LOGIN"Uang di kartu debit ini adalah bayaran mu semalam. Sekarang kita impas. Selamat tinggal, Tuan Aras!" Wajah Aras langsung menggelap sempurna. "Teresa!" Teriak Aras marah, menembus udara dan menggemparkan seluruh bangunan. 'Apa dia pikir tubuhnya bisa dijual? Beraninya Teresa menggunakan uang untuk menghinanya!' Kedua tangan Aras mengepal sampai buku-buku jarinya memutih. "Teresa, sebaiknya kau berdoa supaya aku tidak menangkapmu!"
View More"Mari kita becerai."
Pria berwibawa tapi angkuh itu menatap wanita mungil di hadapannya tanpa emosi. "Aku yang akan membayar tunjangannya," Katanya acuh tak acuh. "Kalau kau membutuhkan uang, pekerjaan, ataupun dokter untuk ibumu, aku akan menyediakannya." Teresa menahan air matanya mati-matian. Cintanya yang begitu dalam telah menyebakan rasa rendah diri yang luar biasa. Semuanya berawal dari tunangan suaminya yang melarikan diri sehari sebelum pernikahan mereka. Aras Yohan-Pria yang saat ini menjadi suami Teresa. Seorang pria berpengaruh yang memimpin perusahaan raksasa di kota mereka. Saat itu mereka terpaksa mencari pengantin pengganti untuk memenuhi hasrat paparazi dan media yang kelaparan. Dan keluarganya memilih Teresa untuk menjadi pengantin pengganti. Aras percaya bahwa Teresa dengan sukarela menjadi Nyonya Yohan yang terkenal karena uang. Tetapi, satu hal yang dia tidak tahu, bahwa Teresa setuju menikah karena ingin menghabiskan hidupnya untuk mencintai pria itu. Dan pria itu tidak pernah tahu bahwa wanita itu mencintai dirinya. "Aku tidak menikahimu karena uang." Teresa berbisik. Jika ada dua orang asing yang tidak mengenal satu sama lain dan kemudian mereka menikah, alasan apa yang bisa membuat mereka menikah selain uang? begitulah yang Aras percayai selama ini. "Kesabaranku semakin menipis. Kalau tidak ada hal lain yang ingin kau bicarakan, aku akan mengatur jadwal pengacaraku untuk bertemu denganmu dan membawa dokumen perceraian." Pria itu menyesap kopi terakhirnya, sebelum meletakkan cangkirnya di atas meja dan berbalik menuju ke lantai atas. Mata Teresa tertuju pada cangkir kopi itu wajahnya yang pemalu tiba-tiba menjadi penuh dendam. Dalam dua kehidupan dia mencintai Aras, tapi cintanya tidak pernah berbalas. Tapi, kali ini dia akan berubah menjadi Teresa yang bukan seorang budak cinta lagi. Setengah jam kemudian... Di lantai atas. "Suamiku!" Teresa memanggil Aras dengan lemah lembut, berdiri dengan sopan di ambang pintu ruang kerja. Aras yang sedang menatap dokumen di tangannya terkejut mendengar panggilan 'Suamiku' dan spontan dia mendongak, menatap tajam ke arah Teresa. Dari awal pernikahan mereka, Aras sudah melarang Teresa untuk memanggilnya seperti itu. Dan selama ini pula, Teresa selalu mematuhi perintah itu. Aras tidak pernah membayangkan bahwa Teresa akan menjadi senekat itu karena perceraian mereka. "Ada apa?" Jawab Aras ketus. "Aku akan menyetujui perceraian kita." Kata Rose tiba-tiba. "Aku tidak menginginkan uang ataupun rumah. Tapi aku menginginkan seorang anak." lanjutnya, membuat kedua mata Aras membelalak terkejut. "Hhhhh, rupanya kau semakin nekat." Gumam Aras dengan senyum miring. "Kau dan aku? Jangan pernah berharap." Lanjutnya meludah jijik. Teresa tetap diam. Diam-diam dia justru menghitung waktu yang telah berlalu dan dosis yang dia gunakan di dalam kopi tadi seharusnya mulai bekerja. "Sepertinya sebentar lagi." Gumam teresa dalam hati, sedikit gugup. "Lagipula, kita adalah suami istri, jika semua ini akan berakhir, aku rasa aku berhak mendapatkan sesuatu!" Teresa menajamkan pandangannya dan menegakkan punggunya. Sikapnya yang pemalu tiba-tiba menghilang dan berganti penuh percaya diri. Aras mengangkat alisnya. 