maupun senda gurau antara mereka. Semua tenggelam dalam pikiran masing-masing dan kesedihan karena harus meninggalkan rumah yang sudah belasan tahun mereka tinggali.

Mereka melanjutkan perjalanan kembali menuju arah timur dan mulai masuk kota Klaten.

"Yah, kok sepertinya Arman merasa sejak kita makan tadi seperti ada yang mengawasi ya? Itu mobil sedan putih dibelakang kita, seperti mengikuti dari tadi."  Arman menunjuk sebuah mobil yang melaju tidak jauh dibelakang kendaraan mereka.

"Mungkin mereka juga mau ke arah Solo, Mas Arman," sahut Lek Dirman mencoba menenangkan anak majikannya, meski ia sendiri juga terlihat ragu dan sesekali melirik spion.

Alena yang mendengar pembicaraan itu segera menoleh ke belakang untuk memastikan. 

"Plat Jakarta ...," gumamnya dengan perasaan waspada. Arman yang mendengar gumaman adiknya ikut menoleh ke belakang. 

"Yah, plat Jakarta," ulang Arman memberitahu ayahnya.

"Coba tambah kecepatan, Man. Atau belok di depan itu ada jalan ke kanan. Kita lihat, masih mengikuti tidak mobil itu," perintah Pak Bima.

Dirman segera memberi tanda sein ke kanan untuk berbelok. Mereka masuk dalam area persawahan yang luas dan sepi. Sesekali ada pengendara sepeda ontel khas petani membawa rumput.

Tapi mobil putih itu masih berada dibelakang mereka. Seakan memang sengaja membuntuti dan semakin menambah kecepatan.

"Mereka pasti suruhan Om Seno, Yah!" seru Arman panik.

Tanpa disuruh, Dirman segera tancap gas dan mencoba menghindari mobil dibelakang. Kejar-kejaran pun tidak bisa  dihindari. Dan mobil sedan putih di belakang semakin melaju dengan kencang dan berkali berusaha menyenggol badan mobil yang dikendarai Lek Dirman. Mobil berguncang dan semua yang di dalam, berpegangan dengan was-was.

Tiba-tiba ada sebuah mobil jeep hitam dari belakang yang melaju dengan kencang dan menyalip mobil Pak Bima dari samping. 

Dirman yang tidak siap, membanting stir ke kiri. Tapi nahas, mobil hilang kendali dan meluncur masuk ke dalam sawah.

Bruk! 

Bug!

Kegaduhan terjadi di dalam mobil. Meski kedalaman sawah tidak begitu dalam, tapi tetap saja membuat mereka merasakan sakit di badan. Satu-persatu keluarga Bima keluar dari mobil tua itu.

Dirman yang keluar pertama membantu Arman kemudian Lena juga ibunya.

Mereka tertatih keluar dari pematang sawah yang berlumpur, bersamaan dengan mentari yang keluar dari peraduannya dengan malu-malu dari ufuk timur. Mereka naik dengan perlahan ke atas tanah yang lebih tinggi, mobil sedan putih dan jeep hitam telah terparkir manis di depan mereka bersama beberapa orang berbadan kekar yang sengaja menunggu keluarga Bima.

Bima tampak meneguk ludah dan mengusap muka, cemas. Sedang Arman langsung waspada dan bersiap menyerang.

Lima orang berbadan kekar itu mulai maju. Mereka mengeroyok Arman yang terlihat paling depan dan seakan menantang mereka. Perkelahian tidak seimbang pun terjadi. Dalam waktu singkat, para preman berhasil meringkus  Bima, Arman beserta Lek Dirman. Mereka mengikat tangan ke tiganya dengan tali.

Bu Marini memeluk erat putrinya dengan gemetar. Ia ketakutan melihat suami dan anak laki-lakinya tidak berdaya.

Seorang lelaki dengan tato di leher menghampiri mereka dan menarik gadis itu dengan paksa. Seperti apapun sang Ibu mempertahankan, ia tetap kalah dengan lelaki itu. Bahkan, Marini terdorong hingga jatuh terjerembab.

"Lepaskan anakku. Katakan pada Seno, kami harus menebus dengan apa agar Lena tidak kalian ambil?" teriak wanita setengah baya itu histeris.

Orang-orang itu tidak peduli dengan teriakan histeris keluarga Bima. Karena mereka hanya menurut pada satu perintah yang harus membawa gadis cantik itu dari keluarganya.

"Brengsek kalian! Lepaskan aku. Ayo lawan aku satu-satu, jangan seperti pengecut." Arman berusaha melepaskan ikatan tangannya dan mencoba menendang mereka. Alena terisak tak berdaya melihat keluarganya.

