Share

Bab 288

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2025-06-09 23:08:50

Amira masih menangis tersedu. Serasa dia saja di dunia ini yang memiliki beban hidup sangat berat. Namun, Osara, Erick dan Dimas tidak menegur serta membiarkannya mengeluarkan air mata puas-puas. Barangkali dengan caranya menangis panjang seperti itu bisa membuat beban batin berkurang.

“Mir, boleh aku bicara?” Osara bertanya lembut. Yang ditanya menatap lekat dengan dahi berkerut sebelum akhirnya mengangguk dan kembali tersenyum.

“Mir, sadar tidak, usia kamu sudah dewasa, dua enam tuh bukan remaja lagi. Sebaiknya tidak perlu gonta-ganti pacar. Jangan terima lelaki sebelum yakin dengan sifatnya dan perasaanmu sendiri juga perasaan lelaki itu padamu, agar kamu tidak sering patah hati. Atau jika lelaki itu langsung ngajak kamu nikah dan kamu pun suka. Bisalah dicoba. Juga… jangan lagi ke klab malam. Lelaki akan meremehkan.”

Saat Osara berbicara, semua mata tertuju pada mereka berdua. Tidak terkecuali Irgi dan Zahra yang sudah membuka matanya. Meski tidak paham percakapan dua orang d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 295

    Rumah besar berbahan utama kayu jati kuno dengan halaman luas yang sudah beberapa bulan tidak diinjaknya, telah kedatangan tamu dengan mobil bagus berjajar. Meski terletak di pelosok, daya ekonomi warga sekitar bukanlah kaleng-kaleng. Sebersit tanya menyergap, kenapa bukan pihak lelaki yang datang ke rumah wanita, ini justru keluarga pihak wanita yang datang. Ah, mungkin pemilik pabrik tidak sabar menunggu. Maklum, pengusaha kebanyakan tidak suka menunggu dengan prinsip waktu adalah cuan. Ibunya yang anggun berkebaya, tampak keluar dan menyongsong. Diikuti seorang wanita cantik dan seorang lelaki di belakangnya. “Dengar, Dim. Calon istrimu kayak bidadari turun dari langit. Gak rugi ibuk nyuruh kamu cepat pulang. Ealah, malah kamunya lambat datang. Lekas gih masuk, mereka sudah lama nungguin kamu!”Ibunya langsung membawa kabar baik setelah Dimas sungkem dan mencium punggung tangannya. “Memang cantik, memang kaya, memang mapan, tetapi kalo tidak cocok, kurang sreg, janganlah dipa

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 294

    Mereka barusan singgah di sebuah masjid besar di Kota Wlingi. Selain memenuhi panggilan dzuhur, sebab Amira tidak tahu lagi jalan mana yang harus diambil untuk lanjut mengemudi, dia andalkan adalah sistem GPS dan hanya mengambil jalur jalan raya menuju Kota Wlingi sesuai arahan Dimas sebelum tidur. Dia bangunkan lelaki itu ketika sudah parkir di halaman masjid. “Betul kah sudah tidak lagi mengantuk?” tanya Amira risau. Mereka meluncur meninggalkan area masjid. “Tak lagi, Amira, Terima kasih. Sekarang giliran kamu yang tidur.” Dimas menolehnya. “Ish, tadi kata tak lama lagi nak tiba kan?” tanya Amira. “Iya, memang, Amira….” Dimas mengatakan dua belas kilometer lagi akan tiba di perkebunan. Tidak habis tiga puluh menit untuk sampai di rumahnya. Nanggung amat buat tidur, lagipula mata tidak mengantuk. Padahal tidur semalam jika dikumpulkan total hanya kurang lebih satu jam. Itu pun hampir sepanjang jalan menuju Blitar dirinya yang mengemudi. Mulanya Dimas menolak, tetapi Amira

