Hadiah untuk menggantikan posisi Bagus di kantor adalah keputusan yang harus Arman lakukan. Dia diam-diam mengikuti Bagus. Saat itu, Zulaika berada di gudang sebuah kapal yang akan membawanya pergi, setelah Arman membiarkan mereka semua menyiksa Zulaika.Arman merasa sangat frustasi. Dia menyendiri, kemudian tidak tahan dan mengendarai mobilnya sangat kencang. Arman Sebenarnya tidak ingin seperti itu. Namun, pengaruh Bagus membuatnya mengikuti kemauan asisten tangan kanannya itu. Hingga Agung mendadak menghadangnya di tengah jalanan sepi.Sang penguasa terkejut. Dia keluar, berjalan cepat mendekati lelaki itu dan akan menggamparnya keras! Tapi, tangan Arman berhenti saat Agung mengatakan, “ingatlah, Tuan Penguasa. Aku yang membujuk ayahmu untuk mempertahankanmu saat itu. Kau mendengarnya sendiri,” membuat Arman diam hanya menatapnya tajam.Agung tersenyum, mendekati Arman, lalu berbisik, “Bagus memerintahkan untuk membunuh Zulaika. Kau tahu kenapa? Karena jika Ardian yang berkuasa, di
Perkataan Rose membuat semua orang sangat terkejut, terutama Arman yang seketika menegakkan tubuhnya. Namun, dia menahan kakinya untuk tidak menegakkan tubuh itu. Dia tidak akan pernah marah hanya karena seorang wanita. Harga dirinya terlalu tinggi untuk memperlihatkan amarah itu.Sementara, Zulaika masih saja memperlihatkan wajahnya dengan tenang. Padahal hatinya benar-benar berdetak kencang, lebih hebat dari biasanya. Dia meremas ke-10 jemarinya untuk mengatasi hatinya agar tidak terlihat cemas.Rose benar-benar sudah melihatnya, dan Zulaika tidak menyangka sama sekali. Kini dia paham. Zulaika sama sekali tidak aman berada di manapun. Semua mata memandangnya tanpa dia ketahui. Para Bos Besar saling berbisik membicarakan itu. Mereka tidak menyukai jika Arman kalah dengan seorang wanita. Semua itu membuat sang penguasa terlihat sangat lemah."Kenapa diam? Kau tidak mau mengakui apa yang sudah kau lakukan di sana? Aku sudah melihat kalian berdua keluar dari kamar mandi wanita. Hahaha,
Entah apa yang terjadi dengan Arman. Dia tidak seperti biasanya. Arman malah memandang Zulaika seperti itu. Apa sebenarnya yang diinginkan Arman? Zulaika mengernyit sangat dalam. Tidak menyukai kejadian yang ada di hadapannya. Dia ingin membalas dendam, tapi dengan orang yang sangat kejam. Bukan orang yang seperti itu. Ada apa di balik topeng Arman? Penguasa Maulana benar-benar bukan orang yang seperti itu."Kau tidak marah? Kenapa kau seperti ini? Hentikan tatapan itu! Aku tidak menyukai. Pergilah!" Zulaika mendorong tubuh Arman yang sangat kuat ditahannya. Zulaika tidak bisa bergerak sama sekali. Bahkan dia sudah terjebak dengan tatapan kedua mata tajam yang masih saja menusuknya itu."Untuk apa aku pergi? Hah, aku pemilik dari ruangan ini ... dan kau adalah istriku. Sah-sah saja jika aku bersama denganmu di sini. Untuk apa aku marah?" ucapnya masih tersenyum puas. "Ardian hanya mencintaimu, tapi tidak bisa memilikimu. Haha, itu pasti akan membuatnya tersiksa bukan? Ya, aku sangat
Tubuh Zulaika bergetar. Dia tidak bisa lagi menumpu tubuhnya yang tegak itu. Spontan dia terduduk lemas, hingga menyentuh tanah. Pasir yang sedikit basah merusak gaunnya yang sangat indah itu. Kedua matanya tidak bisa berkedip. Masih saja memandang tajam seorang pelayan wanita yang selalu dia percayai selama dia berada di dalam asuhan Agung. Kini dia harus melihat sang pelayan kehilangan nyawa dengan begitu sangat mengenaskan."Tidak ...," ucapnya sangat pelan. Suaranya tersendat di tenggorokan. Zulaika sangat terpukul.Rose berjalan dengan Anggun mendekati Zulaika. Wanita itu menatapnya dengan sangat puas. Kesengsaraan Zulaika adalah tujuan utamanya. Kali ini dia menang.Rose mencari tahu siapa yang selalu saja membuka rahasia. Dia selama ini merasa seseorang mengikutinya diam-diam, ketika dirinya melakukan sesuatu. Dan ternyata ... Maya saat itu masuk ke dalam ruangannya. Menyamar sebagai pelayan. Rose seketika curiga ketika melihat sepatu yang Maya gunakan tidak seperti pelayan lai