Teriakan sumpah serapah di pagi itu hanya bagai angin lalu yang tiada guna. Karena mereka hanya menginginkan Alena.

Dengan kasar mereka mendorong tubuh Alena agar masuk ke dalam mobil putih. Tiba-tiba Arman datang dengan tangan masih terikat dan menendang salah seorang preman hingga jatuh tertelungkup.

Perbuatan Arman membuat mereka murka dan menghajarnya tanpa ampun. Teriakan dan jeritan keluarga  Bima tidak membuat mereka berhenti, malah semakin menambah kalap.

Setelah puas, mereka meninggalkan mereka dengan Arman yang terluka parah.

Alena hanya bisa menangis melihat semua itu dari dalam mobil yang semakin menjauh meninggalkan keluarganya. Ia masih sempat melihat Ibunya yang jatuh pingsan sebelum pandangannya juga kabur dan gelap.

 "Le-Lena ...." Bima luruh di tanah dengan tergugu. Ia tidak bisa menyelamatkan putrinya. Bahkan Arman, putranya tergeletak bersimbah darah dan tak sadarkan diri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Machel Malayeka
Kasihan Alena
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Palsu sang Milyarder   106. Akhir dari segalanya

    Empat tahun kemudian."Ah … terimakasih. Ini bagus sekali. Tidak menyangka bertemu dengan orang Indonesia yang menjadi seniman jalanan." Seorang gadis tertawa senang melihat hasil lukisan dengan latar menara Eiffel.Gadis itu menyodorkan selembar uang kertas euro, namun ditolak oleh pria itu. "Tidak. Terimakasih. Itu untuk kenang-kenangan kamu saja," balasnya datar tanpa senyum."Oke, tampan. Siapa namamu? Kelak kita akan ketemu di Indonesia."Pria itu hanya diam sambil sibuk membereskan peralatan gambarnya lalu pergi sengan tak acuh membuat dua gadis yang baru saja di lukisnya termangu.Ia berjalan dengan menenteng kotak peralatan gambar menuju ke sebuah apartemen. Ia masuk ke sebuah lift dan naik ke dalam.Tidak berapa lama, ia membuka sebuah pintu dan yang terhidu hidungnya pertama adalah bau telur goreng."Pas sekali Tuan pulang saat makan siang," teriak Randy."Apa kamu tidak bisa memasak selain telur?" ketusnya sambil menyeduh secangkir cappucino.Randy tertawa kecil dan menghi

  • Istri Palsu sang Milyarder   105. Perjalanan hidup

    Dua pria paruh baya yang dulu pernah mempunyai masa lalu kelam itu duduk saling berhadapan. Pria dengan setelan jas dan terlihat mewah juga berkelas, memandang datar pada pria dengan seragam biru dan ada nomer identitas itu."Apa kabar Seno?""Seperti yang kamu lihat, Dhanu.""Apa yang akan kamu bicarakan padaku?" tanya Dhanu langsung tanpa basa-basi."Kamu tahu bahwa aku telah kehilangan segalanya. Juga kehilangan putra semata wayang ku. Aku di sini tidak akan mengemis padamu atau berharap belas kasihanmu. Tidak Dhanu. Namun … aku hanya ingi kamu tahu tentang putramu. Aku ingin kamu tahu, sebelum kematian merenggut ku.""Apa maksudmu Seno? Putraku siapa?"Pria itu terkekeh. "Tentu saja Elmer. Putra bungsumu itu yang juga telah membunuh putraku, Davin.""Ada apa dengan putraku Elmer?""Kamu terlalu lugu selama ini, Dhanu. Jiwa psikopat dalam tubuh putramu itu bukan kebetulan. Tapi, semua itu ada yang mengendalikan.""Seno, apa maksudmu? Bicaralah yang jelas!" Tuan Dhanu mulai terpanci

  • Istri Palsu sang Milyarder   104. Surat untuk Kaindra

    "Apa yang membuatmu jadi seperti ini?""Aku tidak tahu. Yang aku tahu, iblis itu telah berhasil menguasaiku.""Kamu bisa mengendalikannya. Kamu masih punya sisi baik jauh dari dalam jiwamu.""Tidak. Aku sudah mencoba dengan sekuat tenaga, tapi hanya kehancuran yang aku berikan pada orang-orang terdekat ku.""Tidak kah kamu tahu, hidup wanita itu hancur?""Aku tahu dan aku lebih hancur darinya. Tapi, paling tidak, aku tidak melihatnya menangis lagi di depan mataku. Karena aku benci melihatnya menangis.""Dan kamu terlalu egois. Sekarang dia tidak hanya menangis, tapi juga hancur. Kamu menghancurkannya Elmer!""Aku tahu! Aku melakukan semua ini demi kebaikannya. Meski dia hancur sekarang, tapi dia tidak akan pernah melihat wajah bengis ku. Tidak akan pernah melihat tatapan nyalangku. Dan yang pasti … aku tidak akan pernah berusaha menyakiti dan membunuhnya. Aku … aku sakit dan selalu terluka melihat sorot ketakutan dan cemas di matanya. Lebih baik aku hidup sendiri dengan cintaku. Cinta

