Home / Romansa / Istri Pura-Pura Sang CEO / 9. Api Cemburu Diana (1)

Share

9. Api Cemburu Diana (1)

last update Last Updated: 2022-07-22 01:21:42

“Kemarin kalian berdua pergi terpisah dan pulang terpisah?” Rachel dan Calvin sontak menghentikan gerakan makan mereka dan menatap neneknya kebingungan.

“Itu karena kami memiliki jadwal pulang dan pergi yang berbeda nek.” Rachel mencoba menjawab dengan alasan paling logis menurutnya. Memang kemarin Rachel memutuskan untuk berangkat dan pulang terpisah saat bekerja untuk mengurangi rumor-rumor yang beredar di perusahaan nantinya.

“Kalau begitu kalian harus saling menunggu” ujar Carla tenang.

“Tapi Calvin sering lembur nek, aku agak lelah jika harus menunggu Calvin sampai lewat tengah malam.” Rachel mencoba membujuk Carla kembali.

“Kau memiliki Rachel. Bukankah seharusnya kamu akan lebih sering pulang tepat waktu dan menghabiskan waktu bersama?” Calvin melirik Rachel meminta bantuan gadis itu untuk menjawab namun Rachel hanya fokus dengan makannya.

“Nek menurutku–”

“Tidak ada alasan lagi Calvin, mulai hari ini jika nenek tidak melihat kalian berangkat bersama dan pulang bersama, nenek akan menghukum kalian.” Carla meletakkan sendoknya lalu berlalu meninggalkan ruang makan. Calvin menatap Rachel dengan kesal dan gadis itu hanya membalas dengan mengedikkan bahunya. 

Rachel hanya duduk diam sepanjang perjalanan begitu juga dengan Calvin. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Rachel sibuk memikirkan bagaimana dirinya bisa terbebas dari segala rumor memusingkan di kantor jika terlihat selalu bersama dengan sang CEO dan Calvin sibuk memikirkan alasan Rachel terus menghindar pulang dan pergi bersamanya.

“Aku turun di depan sana saja” ujar Rachel. Gadis itu membuka sabuk pengamannya saat mereka akan segera memasuki kawasan perkantoran. Calvin melirik tempat yang ditunjuk oleh Rachel lalu mengernyitkan dahinya. 

“Kamu yakin? Itu bahkan masih berjarak 2 halte lagi dari kantor.” Calvin enggan menghentikan laju mobilnya.

“Itu lebih baik karena tidak akan ada orang kantor yang menyadarinya.”

“Di depan lagi saja, halte yang terakhir.” Rachel mendecak kesal.

“Aku tidak mau membuat rumor.” Calvin memutuskan untuk mengalah saat Rachel mulai berbicara dengan nada kesal. Pria itu menyalakan lampu sein lalu menghentikan mobilnya tidak jauh dari halte. Tanpa basa basi Rachel segera turun dari mobil Calvin.

“Pulang nanti aku tunggu di sini lagi ya. Terima kasih atas tumpangannya.” Rachel mengatakan hal tersebut lalu segera berjalan menjauhi mobil Calvin. 

Di seberang jalan sana Diana meremas gelas kopinya dengan mata memerah. Niat awal wanita itu ingin membeli roti dan kopi untuk sarapan namun matanya tidak sengaja melihat dengan jelas Rachel turun dari mobil Calvin. Api cemburu mulai membakar dirinya. 

“Apa yang menarik dari gadis bernama Rachel itu?” Diana bertanya dengan kesal sebelum kembali masuk ke dalam mobilnya.

~

“Rachel ke ruangan saya.” Rachel yang baru saja tiba kaget dengan panggilan mendadak dari Diana namun dengan cepat ia segera mengikuti wanita itu.

“Permisi bu…” Rachel masuk ruangan Diana dengan hati-hati. Jelas sekali terlihat mood Diana sedang tidak dalam kondisi yang baik. Diana melemparkan sebuah map ke atas meja lalu menyandarkan diirnya sambil menangkupkan kedua tangan di depan wajah.

Rachel mendekat, mengambil map tersebut.

“Apa ada yang salah dengan pekerjaan saya bu?” Rachel bertanya dengan bingung saat Diana mengembalikan konsep pemasaran yang ia selesaikan kemarin. Ia yakin betul semua sudah dikerjakan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan.