'Akhirnya... rubah kecil ini menunjukkan kulit domba aslinya.' "Teresa, jangan main-main denganku. Aku jamin tunjangan itu akan memuaskanmu. Kalau kau terlalu rakus, kau justru tidak akan mendapatkan apa-pun." "Ini bukan soal uang." Potong Teresa menegaskan. "Tapi, aku memerlukan sesuatu dari tubuhmu. Sesuatu yang tidak pernah aku dapatkan selama pernikahan kita." "Apa?!" Aras mendelik tanpa sadar, kesabarannya semakin habis. Dan saat itu juga, tubuhnya tiba-tiba memanas. "Teresa, kau! Kau berani memberikan aku obat?" Teriaknya menggelegar marah. Aras seketika mengerti maksud Teresa tadi, dan wajah tampannya yang marah tiba-tiba berubah mencair. Sementara Teresa tetap terlihat tenang, dan tidak mengatakan apapun. Dia tidak mengiyakan atau menyangkal, dia hanya menunggu dengan sabar reaksi tubuh Aras. Kemudian, setelah beberapa saat melihat Aras yang mulai tidak bisa menahan hasratnya, Teresa menyunggingkan senyum tipis dan perlahan melepaskan pakaiannya tanpa menyisakkan sehelai benang pun. Pelan namun pasti, Teresa berjalan ke arah Aras dan bersandar di dekat tubuhnya. Tentu saja Aras ingin menolak, tetapi tidak bisa karena pengaruh obat di tubuhya. "Sialan!" Umpat Aras dalam hati, tidak bisa mengendalikan tubuhnya lagi dan menarik Teresa ke dalam pelukannya. Iblis yang tersegel di dalam tubuhnya berteriak untuk membawanya keluar dari lembah gelap ke puncak langit ke tujuh. Dan akhirnya mereka berbagi malam penuh gairah bersama. ___ "Ugh.." Di tempat tidur, Aras membuka matanya yang kabur. Wajah tampannya memancarkan pesona yang luar biasa. Sekelebat bayangan tadi malam antara diri nya dan Teresa ,terus membanjiri pikirannya sesaat setelah Aras duduk. Aras membuka selimutnya dan melihat beberapa tetes darah berwarna merah mengotori seprei putihnya. Dan harus Aras akui, Teresa semalam begitu memabukkan. Tapi, setelah sadar. Rona kemarahan menyebar di wajahnya. 'Sial! Dia telah di permainkan?' Aras bangun dan beranjak, Kakinya yang ramping dan proporsional menginjak lantai. Saat dia mengenakan jubah mandi, secara tidak sengaja dia menjatuhkan sesuatu dari meja samping tempat tidur ke lantai. Aras membungkuk untuk mengambilnya. Itu adalah kartu debit dan sebuah kertas catatan kecil dengan tulisan yang indah. "Uang di kartu debit ini adalah bayaran mu semalam. Sekarang kita impas. Selamat tinggal, Tuan Aras!" Wajah Aras langsung menggelap sempurna. "Teresa!" Teriak Aras marah, menembus udara dan menggemparkan seluruh bangunan. 'Apa dia pikir tubuhnya bisa dijual? Beraninya Teresa menggunakan uang untuk menghinanya!' Kedua tangan Aras mengepal sampai buku-buku jarinya memutih. "Teresa, sebaiknya kau berdoa supaya aku tidak menangkapmu!" ___ Satu bulan kemudian, di rumah kontrakan yang terpencil di Selatan kota. Teresa justru sedang berbaring santai di atas sofa, sambil menggigit apel di tangannya dan menatap kearah layar televisi. Di layar itu, pembaca berita acara memegang foto hitam putih Teresa dan mengumumkan dengan nada panik. "Nyonya Teresa dari Keluara Yohan melarikan diri beberapa hari lalu. Tidak ada kamera pemantau yang bisa memantau keberadaannya saat ini. Bahkan tidak di temukan tanda-tanda Nyonya Teresa bemalam di hotel manapun di kota. Jika ada yang tahu atau informasi keberadaannya, tolong hubungi nomor di bawah ini. Dan bagi siapapun yang bisa memberitahukan keberadaannya akan di berikan hadiah sebesar satu juta dollar!" Teresa dengan marah melemparkan sisa apel ke arah televisinya. "Aku belum mati!" Kata Teresa marah. "Apa maksud semua ini, Aras? Kenapa kau menggunakan foto hitam putih pemakaman untuk memberitakan orang hilang?" Kesal Teresa tidak habis pikir dengan