Share

TUGAS DAN KEWAJIBAN

Author: Ummu Amay
last update Last Updated: 2024-07-22 09:48:29

Jam sudah menunjuk ke angka sembilan pagi ketika Noura membuka mata setelah semalaman ia menangis sebab aksi Dean terhadapnya.

Dean Waverly, seorang pengusaha sukses di usianya yang masih muda, ternyata memiliki sisi kejam di balik sikapnya yang ramah dan humble terhadap semua orang. Begitu yang saat ini ada di dalam pikiran Noura.

Lelaki yang sukses membuat seluruh keluarga Willow senang dan bahagia sebab hampir menjadi bagian dari keluarganya yang kaya raya, tak ubahnya singa mematikan yang siap memangsa buruannya.

Noura mencoba bangun dari tidurnya meski rasa nyeri di sekujur tubuhnya memintanya untuk diam dan istirahat. Sejenak ia memandang seluruh ruangan suite yang Dean sewa sebagai kamar pengantin mereka berdua.

'Ah, ini bukan kamar pengantin. Ini hanya ruang penyiksaan yang dibalut dengan hiasan indah,' batin Noura menangis.

Selimut tebal yang menutupi tubuhnya perlahan Noura singkirkan. Tampak gaun pengantin berwarna putih, terlihat kusut dan koyak sebab paksaan yang Dean lakukan.

Noura Avelly Bahtiar wanita berusia dua puluh delapan tahun yang sudah bersahabat dengan Rachel, tunangan Dean, merasa miris akan kisah perjalanan hidupnya. Di saat para pengantin baru berbahagia setelah melewati malam pertama, justru hal itu tidak ia rasakan. Terlebih menjadi istri dari seseorang yang tidak ia cintai, sungguh sesuatu yang sangat bertentangan dengan yang terjadi pada umumnya.

'Entah kemana perginya lelaki itu setelah merenggut kesucianku. Tapi, yang pasti yang harus aku lakukan sekarang adalah aku harus pergi dari sini,' gumam Noura seraya beranjak berdiri.

'Argh!' pekik wanita itu saat rasa nyeri ia rasakan di pangkal pahanya. Dengan tertatih ia pergi menuju kamar mandi.

Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendengar nada dering di ponselnya. Saat ia melihat nama yang tertera di layar, segera ia angkat sebab rasa khawatir akan keberlangsungan hidupnya.

"Pengawal sudah menunggumu di lobi hotel. Segera pergi dari kamar hotel tersebut dan temui mereka sebab aku tak mau membayar lebih lama lagi hanya untuk wanita pembunuh sepertimu."

Setelah itu panggilan berakhir. Noura hanya tertawa sinis demi mendengar kalimat kejam yang baru saja ia dengar.

"Aku bukan pembunuh. Aku tak pernah berniat membunuhnya." Kata-kata pembelaan yang keluar dari mulut Noura masih terngiang di telinganya sendiri ketika ia mencoba menghentikan aksi kejam Dean semalam. Namun, lelaki itu sama sekali tak peduli hingga berhasil mengoyak mahkota suci miliknya.

**

Di sinilah Noura sekarang. Di sebuah ruangan besar nan megah yang berada tepat di bawah tangga mewah yang menghubungkan lantai satu ke lantai atas. Di depannya sosok Dean terlihat duduk dengan menatapnya penuh kebencian.

"Baca dan pelajari," ucap Dean sembari melempar lembaran kertas ke hadapan Noura.

"Apa itu?" tanya Noura sesekali menatap Dean, juga seorang lelaki paruh baya yang ia tebak adalah seorang kepercayaan di rumah suaminya itu.

Lelaki yang sempat Noura dengar memiliki nama Alton, menatapnya tanpa suara. Ekspresi-nya datar tak berbeda jauh dengan sang majikan.

"Tak perlu banyak tanya, nanti juga kau akan tahu. Cukup baca dan pelajari saja."

Perlahan Noura mengambil tumpukan kertas yang tadi Dean lempar, merapikannya sebelum ia mulai membaca.

"Tugas dan kewajiban?" kata Noura membaca tulisan di lembaran pertama sembari melirik Dean.

"Baca saja di kamarmu. Jangan di sini!" seru Dean tiba-tiba. "Aku bisa muak bila terus menerus melihat wajahmu yang menyebalkan itu. Melihatmu hanya akan mengingatkanku akan kematian Rachel," lanjut Dean, lagi-lagi membuat Noura sakit hati.