  • Istri Palsu sang Milyarder   103. Kabar bahagia dan buruk

    Tuan Dhanu dan Nyonya Merry menyambut kedatangan Alena dengan hangat. Meski mereka kaget kenapa tiba-tiba menantunya ini datang tiba-tiba. Firasat Tuan Dhanu sudah tidak enak dengan kedatangan Lena yang sendiri.Namun, akhirnya ia mengerti setelah Doni menceritakan semuanya."Jadi Elmer hampir membunuh Lena?" Kaindra termangu dengan gusar."Ini yang papi takutkan selama ini. Elmer bisa sewaktu-waktu menyakiti istrinya. Doni … apa menurutmu yang membuat Elmer menjadi beringas seperti itu? Kamu dan Randy yang setiap hari bersamanya."Doni meneguk ludahnya. "Menurut saya dan Randy, penyebabnya adalah ketika Tuan Elmer melihat makam Sonya. Dendam dan sakit hati yang sudah lama terpupuk pada wanita itu dan belum sempat di tuntaskan menjadi penyebabnya. Selama bersama Nyonya Alena, Tuan bisa melupakan wanita itu, karena Nyonya Lena selalu mengalihkan perhatiannya dan selalu membuatnya bahagia.Tapi, karena kejadian itu. Kejadian penyekapan dan penyiksaan terhadap Nyonya Lena dan akhirnya be

  • Istri Palsu sang Milyarder   102. Rasa

    Langit sepertinya mengerti perasaan dua anak manusia yang sedang gundah. Ia menurunkan hujannya di siang itu.Rumah yang sebelumnya terlihat ceria karena selalu terdengar senda gurau dan tawa membahana dari kamar sang majikan, kini semuanya terasa senyap.Elmer termangu memandangi tetesan hujan di luar sana melalui jendela kamar Randy. Hatinya sakit dan terluka mengingat kejadian tadi malam. Entah apa yang terjadi padanya. Kenapa kini, ia merasa sisi gelap dalam jiwanya semakin besar dan tak dapat ia kendalikan.Sejak saat itu. Saat ia melihat makam Sonya dan ingin membongkar makamnya dan mencabik-cabik mayatnya yang mungkin sudah menjadi belulang.Sejak saat itu. Saat ia mencekik Vena dan akan membunuhnya kalau tidak di halangi oleh Lena, istrinya.Ia merasa sangat benci pada Lena saat itu karena menghalanginya untuk membunuh Vena. Sisi gelap jiwanya seakan memberontak dan ingin memberi pelajaran pada Lena. Ia ingin Lena tahu, betapa sakit hatinya pada kembarannya itu. Dan ia tidak m

  • Istri Palsu sang Milyarder   101. Kenapa Elmer?

    Lena menggeliat karena ia merasa kedinginan. Saat membuka mata, ia tak menemukan Elmer memeluknya seperti biasa. Bahkan suaminya itu juga tidak menyelimutinya sama sekali. Ia beringsut bangun dan mengedarkan pandang ke sekeliling kamar dengan pencahayaan temaram itu.Ia sangat terkejut ketika melihat Elmer duduk diam di sofa. Lena segera mengenakan pakaiannya dan mendekati suaminya."Sayang … kenapa kamu tidak tidur?"Elmer diam tak menjawab. Matanya kosong menatap ke depan."Elmer …." Lena semakin mendekatinya dan kini ia dapat melihat dengan jelas wajah Elmer yang beringas. Ia tersentak dan menelan ludah. *Elmer … sayang." Lena mengulurkan jemarinya perlahan untuk mengusap wajahnya. Namun, laki-laki itu tetap diam dengan raut masih menakutkan.Lena duduk di samping Elmer dan memeluknya. Ia tidak tahu kenapa wajah suaminya kembali seperti itu, karena selama dua hari setelah kejadian di rumah Gurat, Elmer sudah baik-baik saja. Bahkan mereka baru saja mengalami pelepasan hingga tiga k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status