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 293

    “Apakah Irgi dan Zahra tidur siang?” tanya Erick, sedang mengeringkan rambut memakai handuk putih kecil dengan mengibas-ngibas di kepalanya, duduk di kursi membelakangi meja rias. “Iya, mereka sudah tidur sejak aku akan mandi untuk shalat dzuhur. Tidak kusangka, kamu tiba-tiba pulang, Pak Erick.” Osara tersenyum, tampak cantik dan segar. Sama juga dengan Erick, mengeringkan rambut panjangnya yang basah. Tetapi tidak melulu dengan handuk, hair dryer pun di pegangnya. Dia duduk di tepi ranjang. “Aku merasa beruntung, meski pulang mendadak, kamu sudah mandi.” Erick berkata penuh arti, menatap Osara dengan pandangan nakal. “Tapi aku jadi mandi lagi, padahal barusan mndi,” Keluh Osara pura-pura. “Tapi yang tadi kan mandi sendiri. Sedang barusan mandi dengan suami sendiri.” Erick menimpali dengan ekspresi menggoda. Osara menunduk, pura-pura mengarahkan hair dryer di rambut yang belakang. Sedang menyimpan senyuman, dalam hati pun bahagia saja rasanya. Suka jika suami tiba-ti

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 292

    Perjalanan yang setengah-setengah, antar setengah lancar dan setengah tidak lancar, terkadang ngebut dan terkadang macet, memang membuat kepala jadi suntuk dan mood yang memburuk. Begitu juga Dimas, ingin saja membelok ke penginapan yang sering ditemui di sepanjang jalan. Bangunan megah itu seolah melambai merayu agar dirinya membelok singgah dan rebahan dengan nyaman. Menunggu santai hingga tidak macet sama sekali dan perjalanannya lancar untuk ngebut kembali hingga sampai di tujuan. Ah, sampai kapan akan menunggu antrian jalan seperti ini? “Itu apa … Wisata Lumpur Lapindo?! Itu kan viral di berita dunia! Singgah… singgah… singgah sebentar!” Amira sangat bising saat perjalanan sampai di kawasan semburan lumpur lapindo kiri jalan menuju arah Blitar, di Porong-Sidoarjo. “Kenapa gak stop sih ….?” tanya Amira kecewa. Duduk menyandar dengan lunglai di bangkunya. Menoleh kesal pada sopir yang dari berangkat diam saja dan tidak mau bersuara. “Macet, Amira. Ini bukan di Kuala Lumpur

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 291

    Wajah gadis yang sedang mengangkat panggilan dan berbicara lumayan lama itu terlihat tegang. Kini tampak kian bimbang setelah pembicaraan disudahi. “Siapa yang barusan memanggilmu di ponsel, Amira?” Pertanyaan Dimas yang terdengar mendesak membuat Amira salah tingkah. “Barusan adalah … Adnan. Dia tahu aku tengah di Indonesia. Dia menelisik dari riwayat nomor ponselku. Dia juga akan datang menyusulku lusa. Dia kata …,” ucap Amira menggantung. “Apa dia kata?” desak Dimas lagi yang rada-rada mengikuti gaya bicara Amira. Rupanya sambil belajar bahasa itu rasanya asyik juga. “Dia kata padaku dah taubat, dah insaf dan ... besar-besar minta maaf. Dia kata nak kahwin dengan aku betul-betul. Nak jumpa dan bercakap secara empat mata denganku segera. Lepas tuh nak jumpa parentku pulak,” Amira terdiam. “Kawin?” Gumam Dimas yang kali ini bingung dengan ucapan Amira. “Iya, kawin, menikah maksudku. Tapi….” Amira buru-buru menunduk. “Tapi apa Amira?” sambar Dimas mendesak. Tidak sabar m

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 290

    Dimas dari apartemen Erick untuk mengantarkan susternya Amira pada Osara. Ternyata sudah ada seorang babysitter baru di sana dan yang jelas bukanlah Suster Rahma. “Apa susternya Zahra masih akan datang dari Malaysia, Pak Erick?” tanya Dimas sambil mengemudi meninggalkan kawasan appartemen mewah milik si bos. Erick menumpang di mobil galeri yang dipegang Dimas menuju kantor pagi ini. Bos galeri macho itu terlihat sedang sangat malas dan suntuk. “Iya, jika bukan dia, aku khawatir perkembangan mental Zahra diam-diam terhambat. Bagaimanapun, wanita itu lah pengasuhnya sejak bayi. Lagipula, Osara sudah suka dengan Suster Rahma.” Erick mengambil rokok. Menyalakan setelah membuka lebar jendela di sampingnya. “Semalam tidak tidur?” tanya Dimas yang hapal akan kebiasaan buruk Erick. Akan merokok pagi-pagi jika malamnya kurang tidur. Diam-diam ikut khawatir akan kesehatan pria tampan di sampingnya yang sangat baik itu. “Semalam aku lembur.” Erick menghisap rokoknya dalam-dalam seola

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status