Aras. Tapi sedetik kemudian Teresa justru tertawa tebahak-bahak. "Jika kau ingin mencoba menangkapku, cobalah lagi di kehidupan yang lain!" Teresa berkata dengan percaya diri sambil membelai wajahnya yang sangat berbeda dari potret pemakaman yang penyiar berita itu pegang. Yang Aras tahu tentang dirinya hanyalah dia adalah anak di luar nikah dan di besarkan di desa pegunungan terpencil. Sepanjang waktu, keluarganya selalu mempelakukannya sebagai gadis yang tidak berguna. Tapi yang dia tidak tahu adalah bahwa Teresa telah hidup di dua kehidupan. Di kehidupan yang sebelumnya, Teresa di kenal sebagai Rose Severe, seorang mahasiswa teladan dan anak gadis tertua dari keluarga Severe, salah satu dari empat keluarga bangsawan di kota Melces. Bukan hanya murid berbakat dari sekolah, tetapi dia juga terlahir dari keluarga kaya dan memiliki berbagai keterampilan yang cocok menjadikannya sebagai ratu di keluarga kaya. Selain itu, dia memiliki keahlian merias wajah dari kehidupan sebelumnya yang sangat sempurna, yang menjadikannya bisa menyamar sebagai siapa saja. Itu juga yang dia lakukan sebelum meninggalkan kediaman Aras, dia melakukan penyamaran dengan hati-hati menghindari semua kamera pegintai di sekitar kediaman keluarga Yohan. Kenapa harus membuat Aras mudah untuk menemukannya? ***Aras mengabaikan suara penyesalan Teresa, mendorong Teresa dengan kasar ke bawah meja. melepas dasi birunya dan mengikat tangannya ke kaki meja. kemudian mengambil kain lap dan memasukkannya ke dalam mulut Teresa. Yang bisa di lakukan Teresa hanyalah terus menyerang Aras dengan kedua kakinya yang tidak di ikat. Sayangnya semua itu sia-sia. Melihat Teresa tergeletak tak berdaya Aras merasakan kepuasaan sesaat. Dia mengeluarkan ponselnya dan sengaja menghubungi anak laki-lakinya. Teresa yang di bawah dengan rambut berantakan, pakaian sobek dan kaki yang di penuhi memar menatap Aras marah. Jeritanya yang tak terdengar sebenarnya adalah serangkaian kata-kata kotor yang di tunjukkan untuk Aras. Dia mengutuk bahwa Aras akan tertabrak mobil jika di jalan, dia akan di telan tsunami jika pergi ke laut dan mengalami tornado jika naik ke pesawat. "Ayah!" Teresa terdiam mendengar suara anak laki-laki dari ponsel Aras. Aras memandang teresa dengan jijik. Kemejanya menjadi longgar setel
"Menggigit? Tentu saja, aku tidak sudi menempelkan anggota tubuhku pada sesuatu yang kotor seperti dirimu!" Kata Aras menaikkan alisnya, memandang Teresa arogan. "Teresa, jadi bagaimana kau akan membayar apa yang telah kau lakukan padaku lima tahun lalu?" Tanya Aras lagi sinis. Ingatan lima tahun kembali terbayang pada Teresa, dia menggunakan sedikit obat dan membuat Aras... "A.. aku akan menebusnya!" Teresa mencoba berkilah. "Bagaimana kalau aku membayarmu sepuluh kali lipat dan membuatmu tidur dengan sembarang laki-laki?" Aras mencengkram dagu Teresa. ada kilatan amarah dan kekesalan pada Aras. dia terlihat seperti singa yang haus, dan siap menerkam musuhnya kapan saja. "Apa yang kamu inginkan?" Tanya Teresa waspada. Aras mengabaikannya, tanganya bergerak ke arah leher Teresa dan menarik pakaian nyentrik Teresa dengan sekuat tenaga, hingga terdengar sobekan kain. "Teresa, apa kamu ingat bagaimana kamu memperlakukanku saat itu? Hari ini aku akan membalas dua kali lipat dari ap