“Menurutmu bagaimana?” Rachel memiringkan kepalanya kebingungan. Ia sudah bertanya dengan beberapa seniornya dan semua mengatakan ia sudah mengerjakannya dengan baik.

“Maaf bu tapi saya benar-benar tidak tahu apa yang salah dari pekerjaan saya ini.” Diana menatap Rachel lalu tertawa mengejek.

“Jelas saja kau tidak tahu kau masuk dengan jalur belakang.” Rachel mendelik kaget. Perkataan Diana membuat dirinya sedikit tersinggung.

“Maaf bu, jika ada pekerjaan saya yang salah mohon saya diberi tahu.” Diana masih tertawa mengejek membuat Rachel semakin tersinggung. Jujur gadis itu benar-benar tidak tahu apa yang salah dari pekerjaannya dan ada maksud apa Diana menyindirnya seperti itu.

“Pekerjaanmu sampah, buat ulang sebanyak 5 konsep alternatif dan berikan padaku sebelum besok pagi.” Diana mengatakan dengan ringan tanpa mempedulikan reaksi Rachel. Tidak mau memperpanjang masalah, Rachel segera meninggalkan ruangan Diana dan mulai mengerjakan tugasnya.

Ponsel Rachel bergetar. Sebuah pesan masuk dari Calvin.

[Aku tidak akan lembur hari ini. Kutunggu kamu di tempat tadi kita berpisah.]

Rachel menghela nafas berat terlebih saat menyadari bahwa pekerjaan ia sangat menumpuk. Jemarinya bergerak cepat membalas pesan tersebut.

[Kamu tidak lembur tapi aku yang lembur. Kalau ada masalah dengan kekasihmu segera selesaikan agar ia tidak melampiaskannya padaku.]

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   61. Rose (1)

    "Bagaimana kondisi kakimu hari ini?" Rachel tersentak saat mendengar suara Calvin."Baik, seperti yang kau lihat aku sudah bisa berjalan sendiri." Rachel menunjukkan kakinya pada Calvin. Ia memang sudah bisa beraktivitas dengan normal lagi setelah 2 minggu istirahat dan pemulihan."Bekas lukanya masih ada." Ujar Calvin saat melihat bekas luka jahitan di kaki Rachel yang masih terlihat cukup jelas."Tidak masalah, nanti juga dia akan memudar." Rachel menjawab sekenanya. Sejak membaca pesan singkat dari Rose malam itu, Rachel sudah membuat keputusan. Ia tidak boleh lagi terbuai oleh perhatian dan semua hal romantis yang dilakukan Calvin.Bahkan ia juga sudah mulai menyiapkan diri jika Calvin mulai mengungkit perceraian dengannya."Kau mau kemana?" Calvin mengerutkan dahinya bingung saat menyadari Rachel sudah rapi dengan pakaian semi formal."Kerja, kau pikir apalagi?" Rachel menjawabnya dengan bingung. Ia sudah lama tidak ke kantor apakah pria itu lupa ka

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   60. Rose (1)

    "Apa aku salah kalau perhatian dengan istriku sendiri?""AARRGGHHHHH!!!" Rachel berteriak heboh sambil menjambak rambutnya saat perkataan Calvin kembali terngiang-ngiang di kepalanya.Rachel tidak bisa tidur semalaman memikirkan perkataan Calvin yang berhasil membuat perasaannya kembali goyah. Sampai detik ini juga Rachel masih belum memantapkan hatinya tentang perasaannya pada Calvin.Di satu sisi Rachel merasa dirinya memiliki perasaan untuk pria itu karena perhatian yang selama ini Calvin berikan namun di satu sisi lainnya Rachel merasa semua itu hanyalah sandiwara belaka. Statusnya hanya sebagai istri pura-pura dari seorang Calvin Miguel."Rambutmu kenapa?" Rachel tersnetak kaget saat Calvin tiba-tiba masuk dna memergokinya yang sedang berantakan. Dengan cepat Rachel merapikan rambut menggunakan tangan sebisanya."Ada apa?" Tanya Calvin lagi. Pria itu membuka laci di sebelah ranjang rawat Rachel dan mengambil sebuah sisir.