"Dean, sekali lagi aku katakan, aku bukan pembunuh Rachel." Noura mencoba bicara di tengah rasa sakit yang menancap di hatinya.

"Lancang sekali kau. Berani-beraninya kau memanggil namaku?" sahut Dean, tampak tak peduli dengan pembelaan yang Noura katakan.

Kesabaran wanita itu benar-benar diuji sekarang. Sejak awal ia mencoba menenangkan hatinya sendiri sebab sikap Dean yang selalu kasar padanya.

"Lantas, aku harus memanggilmu apa?" tanya Noura masih dengan suara pelan.

Noura mencoba menatap wajah Dean meski respon yang didapatnya masih sama seperti sebelumnya, sinis.

"Seperti layaknya pelayan di rumah ini, panggil aku dengan panggilan Tuan." Dean menatap istrinya sombong.

Seperti saat Noura tak menduga jika dirinya akan menjadi istri dari seorang Dean, seperti itu juga perasaanya kini ketika harus memanggil suaminya sendiri dengan sebutan tuan.

"Jadi, kamu menyamakan aku dengan pelayan di rumah ini?" tanya Noura yang sebenarnya malas berdebat.

"Kau pikir aku akan menganggapmu istri sungguhan begitu?" tanya Dean sinis. "Jangan mimpi," lanjut lelaki itu dengan senyum sinis-nya. Ia kemudian meminta lelaki paruh baya yang berdiri di sampingnya untuk membawa Noura menuju kamar.

"Pelajari cepat sebab aku tak suka orang yang lambat."

Entah apa isi dari tugas dan kewajiban yang Dean tulis untuk Noura di kertas tersebut, tapi menurut Noura hal itu pastilah sesuatu yang tak menguntungkan baginya, tapi mengasyikan untuk Dean.

Noura terus mengikuti langkah Alton ke lantai dua. Sebuah pintu berdaun coklat muda menjadi akhir dari langkah lelaki berkaca mata tersebut.

"Ini kamar Anda, Nona Noura. Kamar ini adalah kamar tamu yang khusus disiapkan untuk Anda." Alton memberi tahu istri tuannya itu dengan suara pelan namun jelas.

Noura mengangguk kemudian mengucapkan terima kasih. "Lantas, di mana kamar Tuan Dean?" Sesuai permintaan suaminya itu, kata 'tuan' pun ia sematkan.

"Kamar Tuan Dean persis bersebelahan dengan kamar Anda. Itu kamarnya!" jawab Alton sembari menunjuk sebuah kamar berpintu hitam yang tadi Noura lewati. Lelaki itu tampaknya tak begitu peduli dengan interaksi yang terjadi antara majikan dan istrinya itu.

"Oh, iya." Noura mengangguk mengerti.

"Kalau ada hal yang tidak Anda mengerti atau tidak tahu, Anda bisa mencari dan bertanya pada saya."

"Terima kasih, Alton. Saya tak akan sungkan untuk bertanya padamu."

Setelah itu Alton pun pergi. Tak banyak yang keduanya perbincangkan selain basa basi sebagai bagian dari etika sopan santun yang keduanya jaga.

'Aku pun tak pernah berharap bahwa kami akan tidur dalam kamar yang sama,' batin Noura senang lalu masuk ke dalam kamar yang menurutnya terlampau bagus untuk 'pelayan' sepertinya.

Noura pun tak berlama-lama untuk membaca dan mempelajari tugas yang Dean minta. Lembaran kedua dan ketiga ia baca dengan penuh konsentrasi.

'Benar-benar sudah aku duga, aku hanyalah seorang pelayan,' gumam Noura demi membaca rentetan tugas yang tertulis dalam draft yang Dean berikan.

Tak ada yang terlewat sebelum kantuk yang tiba-tiba menyerangnya. Hingga,

"Byur!

Seember air telah Dean lemparkan ke tubuh Noura. Seketika ia pun terbangun dari tidur yang entah kapan ia alami.

"De .... Tu-Tuan Dean!" seru Noura dengan suara terbata. Ia terkejut dengan apa yang terjadi.

"Apakah tertulis di kertas itu bahwa kau boleh tidur di jam sibuk seperti ini?" Dean menatap Noura kesal .

"Maafkan aku, Tuan. Aku tidak sengaja." Noura memilih untuk meminta maaf dibanding harus membela diri.

