Share

9. Api Cemburu Diana (1)

“Kemarin kalian berdua pergi terpisah dan pulang terpisah?” Rachel dan Calvin sontak menghentikan gerakan makan mereka dan menatap neneknya kebingungan.

“Itu karena kami memiliki jadwal pulang dan pergi yang berbeda nek.” Rachel mencoba menjawab dengan alasan paling logis menurutnya. Memang kemarin Rachel memutuskan untuk berangkat dan pulang terpisah saat bekerja untuk mengurangi rumor-rumor yang beredar di perusahaan nantinya.

“Kalau begitu kalian harus saling menunggu” ujar Carla tenang.

“Tapi Calvin sering lembur nek, aku agak lelah jika harus menunggu Calvin sampai lewat tengah malam.” Rachel mencoba membujuk Carla kembali.

“Kau memiliki Rachel. Bukankah seharusnya kamu akan lebih sering pulang tepat waktu dan menghabiskan waktu bersama?” Calvin melirik Rachel meminta bantuan gadis itu untuk menjawab namun Rachel hanya fokus dengan makannya.

“Nek menurutku–”

“Tidak ada alasan lagi Calvin, mulai hari ini jika nenek tidak melihat kalian berangkat bersama dan pulang bersama, nenek akan menghukum kalian.” Carla meletakkan sendoknya lalu berlalu meninggalkan ruang makan. Calvin menatap Rachel dengan kesal dan gadis itu hanya membalas dengan mengedikkan bahunya. 

Rachel hanya duduk diam sepanjang perjalanan begitu juga dengan Calvin. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Rachel sibuk memikirkan bagaimana dirinya bisa terbebas dari segala rumor memusingkan di kantor jika terlihat selalu bersama dengan sang CEO dan Calvin sibuk memikirkan alasan Rachel terus menghindar pulang dan pergi bersamanya.

“Aku turun di depan sana saja” ujar Rachel. Gadis itu membuka sabuk pengamannya saat mereka akan segera memasuki kawasan perkantoran. Calvin melirik tempat yang ditunjuk oleh Rachel lalu mengernyitkan dahinya. 

“Kamu yakin? Itu bahkan masih berjarak 2 halte lagi dari kantor.” Calvin enggan menghentikan laju mobilnya.

“Itu lebih baik karena tidak akan ada orang kantor yang menyadarinya.”

“Di depan lagi saja, halte yang terakhir.” Rachel mendecak kesal.

“Aku tidak mau membuat rumor.” Calvin memutuskan untuk mengalah saat Rachel mulai berbicara dengan nada kesal. Pria itu menyalakan lampu sein lalu menghentikan mobilnya tidak jauh dari halte. Tanpa basa basi Rachel segera turun dari mobil Calvin.

“Pulang nanti aku tunggu di sini lagi ya. Terima kasih atas tumpangannya.” Rachel mengatakan hal tersebut lalu segera berjalan menjauhi mobil Calvin. 

Di seberang jalan sana Diana meremas gelas kopinya dengan mata memerah. Niat awal wanita itu ingin membeli roti dan kopi untuk sarapan namun matanya tidak sengaja melihat dengan jelas Rachel turun dari mobil Calvin. Api cemburu mulai membakar dirinya. 

“Apa yang menarik dari gadis bernama Rachel itu?” Diana bertanya dengan kesal sebelum kembali masuk ke dalam mobilnya.

~

“Rachel ke ruangan saya.” Rachel yang baru saja tiba kaget dengan panggilan mendadak dari Diana namun dengan cepat ia segera mengikuti wanita itu.

“Permisi bu…” Rachel masuk ruangan Diana dengan hati-hati. Jelas sekali terlihat mood Diana sedang tidak dalam kondisi yang baik. Diana melemparkan sebuah map ke atas meja lalu menyandarkan diirnya sambil menangkupkan kedua tangan di depan wajah.

Rachel mendekat, mengambil map tersebut.

“Apa ada yang salah dengan pekerjaan saya bu?” Rachel bertanya dengan bingung saat Diana mengembalikan konsep pemasaran yang ia selesaikan kemarin. Ia yakin betul semua sudah dikerjakan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan.

“Menurutmu bagaimana?” Rachel memiringkan kepalanya kebingungan. Ia sudah bertanya dengan beberapa seniornya dan semua mengatakan ia sudah mengerjakannya dengan baik.

“Maaf bu tapi saya benar-benar tidak tahu apa yang salah dari pekerjaan saya ini.” Diana menatap Rachel lalu tertawa mengejek.

“Jelas saja kau tidak tahu kau masuk dengan jalur belakang.” Rachel mendelik kaget. Perkataan Diana membuat dirinya sedikit tersinggung.

“Maaf bu, jika ada pekerjaan saya yang salah mohon saya diberi tahu.” Diana masih tertawa mengejek membuat Rachel semakin tersinggung. Jujur gadis itu benar-benar tidak tahu apa yang salah dari pekerjaannya dan ada maksud apa Diana menyindirnya seperti itu.

“Pekerjaanmu sampah, buat ulang sebanyak 5 konsep alternatif dan berikan padaku sebelum besok pagi.” Diana mengatakan dengan ringan tanpa mempedulikan reaksi Rachel. Tidak mau memperpanjang masalah, Rachel segera meninggalkan ruangan Diana dan mulai mengerjakan tugasnya.

Ponsel Rachel bergetar. Sebuah pesan masuk dari Calvin.

[Aku tidak akan lembur hari ini. Kutunggu kamu di tempat tadi kita berpisah.]

Rachel menghela nafas berat terlebih saat menyadari bahwa pekerjaan ia sangat menumpuk. Jemarinya bergerak cepat membalas pesan tersebut.

[Kamu tidak lembur tapi aku yang lembur. Kalau ada masalah dengan kekasihmu segera selesaikan agar ia tidak melampiaskannya padaku.]

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status