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   59. Dilema Hati (4)

    Calvin menghela napas saat keluar dari kamar rawat Rachel. Pria itu benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan kali ini.Ia memutuskan untuk menghindar sejenak sambil mencari secangkir kopi untuk menyegarkan dirinya."Calvin" Seorang gadis berambut sebahu menghampirinya. Calvin terdiam.Ia tahu gadis yang kini berdiri di hadapannya adalah Rose. Cinta pertamanya."Sedang apa kau disini?" Tanya Calvin dingin. Gadis itu tampak tidak peduli dan memamerkan senyuman manis."Bukankah seharusnya kau senang melihatku disini?" Rose balik bertanya."Aku tidak ingin melihatmua disini." Calvin berniat untuk berjalan mendahului Rose namun gadis itu menghadangnya."Jangan begitu, aku disini untuk menjenguk istrimu." ujar Rose sabtai sambil melambaikan sebuket bunga yang ua bawa sejak tadi."Rachel tidak butuh dijenguk olehmu. Sebaiknya kau oergi dan jangan buat masalah." Rose tertawa sinis."Kau masih sakit hati dengan penolakkanku? Kalau begitu apaka

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   58. Dilema Hati (3)

    "Kau sudah bangun?" Rachel mengerjapkan matanya kaget saat mendengar suara Calvin begitu ia membuka matanya.Pria itu sedang duduk di kursi kecil tepat di sebelah ranjang rawatnya sambil memangku laptop. Calvin bertanya tanpa mengalihkan perhatian dari layar laptopnya."Kau tidak ke kantor?" Rachel bertanya dengan kebingungan. Gadis itu berusaha untuk bangun dan duduk bersandar.Melihat Rachel yang kesulitan, Calvin dengan sigap membantu gadis itu. "Aku sudah bilang aku akan terus bersamamu sampai kau benar-benar pulih." Calvin menjawab seraya membantu Rachel mengatur posisi.Selesai membantu Rachel, Calvin kembali mengambil laptopnya namun kali ini pria itu meletakkan laptopnya di atas meja.Calvin mulai menata laptopnya bersamaan dengan banyak berkas-berkas yang menumpuk di sekitarnya. Rachel menatap pria itu kebingungan. Calvin tampak sibuk."Kau sepertinya cukup sibuk, apa tidak sebaiknya kau kembali ke kantor?" Tanya Rachel hati-hati takut menyinggung pria itu lagi."Aku tidak s

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   57. Dilema Hati (2)

    "Ceraikan Calvin, aku yang seharusnya ada di posisi ini.""Maksudmu? Siapa kau berani bicara seperti itu?" Rachel bertanya dengan sedikit amarah. Gadis di deoannya begitu santai dan lancar mengatakan hal tersebut seolah itu bukanlah hal yang serius."Posisi Nyonya Miguel milikku. Andai saja waktu itu aku tidak memilih untuk melanjutkan pendidikan ke Canada pasti sekarang aku yang menikah dengan Calvin.""Calvin sudah menikah denganku nona." Rachel tersneyum sinis menbuat gadis di hadapannya menatap tidak suka."Calvin hanya mencintaiku seumur hidupnya, bahkan Diana tidak bisa mendapatkan Calvin setelah semua yang ia lakukan. Sekarang aku sudah kembali, kita lihat saja siapa yang akan Calvin pilih." Gadis itu mengucapkan kata demi kata dengan penuh penekanan. Rachel sedikit terkejut saat gadis itu melemparkan sebuah kertas kecil ke pangkuannya sebelum berbalik pergi."Apa itu?" Tanya Tiara penasaran.Rachel mengambil kertas tersbeut dan membaca isiny

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   56. Dilema Hati (1)