Tubuh Rose bergetar. Dia sangat khawatir isi dari amplop itu akan menghancurkan dirinya. Entah apa yang berada di dalam sana, Rose masih tidak mengetahuinya. Sang ayah masih tersenyum berusaha menenangkan diri di hadapan semua orang. Jakarasa adalah sosok yang sangat berwibawa. Bahkan dia bisa menyembunyikan perasaannya. Sikapnya yang tenang sama sekali tidak bisa ditebak. Walaupun sebenarnya sifat dia di belakang lebih dingin dari Arman."Kenapa Anda tidak mau membukanya? Perkenalkan, saya istri dari Arman Maulana. Istri sah lebih tepatnya," ucap Zulaika sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.Jakarasa dengan sengaja menerima tangan itu dan mengecup punggung telapak tangan Zulaika. Kedua matanya melirik dengan senyuman menggoda. Arman mengepalkan kedua tangannya dengan keras. Dia tidak rela melihat istrinya disentuh oleh orang lain."Sudah cukup semuanya. Tidak perlu ada basa-basi lagi. Apa isi dari amplop itu? Sekarang bukalah. Apa kau tidak ingin melihat isinya?" Arman
"Bersabarlah. Kau jangan terburu-buru. Aku masih ingin bersamamu. Apa kau terburu-buru keluar karena ada Ardian di sana? Bukankah kau sudah menemuinya?"Arman mendekati Zulaika. Dia mendekati sang istri kemudian menanyakan sekali lagi, "kau memberikan apa kepada Jakarasa? Berani sekali kau melakukannya? Hmm, bahkan kau tidak memberitahukan aku isi dari amplop itu."Arman mencengkeram tubuh Zulaika dengan kuat. Wanita itu sedikit tidak bisa bernapas dengan baik. Tapi Zulaika tetap berusaha untuk terlihat tenang. Dia tidak ingin sama sekali terlihat kalah di depan suaminya itu."Seharusnya kau membiarkan lelaki itu untuk membukanya. Jadi kau tidak penasaran apa yang ada di dalamnya. Hmm, wanita yang sudah kau tembak itu yang sudah membantuku. Tapi kini aku kehilangannya. Kau benar-benar berengsek," balas Zulaika sambil berbisik. Namun dia masih saja tersenyum menatap Arman."Ayolah. Dia sudah mau memberikanku racun. Bagaimana jika aku tidak ada di dunia ini. Kau akan menjadi seorang jan
Semua orang terkejut melihat Arman menembak kaki Bagus dan membuat lelaki itu tersungkur di lantai sambil berteriak kesakitan, "argh!" Beberapa pengawal yang akan mendekati Bagus, Arman tahan, "hentikan!" bahkan sang penguasa itu menodongkan senjata api itu kepada semua pengawal, "aku akan membunuh kalian!"Semua pengawal diam ketika mendengarnya.Kali ini Zulaika akan bertindak. Dia tidak akan tinggal diam. Dia akan membuat semua orang yakin jika dirinya bisa membuat Arman luluh kepadanya."Arman Maulana. Sudahlah, sayang. Hentikan saja. Kau sudah melukai beberapa orang. Aku tidak ingin kau melakukannya. Kau sebenarnya lelaki yang sangat baik. Aku tahu kau hanya melindungi istrimu saja. Hatimu benar-benar lembut. Aku mohon hentikan semuanya," ucap Zulaika memeluk Arman sambil tersenyum sinis. Menatap Rose yang kembali mengepalkan tangannya. Sangat kesal melihat Zulaika yang berpura-pura seperti itu.Kini semua terbukti nyata. Semua para bos besar itu melihat Arman semakin luluh deng
Ardian benar-benar tidak percaya dia melihat adegan seperti itu dengan kedua mata kepalanya sendiri. Hatinya benar-benar terguncang. Apalagi dia melihat Zulaika memuaskan Arman seperti itu. Walaupun sebenarnya dia tidak bisa melakukan protes karena memang mereka berdua adalah sepasang suami istri sah, dan itu wajar-wajar saja jika mereka melakukannya. Tapi hati itu tidak bisa dibohongi. Amarah semakin meluap. Dia kini memiliki keinginan untuk menjadi penguasa. Menggantikan Arman Maulana."Sialan! Kenapa aku harus melihat seperti itu? Dia benar-benar melakukannya. Lalu ... apakah dia masih memiliki hati denganku? Sementara aku sudah menjanjikan kehidupan yang lebih baik untuknya. Tapi dia malah memilih dengan cara ini. Dendam itu sudah membutakan dia."Zulaika masih menikmati entakkan Arman dari belakang. Dia memegang pagar dan terus mengeluarkan suara desahan. Namun, dia terkejut saat melihat Ardian menatapnya sangat tajam."Ardian ..." Zulaika terdiam. Arman spontan menolehkan panda