Mata Nicholas membulat ketika melihat siapa yang datang sepagi ini ke rumahnya.
Wajahnya tampak menegang karena gugup dan sekaligus takut.
“Ibu—ibu kenapa pagi-pagi sekali ada di sini?” tanya Nicholas pada ibunya yang sudah berdiri di depan kamarnya.
“Aku mendengar dari Emma kalau Hana sakit lagi. Dan dia sekarang ada di rumah sakit. Tapi kamu malah ada di rumah? Bukankah seharusnya kamu menunggu istrimu?” tanya ibunya. Ia langsung menerobos masuk ke dalam kamar anaknya.
Ia melihat-lihat ke sekitar kamarnya kemudian duduk di kursi tempat make-up Hana.
Dengan tangan bersilang di depan dada. Pagi itu Nicholas disidang oleh ibunya.
Nicholas melirik sesuatu, ia melupakan suatu yang penting. Celana dalam milik Amanda terlihat di samping kasur dan lupa ia singkirkan.
Akan gawat jadinya kalau sampai ibunya tahu kalau itu bukan milik Hana. Karena Hana tadi malam tidak tidur
Waktu berjalan begitu cepat hingga tanpa Hana sadari kini sudah dua bulan berlalu.Kini seharusnya kandungan Amanda sudah mencapai usia sembilan bulan. Tetapi mengapa sampai sekarang belum menampakkan kontraksi kecil atau semacamnya?Dan hal tersebut yang membuat Hana curiga. Sampai dia pada hari itu bertengkar dengan Amanda tanpa Nicholas ada di rumahnya.Amanda yang saat itu sedang memainkan ponselnya di kursi yang ada di taman kecil rumahnya dihampiri oleh Hana.Wanita itu sudah takut jika yang ia pikirkan selama ini menjadi kenyataan. Ia sangat takut jika sampai Amanda ternyata keguguran sejak lama.Karena Hana sempat menyadari perubahan Amanda dulu. Namun selalu ditepis Amanda dan dibela oleh Nicholas.“Aku ingin bicara denganmu sebentar,” ucap Hana yang sudah berdiri di belakang Amanda.“Bicara saja,” sahut Amanda santai tanpa memalingkan wajahnya ke arah Aman
“Ada calon bayi di perutku,” bisik Hana pelan. Ia mengusap iar matanya lagi.Senyum Hana terkembang, meskipun itu terlihat bukan senyum bahagia melainkan senyum penuh dengan kepedihan. Rasa sakit di saat dia memiliki kabar bahagia untuk suaminya.Seharusnya dia bahagia karena kini tengah hamil muda. Namun di sisi lain, dia baru saja kehilangan suaminya sendiri yang pergi dengan wanita yang tak lain adalah mantan kekasih Nicholas.Hana membuka pintu kamarnya, kemudian dia gegas berjalan menuruni tangga. Ia ingin mengikuti ke sana tetapi mobil itu sudah lama menghilang.“Supirnya sudah pergi sejak tadi, Nyonya,” ucap Brenda ketika ia melihat Hana sudah berada di halaman rumah.“Apa kamu sudah bertanya yang aku suruh tadi?”“Sudah nyonya.”“Lalu di mana mereka pergi saat ini?”“Di hotel Grand Rich, tadi supir hanya memberi tahu nama hotel itu.”
“Ada apa?” tanya Nicholas ketika dia duduk di depan Zayn. Lelaki itu tampak sangat muram wajahnya ketika melihat Nicholas saat ini.“Apa kamu sudah gila?! Aku seperti tidak mengenalmu, Nic!”Nicholas berdecih kemudian menyesap kopi hangatnya. “Jadi kamu mengajakku bertemu hanya untuk mengatakan hal ini padaku?”“Bukan.”Zayn menatap wajah Nicholas, membuat lelaki itu bingung dengan tatapan Zayn itu.“Kenapa kalian bisa ketahuan?” tanya Zayn.Nicholas menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, kemudian tersenyum sinis.“Hana tak sengaja melihatku sedang memeluk pinggang Amanda. Aneh, karena dia semarah ini dan mengatakan macam-macam padaku.”“Sorry.”Nicholas mengerutkan keningnya dalam. Untuk apa Zayn minta maaf padanya? Memangnya dia yang sudah membuat rumah tangganya seperti ini?“Maaf untuk apa.”