Pusat Medis Zenith... Aras pergi ke ruang pemeriksaan. Ketika dia masuk salah satu petugas rumah sakit langsung menyambut dan memberikan laporan. "Tuan Aras, data pasien sudah di masukan ke dalam system kita dua puluh menit lalu. Kami telah melakukan sesuai perintah Anda dan meletakkan alat pengintai. Tapi, wanita itu tampak sangat berbeda dari foto yang anda berikan kepada kami." Lapornya sedikit ragu pada Aras. Petugas itu langsung memutar video dari kamera pengintai. Mata Aras terpaku pada monitor. Wanita yang muncul di monitor berpakaian ala model punk muncul di layar. Aras mengerutkan keningnya dan memperhatikan wanita berambut gimbal bibir di olesi lipstik merah tua dan ceruk mata seperti kucing. Aras meringis geli. "Perbesar!" Teriak Aras. Wajah Teresa di perbesar di layar dan menghasilkan gambar berdefinisi tinggi yang jelas menampakkan wajah Teresa. Dia masih terlihat sama... Aras menyipitkan matanya, meskipun Teresa berdandan nyeleneh, tapi tetap saja dia tidak bisa me
Setengah jam berlalu.. Mobil yang di tumpangi Aras dan Stefani berhenti di dekat pintu masuk Pemakaman Golden hils. Lewat kaca, Stefani membaca tiga kalimat yang terpampang besar, Pemakaman Golden Hils. Seketika wajahnya memucat. Satu-satunya alasan dia pulang adalah, untuk mengunjungi neneknya yang sakit. Hanya karena nenek. "Apa nenek ada di sini?" Tanya Stefani terengah-engah. "Teresa yang ada di sini." Ujar Aras acuh tak acuh. "Teresa? Teresa di makamkan di sini?" Stefani menghela napas lega, untung bukan neneknya. "Apa ini Remembrance Day? Atau All Saints Day? Kenapa kita di sini?' (Remembrance Day atau All Saints Day adalah hari untuk berkunjung ke makam keluarga, tentara dan orang-orang suci di negara eropa.) "Aaaa... kamu masih memiliki perasaan untuk Teresa, aku tahu itu! Maksudku, apa lagi yang bisa menjelaskan kelahiran Archie kalau bukan itu?" Teriak Stefani kegirangan. Aras sudah mengambil langkah panjang masuk kedalam pemakaman. Mendengar kalimat Stefani di
"Permisi."Aras berbicara ketika Teresa sedang memanggil taksi. suaranya yang berat dan lembut, seolah-olah bisa meledakkan hati Teresa.Teresa agak panik kemudian menggeret kopernya menyingkir, karena sadar mereka bertiga ternyata menghalangi jalan Aras. Mereka berdiri di depan sebuah mobil Rolls Royce dengan logo Emily milik pria itu. "Kau pasti dalam kesulitan sehingga harus membalut diri mu seperti itu. Tapi kenapa kau memaksa anak-anak mu untuk memakai kacamata hitam? Bukankah itu akan membahayakan mereka? Apa kau tidak khawatir mereka akan jatuh karena tersandung?" Sinis wanita yang bersama Aras.Teresa merasa mual. 'Aku tidak harus berpakaian seperti ini, kalau tidak untuk menghindari kotoran seperti kalian.' umpat Teresa dalam hati.Namun, kata-kata itu justru membuat Alice marah. Dalam kamusnya Maminya selalu benar.Siapapun yang berbicara buruk tentang Maminya, akan mengubah Alice dari seorang anak malaikat menjadi iblis kecil.Bruk!Alice langsung menabrakan dirinya ke wan
satu tahun kemudian...Teresa sudah melahirkan tiga bayi lucu di rumah sewaannya. Dia terpana melihat bayi-bayi imutnya di tempat tidurnya, dua laki-laki dan satu perempuan. Satu tahun ke belakang, pencarian akan dirinya tidak pernah di hentikan.Pria bergengsi tinggi dan bermartabat seperti Aras Yohan tidak akan pernah melepaskan dendamnya setelah di permainkan untuk pertama kali dalam hidupnya. Apalagi yang melakukannya adalah Teresa orang yang selama in begitu patuh padanya.Bisa di pastikan, jika Teresa di tangkap olehnya itu akan menjadi akhir dari segalanya. Teresa ragu balas dendam pria itu akan berakhir bahkan jika ia melemparkan Teresa ke laut dan memberinya makan pada hiu-hiu kelaparan.Apalagi sekarang dia memiliki tiga bayi yang harus dia jaga dan mustahil baginya untuk bersembunyi.Teresa berpikir untuk waktu yang lama dan berubah pikiran. Dia bersedia untuk menahan rasa sakit karena berpisah dengan salah satu cintanya agar bisa menjalani sisa hidupnya dengan damai. "M
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments