Ditalak Lima Menit Setelah Akad

Ditalak Lima Menit Setelah Akad

last updateHuling Na-update : 2025-07-01
By:  Nonnie DyannieOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Rating. 1 Rebyu
36Mga Kabanata
945views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Saya terima nikah dan kawinnya Aisyah Medina Suryadinata dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” Tunai. Ya, tunai sudah janjiku untuk menikahimu, Aisyah. Aku bukan lelaki yang dengan mudah mengingkari janji. Namun, aku juga bukan manusia yang memiliki keluasan hati untuk menerima rasa sakit ini. Kutunaikan janjiku, lalu kukembalikan kita pada semula. Kamu dengan orang tuamu dan aku kembali kepada orang tuaku. “Hari ini, tepatnya lima menit yang lalu, saya Adnan Malik telah menikahi wanita yang teramat saya cintai, Aisyah Medina Suryadinata binti Rahadi Suryadinata. Namun, saat ini juga saya kembalikan wanita ini kepada orang tuanya, Aisyah Medina Suryadinata ... mulai saat ini, kamu bukan istriku lagi, aku menjatuhkan talak untukmu!”

view more

Kabanata 1

Akad yang Ternoda

 “Adnan Malik, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak perempuan saya, Aisyah Medina Suryadinata dengan mas kawin seperangkat alat salat dan uang tunai lima puluh juta rupiah dibayar tunai.”

  “Saya terima nikah dan kawinnya Aisyah Medina Suryadinata binti Rahadi Suryadinata dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”

“Bagaimana, Saksi?” 

“Sah!”

“Sah!”

“Alhamdulillah.”

 Lalu serangkaian doa pun terucap dari semua yang hadir di acara sakral ini. Aku sangat bahagia, bagaimana tidak?  Perjalanan cinta yang terjalin selama tiga tahun ini akhirnya berujung semestinya.

Kami menandatangani berkas yang telah disediakan oleh Penghulu, tanda bahwa kami telah resmi menjadi pasangan halal. Lalu aku mencium tangan Mas Adnan yang kini bergelar suami dan ia pun mencium keningku lama sekali. Tiba-tiba Mas Adnan memelukku erat sekali dan berbisik, “Maafkan aku, Aisyah ....”

 Aku menjawab bisikannya dengan penuh keheranan. Untuk apa Mas Adnan meminta maaf? Apakah karena dia menikahi aku? Entahlah, perasaanku tidak enak sejak beberapa hari lalu. Firasatku buruk mengenai pernikahan ini.

  "Maaf untuk apa, Mas?" Kulihat wajahnya tertunduk lesu. Benar … aku dapat menangkap mimik wajahnya yang seperti tak menunjukkan rasa bahagia atas pernikahan ini. Namun, bukankah dia mencintai aku? Lalu kenapa? 

 Mas Adnan bangkit tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. 

 "Ada apa, Mas? Kamu baik-baik saja, ‘kan?" tanyaku khawatir.

Tiba-tiba Mas Adnan meraih mikrofon yang tadi digunakannya untuk mengucap ijab qobul, dengan suara bergetar Mas Adnan mulai berbicara, “Mohon maaf untuk semua—“

Aku yang berdiri di sampingnya menatap suamiku dan menunggu apa yang hendak ia sampaikan. Ayah, Penghulu, dan Saksi masih duduk di tempatnya karena memang ijab qobul ini baru saja dilaksanakan. 

Kulihat Mas Adnan menarik napas dalam-dalam,  lalu melanjutkan ucapannya, “Hari ini, tepatnya lima menit yang lalu, saya Adnan Malik telah menikahi wanita yang teramat saya cintai, Aisyah Medina Suryadinata binti Rahadi Suryadinata. Namun, saat ini juga saya kembalikan wanita ini kepada orang tuanya, Aisyah Medina Suryadinata ... mulai saat ini, kamu bukan istriku lagi, aku menjatuhkan talak untukmu!”

Untuk beberapa detik aku terpaku, tak percaya dengan yang diucapkan suamiku, suasana mulai riuh oleh suara-suara di sekeliling. 

“Maas ... maksudmu apa?  Tidak lucu lho bercanda seperti ini,” ucapku seraya menyentuh lengannya, tetapi dengan kasar ditepisnya. 

Lalu Mas Adnan mengeluarkan sesuatu dari balik jas yang dikenakannya. Beberapa lembar foto! 

Dilemparkannya foto-foto itu ke atas meja yang masih terdapat susunan rapi berkas-berkas yang belum lama kami tandatangani. 

 "Ayah ... maaf, aku tidak bisa hidup dengan wanita yang sudah berbuat hal tidak senonoh dengan pria lain, sementara aku selama ini menjaga semuanya sampai dengan hari ini tiba. Namun, Aisyah sendiri yang merusaknya. Mulai saat ini, segala sesuatu tentang Aisyah, kukembalikan padamu, Ayah, aku mohon maaf ...." Dengan suara bergetar Mas Adnan mengucapkan itu. Sementara aku masih bergeming dan belum dapat mencerna semuanya. 

“Nak Adnan, duduk dulu. Jelaskan sama Ayah, ada apa ini? Apa yang telah terjadi dan apa yang telah dilakukan Aisyah?” tanya Ayah seraya bergantian menatapku dan Mas Adnan dengan tatapan tajam.

“Aku tidak perlu menjelaskan apa pun lagi, foto-foto itu sudah sangat jelas, Ayah.” 

 "Maksudmu apa Mas?" tanyaku seraya memungut satu foto yang terjatuh di dekat kakiku. 

Seketika mataku membulat sempurna, sangat jelas di foto itu menyuguhkan gambar yang sangat tidak bermoral, sepasang manusia yang tengah memadu kasih di atas ranjang dengan tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh mereka. Namun, bukan hanya itu yang membuatku syock, tetapi gambar wanita yang ada di foto itu ... aku!  

“Aisyah ...!” Suara Ayah menggelegar memanggil namaku. 

“Jelaskan pada Ayah, tentang semua ini!” 

“Ayah ... demi Allah ... Aisyah tidak pernah melakukan itu!  Mas Adnan ... tolong percaya padaku, mana mungkin aku berhubungan dengan pria lain dan sampai melakukan hal seperti ini!" 

 Aku mengedarkan pandangan ke semua orang, pada Ayah, Ibu, Saksi, bahkan pada Penghulu untuk meminta pembelaan mereka. Sayangnya, semua orang bungkam. Di antara yang hadir dapat kulihat mereka menatapku dengan sinis, berbisik-bisik satu sama lain. 

 Aku mendekati Mas Adnan, menyentuh tangannya lembut, "Mas, kamu percaya denganku, ‘kan? Aku mencintaimu, Mas. Aku tulus, tidak mungkin aku melakukan hal kotor ini.”

 Mas Adnan menepis tanganku dengan kasar, dia memalingkan wajahnya, menolak netra kami untuk bertemu. "Aku tidak sudi disentuh oleh wanita murahan yang membiarkan pria lain menyentuh dirinya, tanpa status yang sah!" 

 "Kamu wanita kotor, Aisyah!" bentaknya. 

 Aku menangis mendengar ucapan itu keluar dari pria yang aku cintai, dari seseorang yang beberapa saat lalu bergelar suami untukku. Kenapa semua ini terjadi? Padahal kami baru mengucapkan akad lima menit yang lalu …. 

 "Ayah, Ayah percaya padaku kan?" tanyaku putus asa. Aku mendekatinya. 

Akan tetapi, bukan pembelaan yang kuterima. Ya, Ayah melayangkan tangannya dan dengan keras mendarat di pipiku. Ayah menamparku berulang kali hingga aku terhuyung dan jatuh, tubuhku luruh dan tak ada seorang pun yang membantu apalagi membelaku. 

 "Kamu sudah membuat malu keluarga ini! Ayah kecewa padamu Aisyah! Kami menyesal telah membesarkanmu!" 

 "Mas Adnan!" teriakku marah. "Mas tega memfitnah aku? Mas mengenalku dengan baik kan? Lantas, mengapa dengan mudahnya Mas percaya dengan foto-foto itu!” 

 Mas Adnan yang berada di puncak emosinya mencengkeram erat kedua bahuku, dia menatapku dengan sangat dingin, alisnya menyatu, urat-urat wajahnya menegang. 

 "Dengar, Aisyah! Aku berbicara seperti ini dan mempercayai foto itu kamu pikir secara sembarangan?! Awalnya aku memang tidak percaya, sangat tidak percaya. Lalu aku mendatangi seorang ahli untuk  memeriksa keaslian foto itu dan kamu tahu hasilnya?  Ya!  100% foto itu asli, tanpa rekayasa apalagi editan! Kamu masih mau mengelak Aisyah?!” 

 Aku kehabisan kata-kata. Mas Adnan adalah seorang pengusaha muda yang sukses. Sangat mungkin baginya untuk memakai jasa dari seorang pakar telematika. Namun, aku sangat tidak terima karena  tidak melakukan apa seperti apa yang ada di dalam foto itu, dan laki-laki itu, aku pun tidak mengenalnya. 

Ya Allah, selamatkan aku dari fitnah keji ini. 

 "Kamu bersikap seakan-akan kamulah yang menjadi korbannya? Jangan bersikap manipulatif! Kamu lah yang menjadi pelaku di sini! Kamu sudah menodai kepercayaan dan cinta yang aku berikan!" lanjutnya. 

 Semua yang hadir menjadikan ini sebagai bahan tontonan. Tanpa peduli seberapa hancurnya perasaanku dipermalukan di depan banyak orang. Namun, tak lama kemudian, seseorang membubarkan mereka. Kini, tinggallah Ayah, Ibu, Mas Adnan dan kedua orang tua serta adiknya yang tersisa di ruangan ini. 

Kedua orang tua Mas Adnan mendekat, ibu Mas Adnan menatapku seolah minta penjelasan, jelas sekali raut kecewa di wajahnya. Selama ini Ibu begitu menyayangiku. 

“Aisyah, Ibu tidak tahu harus bagaimana bersikap, selama ini Ibu sudah sangat menyayangi dan percaya sepenuhnya bahwa Adnan akan bahagia hidup denganmu. Namun, dengan kejadian ini, Aisyah telah mematahkan hati Ibu, Nak,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca. 

“Buu ... tolong percaya sama Aisyah. Ini tidak benar! Aisyah tidak melakukan itu! Tolong, Bu,” ratapku tetap mempertahankan harga diri ini. 

Akan tetapi, sekeras apa pun  membela diri, tak satu pun dari mereka percaya, Mas Adnan berlalu dari hadapanku dengan diapit kedua orang tuanya tanpa menoleh lagi padaku. Lalu, Ayah dan Ibu pun pergi begitu saja meninggalkanku sendiri di ballroom hotel yang rencananya malam ini akan menjadi tempat resepsi.

Dengan hati hancur aku menatap kepergian mereka, tiba-tiba netraku menangkap siluet seorang wanita yang bergerak cepat dari balik pintu keluar sebelah kiri. Siapakah dia?  

 

 

 

 

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

default avatar
playtimewith3
update please!
2025-07-09 20:18:46
0
36 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status