"Maaf katamu? Mudah sekali kau mengatakan kata itu," balas Dean yang sudah melempar ember ke lantai, lalu kini mendekati tubuh Noura yang berada di atas kasur.

Bukan hanya wajah dan tubuh wanita itu saja yang basah, tapi lembaran kertas yang sepertinya tengah Noura baca juga ikut basah oleh air yang Dean lempar.

"Lantas, kamu mau apa kalau maaf saja tidak kamu terima?" tanya Noura yang berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut. Lekuk tubuhnya tercetak jelas karena basah.

Belum berhasil Noura menutupi kemolekan tubuhnya yang basah sebab ulah Dean, lelaki itu tiba-tiba menarik kedua kakinya, lalu menindihnya seperti yang semalam dilakukan.

"Lakukan tugas di hari pertamamu sebagai seorang pelayan di rumah ini." Untuk kedua kalinya Dean melakukan pembalasan atas kepergian Rachel.

"Tunggu! Hentikan, Dean!"

Namun, suara Noura sama sekali tak berarti ketika dengan kasar Dean kembali meminta haknya sebagai seorang suami.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Muka Romi
pergi jauh dan lawan jenis manusia purba
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    AKHIR BAHAGIA UNTUK SEMUA

    Meski awalnya Dean menolak, pada akhirnya ia menyetujui permintaan Mat yang menginginkannya untuk menjadi bagian dari panitia pernikahannya. Ia membantu Mat dengan menjadi panitia penyambutan para tamu undangan dari keluarga dan kawan bisnis. "Sayang, apa kamu sudah siap?" Dean bertanya pada istrinya yang masih sibuk berdandan. "Sudah. Ini tinggal pakai lipstik saja.""Lama sekali," sahut Dean yang sejak pagi merasakan dadanya berdebar. "Ya ampun, aku cuma pakai bedak dan lipstik saja disebut lama. Lalu, yang sejak tadi subuh bolak balik ke kamar mandi siapa. Sampai aku mau mandi saja tidak kebagian.""Haha, maafkan aku, Sayang. Tapi, aku sendiri tidak mengerti kenapa aku hatiku tak tenang begini. Aku mulas tapi tidak mau buang air. Noura tersenyum, memasukkan lipstik ke dalam tas. " Mungkin karena kamu bahagia. Sahabatmu akan menikah. Menempuh hidup baru dengan wanita yang dicintainya.""Mungkin," sahut Dean terdiam. Tapi, sedetik kemudian ia tersenyum dan menatap Noura seolah me

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    MENIKMATI KEHIDUPAN BARU

    Setelah pulih dari cedera, Dean kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Dia dan Noura memutuskan untuk memulai hidup baru, meninggalkan kenangan pahit di belakang.Setelah rumah mereka terbakar, Dean kemudian memboyong semua orang ke istana miliknya yang lain. Sebuah rumah yang tak kalah besar dan mewahnya yang terletak di pinggiran kota, yang selama ini memang ia siapkan untuk istri dan anaknya. Di sana terdapat taman yang indah dan pemandangan alam yang menenangkan. Noura pun mulai mengatur rumah baru mereka, sementara Dean kembali bekerja."Dokter berpesan agar kamu tidak terlalu memporsir kegiatanmu di kantor. Tubuhmu masih pemulihan, Dean. Jadi, menurutku lebih baik kamu serahkan sementara pekerjaanmu kepada Steven," ucap Noura di satu malam. "Iya, Sayang. Aku mengerti. Sebelum kamu mengatakan hal itu, aku sudah menyerahkan tugas dan beberapa tanggung jawabku kepadanya." Dean tersenyum menatap sang istri. "Hem, baguslah. Aku bisa tenang sekarang."Mendengar kata tenang, seket

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    KESEMBUHAN DAN KEHILANGAN

    Komandan mendekati mobil dengan hati-hati. "Alvin, jangan buat keadaan semakin buruk. Lepaskan senjata dan keluarlah!"Alvin menjawab, "Kami tidak akan menyerah! Kita memiliki rencana cadangan!"Renee tiba-tiba muncul di jendela mobil dengan senjata di tangan. "Kita tidak takut mati!"Komandan tetap tenang. "Jangan lakukan kebodohan, Nona. Kita bisa menyelesaikan ini dengan tenang."Renee berteriak, "Tidak ada jalan keluar! Kami akan mati di sini!"Tiba-tiba, benda kecil di telinga sang komandan bersuara. "Komandan, kami siap menembak."Komandan menggelengkan kepala. "Tunggu, kita harus menyelamatkan nyawa mereka."Penembak jitu yang sudah bersiap di posisi, menahan tembakan sebab belum mendapat persetujuan. "Letakkan senjata kalian, lalu angkat kedua tangan ke atas kepala." Komandan kembali bicara pada Alvin dan Renee, mencoba menggunakan cara baik-baik dibanding cara tegas yang bisa saja mereka lakukan sejak awal penyergapan. Alvin dan Renee saling menatap, ragu-ragu. Alvin berbis