    "Kau gila? Kenapa kau melakukan itu?" Tiara meneriaki Rachel setelah Rachel selesai menceritakan kronologi kejadian yang menyebabkan dirinya sekarang terbaring di ranjang rumah sakit.Hari ini Calvin sudah kembali bekerja setelah Rachel membujuknya dengan berbagai macam cara. Tidak mudah untuk membujuk pria itu namun akhirnya Calvin setuju dengan segudang syarat yang harus Rachel penuhi. Salah satunya adalah harus ada orang yang menjaga Rachel disaat Calvin tidak ada.Kali ini Rachel benar-benar bingung dengan sikap Calvin.Ia sadar dan sangat sadar akan posisinya yang hanya sebagai istri pura-pura dari pria itu lalu apa yang menyebabkan pria itu memperlakukannya dengan penuh perhatian seakan ia benar-benar menjadi istrinya?"Tapi pria itu tau cara berterima kasih juga ya, kudengar ini kamar private untuk keluarga Miguel di rumah sakit ini." "Cara berterima kasih?" Rachel tercengang mendengar perkataan Tiara."Lalu kalau bukan cara pria itu untuk berter

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   55. Kecelakaan

    "RACHEL!!" Seru Calvin saat melihat lampu itu terjatuh tepat di atas kaki istrinya. Calvin tidak mempedulikan sakit di tubuhnya saat terjatuh akibat dorongan Rachel tadi dan segera menghampiri istrinya yang sudah tidak berdaya."Rachel kau bisa mendengarku?" Calvin menepuk-nepuk wajah Rachel. Celana yang ia kenakan basah. Calvin menoleh melihat ke arah kakinya dan mendapati darah dari kaki Rachel sudah mengalir deras.Calvin semakin panik saat Rachel tidak kunjung menjawab."CEPAT TELPON AMBULANCE ISTRIKU TERLUKA PARAH!!" Seru Calvin keras. Beberapa orang yang sudah mengerumuni tubuh Rachel menganga kaget mendengar itu tapi tidak seorangpun berani mengomentari. Situasi sudah terlalu kacau sekarang.Calvin meletakkan kepala Rachel di pangkuannya dan terus menepuk-nepuk pipi gadis itu. Tanpa pria itu sadari air mata mulai menetes. "Ambulance masih membutuhkan waktu 10 menit lagi untuk tiba, jalan di depan macet sekali." Laporan Nicky membuat Calvin mengu

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   54. 100 Tahun Miguel Group (4)

    "Kau diam di situ!"Rachel terkejut mendengar suara yang sanagt dikenalnya. Juan masuk dengan tatapan membunuh."Aku hanya ingin kembali ke acara.""Tidak! Kakak ipar sudah berpesan agar aku memastikan kau tetap disini." Tolak Juan. Rachel hanya bisa menghela napas pasrah. Adiknya keras kepala dan ia sangat tahu hal itu."Kau sudah lebih baik? Mau makan sesuatu?" Juan bertanya seraya mengeluarkan beberapa jenis buah kesukaan Rachel dan meletakkannya di meja makan.Tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di kepala Rachel. Ia menemukan cara agar bisa kembali ke gedung acara. "Kau bawa semua buah itu untukku?" Rachel bertanya sambil tersenyum kecil."Tentu saja. Semua ini kesukaan kakak. Aku tidak tahu kakak akan memilih yang mana jadi aku beli saja semua.""Wah uangmu banyak ya." ujar Rachel sedikit mencibir saat memperhatikan jumlah barang bawaan Juan yang cukup banyak."Aku baru saja gajian dan aku hampir

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   53. 100 Tahun Miguel Group (3)

    "Bagaimana keadaannya?" Calvin bertanya pada Nicky dengan wajah marah. Ia baru saja mendengar berita istrinya tidak sadarkan diri dan sedang dilarikan ke ruamh sakit.Dalam hati, Calvin merutuki sikapnya tadi saat bertemu dengan Rachel. Seandainya ia lebih memperhatikan gadis itu dan lebih bersikeras menyuruhnya untuk istirahat pasti tidak akan ada kejadian seperti ini."Tenangkan dirimu."Nicky mencoba memperingati Calvin dimana mereka berada sekarang.Calvin tidak peduli. Pria itu terus melangkah dengan cepat bahkan hampir berlari. "Aku akan menggantikanmu melihat kondisi Rachel, kau tunggu saja disini, tidak akan baik saat dilihat oleh para petinggi lain." Nicky lagi-lagi berusaha mencegah Calvin untuk pergi.Bukan karena tidak mengerti situasinya, tapi acara ulang tahun ke 100 Miguel Group merupakan acara penting yang sudah disiapkan sejak tahun lalu dan ia hanya tidak mau Calvin dalam posisi sulit karena dituduh telah lalai dalam menjalankan acara.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status