“Ada apa dengan perutmu?” tanya mertuanya dengan pandangan fokus pada perut Hana yang kini rata.Ibu Nicholas semakin cemas, apalagi ketika dia mendapati wajah Hana yang memucat siang itu.“Bu,” panggil Hana dengan suara yang lirih hingga akhirnya berubah menjadi sebuah tangis yang menyedihkan.Dia memeluk mertuanya seperti ia memeluk ibunya sendiri. Hana sudah tidak merasakan kasih sayang dari seorang ibu sejak ia remaja. Membuat dirinya menjadi manja pada ayahnya.Selalu terpenuhi keinginannya membuat Hana menjadi egois seperti ini.“Kamu kenapa?” tanya Ibu Nicholas semakin tidak mengerti. “Kenapa kamu menangis?”Hana mengurai pelukannya dan menatap wajah wanita tua itu di depannya dengan pandangan penuh rasa bersalah.Hana berlutut, semakin membuat mertuanya tak mengerti.“Maafkan Hana, Bu. Maafkan Hana karena sudah berbohong pada ibu,” ucapnya d
Nicholas benar-benar pulang malam itu. Namun tentunya dia pulang karena terpaksa setelah mendengar ancaman dari ibunya.Hana yang malam itu sedang makan malam sendirian terlihat senang ketika melihat Nicholas sedang berjalan menuju ke arahnya.“Apa kamu mau makan malam, Nic?” tanya Hana.Nicholas menatapnya tajam.“Apa yang sudah kamu katakan pada ibuku. Kenapa? Apa kamu tetap tak mau bercerai denganku meski aku sudah ketahuan berselingkuh dengan Amanda?”Hana diam. Tertegun mendengar ucapan Nicholas yang sepertinya sudah muak dengannya.“Iya, aku tidak akan mau,” jawabnya mantap.“Memangnya kamu mau tinggal bersama dengan lelaki yang tidak pernah mencintaimu?”“Pernikahan kita sudah berjalan lima tahun. Dan aku merasa baik-baik saja selama ini. Jadi sepertinya aku akan tetap memilih untuk bersamamu daripada bercerai.”“Apa kamu sud
“Sial!” rutuk Nicholas.“Kenapa?” tanya Amanda melihat ke arah belakang.“Hana mengikuti kita.”Amanda sontak mengencangkan sabuk pengamannya ketika Nicholas menginjak gasnya sangat dalam. Kecepatan mobilnya sudah melebihi kecepatan normal hingga membuat Amanda ketakutan.“Nic! Pelan-pelan, kita mungkin tak akan mati di tangan Hana, tapi kita—““Diam Amanda!” bentak Nicholas.**Di sisi lain Hana tidak ingin kalah dari Nicholas. Dia juga menginjak gasnya sangat dalam melebihi kecepatan normal.Hana sudah mulai berpikir tidak rasional. Jarak mobilnya dengan Nicholas sudah semakin mendekat.“Kalian mau ke mana? Kalian pikir aku akan melepaskan kalian? Kamu adalah penipu, Amanda. Kamu tidak bisa kabur sekarang,” desis
Hana diminta pulang oleh Lilie karena ayah mertuanya sudah sampai di rumah sakit. Terakhir Hana di sana dia belum bisa menemui Nicholas karena keadaannya yang belum stabil.Nicholas belum sadar pasca operasi. Dan yang paling mudah ditebak oleh Hana adalah pasti lelaki itu akan frustrasi dengan keadaan tubuhnya yang baru.Dia harus kehilangan kakinya di usianya yang masih muda karena kecelakaan yang terjadi kemarin malam. Tak hanya itu—dia juga telah kehilangan anaknya yang dikandung oleh Amanda.Entah apa yang akan terjadi pada Nicholas jika dia tahu kalau Amanda koma seperti saat ini. Dokter mengatakan jika keadaan Amanda sangat kritis dan kecil kemungkinan untuk sadar dari komanya.Hana masuk ke dalam rumahnya yang terasa begitu hampa. Ia melihat ke sekelilingnya dan hanya tampak bayangan Nicholas yang samar.Dengan langkah yang ragu, Emma menghampiri majikannya itu yang
Satu minggu setelah kecelakaan itu. Hana baru bisa mengunjungi suaminya di rumah sakit. Nicholas kini sudah sadar setelah melalui masa kritis.Namun yang membuat Hana tidak tega melihat suaminya saat ini adalah dia telah kehilangan kepercayaan dirinya sebagai lelaki. Dia merasa jika dia hanyalah lelaki cacat yang pasti tidak akan ada gunanya.Seperti saat ini ketika Hana masuk ke dalam ruangan lelaki tersebut.Mata Nicholas menatap penuh harap jika yang masuk ke dalam ruangannya adalah Amanda. Namun dia harus menelan rasa kecewanya karena yang datang adalah Hana.“Bagaimana keadaanmu?” tanya Hana. Dia sedih tiap kali melihat kaki Nicholas yang sudah tidak ada lagi.Nicholas melengos, bahkan dia tidak ingin menemui Hana yang masih sah menjadi istrinya itu.“Aku tahu kamu pasti sangat marah padaku,” ucapnya.Nicholas menghela napasnya sangat panjang. Sampai saat ini d