Ketika manajer membuka pintu, terlihat Sonia yang sedang bahagia. Sebelum sempat menyapanya, Sonia langsung melewati manajer dan langsung menghampiri Diana."Diana, biar kuberi tahu sebuah kabar baik," ucap Sonia dengan gembira. Dia duduk sambil menarik tangan Diana, lalu berkata dengan tidak sabar, "Aku sudah bekerja sama dengan Quentin Jewelry. Prosesnya lebih lancar dari dugaanku."Diana tertegun sejenak. Dia baru teringat Sonia pernah membahas tentang bisnis perhiasan saat di bandara. Lantaran tiba-tiba ingat dirinya pernah menjanjikan sesuatu kepada Sonia, Diana pun berkata, "Aku lupa menemui Peter. Sekarang ....""Nggak perlu. Aku sudah menemui Peter. Sekarang, aku sedang menunggu balasannya. Tapi, hal itu nggak penting. Yang lebih penting adalah aku sudah bekerja sama dengan Quentin Jewelry. Dengan popularitas Quentin yang sekarang, bisnis ini pasti akan jadi besar," sela Sonia.Begitu selesai berbicara dengan Andre, Sonia bergegas menemui Diana untuk berbagi kegembiraan. Dia aw
Jadi, Diana mencari alasan untuk meminta manajernya pergi. Dia berucap, "Waktu untuk makan hampir tiba. Pergilah beli makanan. Hari ini, aku akan traktir Sonia makan."Manajer menyahut dengan gembira, "Oke. Kita harus layani Nona Sonia dengan baik."Setelah manajer pergi, Diana bertanya kepada Sonia, "Apa ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan denganku?""Ya." Sonia meraih tangan Diana, lalu berujar dengan pelan, "Diana, aku mau kita melawan Chelsea bersama-sama. Chelsea sudah menghancurkan Keluarga Mulyana dan merebut Ferdy darimu. Dia sudah sering menindas orang. Kita nggak bisa membiarkan dia terus berbuat seenaknya, 'kan?"Diana tertegun saat mendengarkan perkataan Sonia. Dia menggeleng seraya menimpali, "Kita nggak akan bisa menang melawannya." Saat itu, dia hanya memainkan sedikit trik terhadap Lindsey. Pada akhirnya, dia sendiri yang dirugikan. Kini, dia bahkan tidak bisa melindungi diri sendiri. Bagaimana caranya melawan Chelsea?"Sonia, sekarang aku nggak bisa membantumu," kata
"Pak Ferdy, asisten Pak Kendrian menelepon untuk membatalkan rapat. Katanya Pak Kendrian mengalami kecelakaan mobil di persimpangan Tibera. Sekarang, dia sudah dibawa ke rumah sakit," lapor Irfan.Mendengar ini, Ferdy langsung berdiri dan bertanya, "Di rumah sakit mana?""Rumah Sakit Sentral," sahut Irfan. Melihat Ferdy berjalan keluar, Irfan bergegas menyusulnya.Kejadian ini terlalu tiba-tiba. Diana tidak berhasil mengadang Ferdy. Saat ini, dia berada di dalam ruang rapat sendirian. Dia bertopang pada meja dan duduk di kursi secara perlahan. Dia memikirkan respons Ferdy yang barusan. Reaksinya ... terlihat seperti tidak tahu tentang video itu.Berdasarkan karakter Ferdy, dia pasti akan mengancam Diana untuk membatalkan pernikahan jika benar-benar menonton video itu. Begitu memikirkan ini, Diana tiba-tiba tersenyum. Benar! Ferdy belum menontonnya! Video itu sama sekali tidak ada di dalam kumpulan bukti! Kini, Gino telah mendekam di penjara. Mulai sekarang, tidak ada yang bisa menganca
"Yang ada di dalam itu Ardi." Kendrian berjalan menghampiri mereka. Ketika melihat hanya ada Melvin di sana, dia pun bertanya dengan bingung, "Di mana Chelsea?""Kak Chelsea mau melakukan operasi pada Kak Ardi," jawab Melvin. Dia adalah pria dengan tinggi badan 1,8 meter. Namun kini, dia terlihat panik seperti anak kecil. Air matanya terus mengalir. "Kak Kendrian, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kalian bisa mengalami kecelakaan? Kondisi Kak Ardi sampai seserius ini ...," tanya Melvin.Hari Kendrian seketika dipenuhi rasa bersalah. Dia menoleh ke arah UGD sembari menyahut, "Ini salahku."Hari ini, Kendrian seharusnya tiba dengan selamat di Milano Group untuk rapat. Akan tetapi, dia tiba-tiba ingin membeli kopi saat dalam perjalanan. Dia berpesan kepada Ardi untuk menunggu di mobil, lalu turun dan pergi ke toko kopi sendirian. Usai membelinya, dia keluar dan melihat orang-orang berlarian sambil berteriak.Tidak jauh dari sana, terlihat sebuah mobil van yang melaju lurus ke arah Kend