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    TAK MAU MENYERAH

    Dean dibawa ke ruang operasi. Noura menunggu dengan cemas di luar, memanjatkan doa.Stevens meminta pada timnya untuk membantu pihak kepolisian. "Tangkap Renee dan Alvin sekarang juga! Kita harus membuat mereka membayar apa yang sudah diperbuatnya."Sementara itu, dokter memimpin tim medis untuk menyelamatkan Dean. Tak pernah Noura sangka jika suaminya mengalami keadaan yang lumayan kritis. Padahal tadi Dean masih sempat menggendong Zayn dan menggenggam tangannya. Bahkan, ketika sampai di rumah sakit, Dean sempat marah saat mengetahui bahwa semua yang terjadi adalah ulah Renee dan Alvin. Noura berdoa, "Ya Tuhan, selamatkan Dean."Kali ini giliran Noura yang harus merasakan ketegangan sebab menunggu suaminya berjuang di meja operasi. Bersama ibunya, Noura menggendong bayinya di depan ruangan. Sang ibu yang juga sempat mendapatkan perawatan medis karena luka lecet di lengannya, terus memberi semangat pada sang putri. "Yang bisa kita lakukan hanya berdo'a. Seperti juga Dean yang berdo

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    PELARIAN

    Renee tersenyum sinis. "Aku sudah mempersiapkan segalanya. Dean dan Noura tidak akan selamat lagi."Steven dan polisi saling menatap khawatir. Mereka harus bertindak cepat."Tunggu, Renee! Jangan lakukan hal bodoh!" teriak Steven.Renee tertawa. "Terlambat! Aku sudah memicu bom di rumah Dean. Mereka akan mati!"Semua orang terkejut. Polisi segera menghubungi tim bomb disposal.Dean dan Noura, yang tidak menyadari bahaya, berada di rumah. Tiba-tiba, alarm berbunyi."Apa itu?" tanya Noura khawatir.Dean memeriksa sistem keamanan. "Ada bom di rumah kita!"Mereka berdua panik. Dean dan Noura berlari keluar rumah, mencari tempat aman. Mereka mendengar suara bom menghitung mundur."Kita harus segera pergi dari sini!" teriak Dean. Semua penghuni keluar dari rumah. Mereka cemas dan takut jika sampai bom meledak sebelum dapat keluar. Noura menggenggam tangan Dean erat. "Aku takut!"Sedangkan Dean terlihat menggendong bayinya di tangan yang lain. Ibu Noura mengikuti dari belakang. Suara bom

  • Istri Pengganti yang Tak Dicintai    MASIH PENYERGAPAN

    Steven segera menghubungi Dean dan memberitahu tentang hasil penggeledahan."Apa kata polisi?" tanya Dean."Mereka menemukan bukti tambahan, tapi Renee tidak ditemukan di rumah keluarganya," jawab Steven."Apa maksudnya?" tanya Dean penasaran."Renee bersembunyi di tempat lain. Kami harus mencari lagi," kata Steven serius."Apakah kalian menemukan petunjuk?""Ya, dan sekarang kami sedang meluncur ke sana.""Baiklah, Steven. Lanjutkan! Aku terus menunggu perkembangan kalian.""Siap, Tuan. Nanti saya akan hubungi lagi."Setelah itu panggilan kembali berakhir. Dean yang tengah mengambil air minum di ruang makan, memilih duduk sebelum kembali ke atas. "Renee, kenapa kamu melakukan ini?" tanya Dean seolah ada perempuan itu di depannya. Renee Abigail Willow adalah anak kedua dari pasangan Federick dan Vivian Willow. Ia adalah saudara kembar Rachel Willow —mantan tunangan Dean, yang cantik dan populer. Renee kecil sudah merasa kesal karena kerap dibandingkan dengan Rachel dan merasa tidak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status