Operasi berlangsung selama lebih dari 6 jam. Setelah selesai, Chelsea bahkan tidak bisa berdiri dengan stabil. Dokter langsung bergegas memapah Chelsea dan berucap dengan sungkan, "Sebaiknya kamu istirahat dulu sebelum keluar.""Aku nggak apa-apa," ujar Chelsea. Dia mendorong dokter itu dengan pelan, lalu memandang Ardi dengan perasaan bersalah. Cedera Ardi terlalu parah dan bagian bawah tubuhnya lumpuh. Chelsea sudah berusaha memikirkan caranya, tetapi dia tetap tidak bisa menyembuhkan Ardi.Kala ini, Chelsea menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa melakukan apa-apa. Ardi mengorbankan nyawanya untuk melindungi Kendrian hanya karena perintah Chelsea. Namun, Chelsea bahkan tidak bisa memulihkan kaki Ardi. Chelsea tidak tahu harus bagaimana menghadapi Ardi setelah dia sadar nanti.Sesudah keluar dari ruang operasi, Chelsea menjelaskan kondisi Ardi kepada semua orang dengan singkat.Melvin tidak bisa menerima kenyataan ini. Dia sangat emosional hingga menarik lengan Chelsea dan bert
Chelsea berusaha mendorong Ferdy. Dia mengancam seraya memelotot, "Ferdy, kamu pikir aku nggak berani melumpuhkanmu?"Ferdy menjilat bibirnya, lalu tersenyum licik dan membalas, "Kalau kamu bicara omong kosong lagi, aku akan mencium bibirmu.""Kamu ...," ujar Chelsea dengan geram. Ferdy benar-benar keterlaluan!Ferdy menjelaskan dengan tenang, "Aku menyuruh Irfan untuk memeriksa kamera pengawas dari kecelakaan itu. Target mobil itu sangat jelas, sopir yang menyetir memang berniat menabrak Kendrian. Setelah polisi menangkap sopir itu, dia bilang rem mobilnya blong. Menurutmu, apa mungkin begitu kebetulan?"Chelsea tidak menanggapi perkataan Ferdy, tetapi dia diam-diam menganalisis masalah ini. Kendrian hanya menyelidiki masa lalu Malcolm. Siapa sangka, Malcolm langsung ingin membunuh Kendrian. Peringatan ini juga merupakan petunjuk bagi Chelsea. Malcolm tidak ingin orang lain mengetahui masa lalunya. Ini membuktikan bahwa kemungkinan besar masa lalu Malcolm berhubungan dengan Chelsea."
Malam ini, Chelsea memaksakan diri untuk tidur sambil memeluk Timothy. Dia mimpi berulang kali. Setiap mimpinya sangat aneh dan membingungkan.Hingga menjelang pagi, Chelsea baru terbangun oleh bel pintu. Begitu dia membuka mata, masih ada perasaan hampa seolah-olah baru saja kembali dari dunia lain. Dia duduk di ranjang sejenak sebelum bangun dengan hati-hati, lalu meninggalkan kamar Timothy.Ketika membuka pintu rumah dan melihat orang yang datang, Chelsea tertegun. Segera setelah itu, dia baru menyapa, "Kak Daisy, kamu ...."Daisy memarahi, "Kalau aku masih nggak datang, entah masalah besar apa lagi yang bakal kamu buat!"Usai mendengar berita dari dalam negeri kemarin, Daisy langsung bergegas menggunakan pesawat pribadinya. Dia takut Chelsea akan menciptakan masalah lagi.Saat ini, Daisy melewati Chelsea dan berjalan masuk. Dia menambahkan, "Bukannya sudah kubilang, tunggu kabar dariku dan jangan bertindak sembrono? Kenapa kamu malah membiarkan orang luar menyelidiki masa lalu Kak
Sebelum Ferdy menekan bel, seseorang sudah membuka pintu besi dan mengulurkan tangannya dengan hormat. Dia berucap, "Pak Ferdy, silakan masuk."Dari situasi itu, Malcolm sudah tahu bahwa dia datang.Ferdy melangkah maju dan mengikuti orang itu masuk ke vila. Sementara itu, Irfan ditahan di luar pintu. Dia memandang punggung Ferdy dengan cemas, lalu memberikan instruksi melalui earphone bluetooth dengan suara rendah, "Semuanya, tolong lebih waspada."Di teras lantai tiga vila, Malcolm menggenggam segelas arak. Dia bersandar di railing dan menghitung pengawal yang mengelilingi vilanya dengan tak acuh.Begitu mendengar langkah kaki mendekat dari belakang, Malcolm pun berujar sambil tersenyum sinis, "Ada 46 orang. Nggak disangka Pak Ferdy yang begitu terkenal pun takut mati."Ferdy berhenti di belakangnya, lalu membalas, "Aku nggak takut mati. Tapi untuk berurusan dengan orang sepertimu, hanya orang bodoh yang nggak akan berjaga-jaga."Malcolm tertawa terbahak-bahak sebelum berucap, "Aku m